Bola.com, Jakarta - Dari musim ke musim suara sumbang menyoal kinerja wasit selalu mencuat di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air. Di pentas Liga 1 2018, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) sampai merasa perlu mendatangkan pengadil asing mengikuti keinginan klub-klub kontestan yang menilai wasit lokal tidak independen.
Pada kenyataannya kinerja wasit impor tak juga memuaskan. Protes-protes tetap bermunculan. Kasus walk-out Persib Bandung saat berduel melawan Persija Jakarta di Stadion Manahan, Solo, jadi noda hitam perhelatan kompetisi. Shaun Evans, wasit asal Australia saat itu dituding kubu Maung Bandung terlalu memihak Macan Kemayoran.
Baca Juga
Musim ini PT LIB memutuskan tidak menggunakan tenaga wasit asing sama sekali. Hal tersebut melegakan, Thouriq Alkatiri, wasit elite AFC dan FIFAasal Indonesia.
"Mental kami para wasit lokal sempat terpuruk saat pengelola kompetisi mendatangkan wasit asing. Kualitas kami tidak kalah dibanding mereka, namun entah kenapa kami selalu dijadikan kambing hitam," ujar Thouriq saat dijumpai Bola.com di sela-sela acara launching Liga 1 di Studio 5 Indosiar, Jakarta, Senin (19/3/2018).
"Nyatanya kinerja wasit asing juga sama saja. Mereka juga melakukan blunder. Hal itu menunjukkan kalau sejatinya wasit adalah manusia biasa. Mereka bisa salah, bukan karena kesengajaan," tambahnya.
Thoriq mewakili rekan-rekannya berjanji akan memperbaiki kinerja, sehingga pertandingan-pertandingan Liga 1 2018 berjalan mulus tanpa kontroversi. "Kami juga butuh dukungan dari pelaku sepak bola Indonesia dan juga masyarakat. Mereka juga harus fair dalam melihat sebuah keputusan yang dibuat wasit," ujar Thoriq.
Sebanyak 45 wasit utama dan 65 asisten wasit telah menjalani refreshing. Mereka mendapat pembekalan laws of the games FIFA terbaru dari PT LIB. "Kami para wasit berkomitmen bekerja maksimal saat memimpin pertandingan, sehingga mutu pertandingan Liga 1 2018 meningkat dari musim sebelumnya," ucap Thoriq yang matang jam terbang memimpin pertandingan krusial kompetisi kasta tertinggi.