Cegah Pembajakan, La Liga Punya 12 Peretas dan Kerja Bareng Facebook - Google

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 15 Mar 2018, 14:43 WIB
Presiden La Liga, Javier Tebas, di Hotel Shangri-La, Singapura, Rabu (14/3/2018). Tebas membebarkan strategi La Liga menghadapi pembajakan konten. (SportelAsia)

 

Laporan Jurnalis Bola.com, Nurfahmi Budiarto dan Rizki Hidayat, dari Singapura Satu di antara isu besar yang terjadi di dunia sepak bola adalah pembajakan terhadap siaran langsung. Tindakan ilegal tersebut biasanya melalui platform video serta media sosial. La Liga mengaku sedang berperang dengan kondisi itu.

Presiden La Liga, Javier Tebas tak menampik masalah pembajakan menjadi satu di antara prioritas yang bakal diselesaikan pada musim ini. Ia mengungkapkan, La Liga punya 12 hacker atau peratas, plus bekerja sama dengan dua platform besar, yakni Facebook dan Google.

Advertisement

"Kami mengalokasikan energi yang luar biasa guna memerangi pembajakan terhadap siaran sepak bola La Liga. Jika kami berhasil, setidaknya memberi benefit luar biasa bagi iklim bisnis dan hak siar," ungkap Tebas.

La Liga menyebutkan, ada dua strategi digital yang sedang berjalan terkait program anti-pembajakan. La Liga membentuk tim guna mencegah pembajakan via online, dan pembajakan terhadap alat penerima atau decoder televisi kabel.

Guna merealisasikan program berat tersebut, La Liga menggunakan 12 peretas yang bekerja 24 jam agar memastiikan tak ada kebocoran saat hari pertandingan. Selain itu, La Liga sedang mengembangkan tools khusus yang bisa mencari pelanggaran di media sosial dan platform digital yang lain.

Secara khusus, La Liga sudah 'mengikat' dua raksasa, Facebook dan Google, dalam program anti-pembajakan tersebut. Kini, setiap kali tim La Liga menemukan siaran langsung atau pelanggaran digital via Facebook, bisa secara otomatis memutus tayangan tersebut.

Facebook aka menindaklanjuti dengan memutus tayangan ilegal tersebut. Jika sang pelaku tetap menyiarkan, Facebook akan menutup akun tersebut. Perjanjian tersebut juga dilakukan dengan Twitter.

Selain itu, La Liga melakukan perang terhadap pembajakan yang berada di ranah web dan platform vidio YouTube. Mereka bekerja sama dengan Google. Tak berhenti di situ, La Liga juga berperang menghadapi pembajakan via penyedia aplikasi, yakni iOS dan Android.

La Liga melakukan langkah strategis lain dengan menggande operator televisi, sehingga semakin memermudah pengawasan terkait konten ilegal. La Liga menggander SuperSport di Afrika, Sky di Inggris dan sebuah perusahaan di Belgia.

"Titik konsentrasi La Liga adalah menghilangkan ragam konten ilegal yang bisa merugikan klien dan fans di ranah dunia maya," tegas Javier Tebas.

 

Berita Terkait