MotoGP: Bukan Teknik Membalap, Ini Kunci Juara Menurut Legenda

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2018, 21:04 WIB
Marc Marquez (kanan) sempat memimpin MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang, Minggu (29/10/2017). Dia mengakhiri balapan di posisi empat. (AFP/Manan Vatsyayana)

Losail - MotoGP 2018 akan digelar akhir pekan ini. Legenda MotoGP, Giacomo Agostini punya prediksinya sendiri pada persaingan musim ini.

Legenda balap asal Italia yang berhasil mengoleksi 15 gelar juara dunia itu menjelaskan bahwa semua pembalap yang tergabung di kelas utama berada pada level yang sama. Ini berkaitan dengan perangkat elektronik yang menempel pada motor tunggangannya.

Advertisement

Sejak perangkat elektronik diperkenalkan, pembalap MotoGP terkesan dimanjakan. Mereka sudah tak lagi memerdulikan teknik balap yang seharusnya menjadi kekuatan di setiap lintasan.

"Teknologi dan elektronik telah memungkinkan setiap pembalap mencapai level yang sama. Hanya satu detail kecil, seperti ban misalnya. Jika ada pembalap yang sukses memperhitungkan ban dengan baik, maka dialah yang bakal menang," ujar Agostini seperti dikutip dari GPOne.

"Ini berarti motor sangat diperhitungkan, karena jika ada settingan yang kurang, maka pembalap tidak bisa membuat perbedaan seperti dulu. Saya pikir itu semua menjadi terlalu canggih," Agostini menambahkan.

 

2 dari 2 halaman

Soal Motor Listrik

Pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, saat beraksi pada balapan MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang, Minggu (29/10/2017). Dovizioso finis pertama dengan catatan waktu 44 menit 51,497 detik. (AFP/Manan Vatsyayana)

Di bagian lain, Agostini dihadapkan dengan sebuah pernyataan mengenai rencana Dorna Sports menggelar balapan listrik pada tahun depan. Dalam kesempatan itu dia enggan mengomentarinya lantaran ia terlahir sebagai seorang pembalap yang terbiasa menggunakan bahan bakar.

"Sejujurnya saya lebih memilih untuk tidak membicarakannya. Saya terlahir dengan mesin pembakaran, dan menyukai suara mesinnya," ujarnya.

"Ferrari pun memiliki pendapat serupa saat ditanya dalam sebuah wawancara bertahun-tahun yang lalu. Generasi baru akan tiba yang tidak akan pernah mendengar suaranya, tapi tidak apa-apa."

(David Permana)

Sumber: www.liputan6.com