Bola.com, Jakarta - Bhayangkara FC yang berstatus sebagai juara bertahan Liga 1 bakal menghadapi tantangan berat dalam perburuan gelar juara musim ini. Bola.com menilai sekurangnya ada tujuh klub yang punya peluang jadi kampiun di Liga 1 2018.
Bhayangkara FC tak masuk hitungan sebagai kandidat juara. Kepergian sejumlah pemain bintang membuat kestabilan permainan tim berjuluk The Guardians agak terganggu.
Tanpa Ilija Spasojevic, Ilham Udin, Evan Dimas, Firman Utina, Otavio Dutra, sulit bagi tim asuhan Simon McMenemy untuk bisa mengulangi cerita sukses musim 2017.
Baca Juga
Simon kudu kerja ekstra keras buat menemukan formula taktik baru memaksimalkan pilar-pilar gres yang ada di tim.
Hasil negatif yang ditunjukkan Bhayangkara FC di turnamen pramusim jadi gambaran begitu sulitnya klub yang akan bermarkas di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, musim ini buat jadi tim terbaik.
Bola.com menempatkan tujuh klub dalam barisan kandidat juara Liga 1 2018. Mereka antara lain: Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Bali United, PSM Makassar, Madura United, Arema FC, dan Persib Bandung.
Cukup banyak? Ya, perimbangan kekuatan di antara klub-klub kontestan kompetisi kasta tertinggi jadi alasan kami memunculkan banyak kandidat juara.
"Kompetisi musim ini berat, kualitas tim-tim amat merata. Kami harus kerja ekstra keras jika ingin sukses," ujar Kim Kurniawan, pilar Persib.
"Kesuksesan kami di Piala Presiden tidak jadi jaminan saat mengarungi kompetisi kompetisi sebenarnya. Persija menghadapi banyak lawan yang tangguh," timpal Marko Simic, predator Persija.
Simak ulasan di bawah ini, untuk mengetahui alasan Bola.com memunculkan tujuh klub di atas sebagai unggulan jawara musim ini.
Persija Jakarta
Gelar juara Piala Presiden 2018 menjadi penegas kebangkitan Persija. Klub pengoleksi gelar terbanyak kasta elite, 10 trofi (sembilan di era perserikatan), beberapa musim terakhir ini performanya terpuruk.
Krisis pendanaan berkepanjangan membuat Tim Macan Kemayoran seperti kehilangan taji sebagai klub besar. Namun, cerita sedih itu sudah berlalu. Masuknya pengusaha gila bola, Gede Widiade, di jajaran manajemen Persija merubah keadaan.
Dengan visi bisnis yang oke Persija perlahan lepas dari jerat krisis finansial. Seperti klub elite lainnya, kini tim ibu kota dengan leluasa belanja pemain bintang kelas satu.
Di Liga 1 2017 Persija sukses menerobos empat besar. Sinyal kebangkitan mulai terlihat seiring pencapaian ini. Mereka ditunjuk PSSI mewakili Indonesia di ajang Piala AFC 2018.
Target juara Liga 1 2018 dipatok Gede sejak jauh-jauh hari. Keseriusan ditunjukkan dengan agresivitas klub di bursa transfer pemain. Persija jadi salah satu tim yang paling agresif melakukan belanja pemain.
Riko Simanjuntak, Asri Akbar, Arthur Bonai, Marko Kabiay, Valentino Telaubun, Jaimerson da Silva (Brasil), Addison Alves (Brasil), dan Marko Simic (Kroasia), merupakan deretan pemain baru Persija.
Nama terakhir yang disebut belakangan tengah naik daun. Marko Simic jadi salah satu pembelian cerdas pelatih Stefano "Teco" Cugurra. Pemain yang musim lalu bermain di Melaka United itu amat haus gol. Ia cepat beradaptasi dengan timnya.
Tak hanya mengantarkan Persija jadi kampiun Piala Presiden 2018, Simic mencatatkan diri sebagai top scorer dengan torehan 11 gol.
Selain sukses menjadi juara di Piala Presiden, Persija juga jadi yang terbaik di turnamen pramusim internasional, Boost Sportsfix Super Cup. Di turnamen ini mereka bersaing dengan Kelantan FA (Malaysia) dan Ratchaburi FC (Thailand).
Teco terlihat tahu benar bagaimana meracik strategi yang pas menyesuaikan komposisi pemain yang ia miliki. Mentor asal Brasil itu terlihat tidak termakan nama besar pemain. Ia mendatangkan pilar-pilar baru menyesuaikan kebutuhan Macan Kemayoran.
Tak salah rasanya menempatkan Persija sebagai salah satu kandidat juara Liga 1 2018. Mereka punya modal bagus untuk jadi jawara.
Hal yang bisa mengandaskan ambisi Persija adalah kemungkinan mereka menjadi tim musafir tidak bisa bermain di Jakarta. Tak mudah bagi sebuah tim bermain di luar kandang aslinya.
Di sisi lain, fokus Persija juga terbagi dengan Piala AFC 2018. Jika Teco tidak cerdik melakukan rotasi pemain, Persija malah bisa terpuruk di akhir musim nanti.
Sriwijaya FC
Sriwijaya FC mendatangkan sosok pelatih langganan juara, Rahmad Darmawan. Arsitek yang musim lalu menukangi klub Malaysia, T-Team, itu adalah simbol sukses Laskar Wong Kito.
RD banjir gelar di Sriwijaya FC. Di tangannya, klub milik Pemprov Sumsel itu jadi juara Liga Indonesia edisi 2007-2008 serta Piala Indonesia edisi 2008, 2009, 2010.
Tangan dingin Rahmad Darmawan mulai nampak saat Sriwijaya FC menjadi juara turnamen pramusim Piala Gubernur Kaltim 2018. Dibekali dana berlimpah nakhoda asal Lampung itu dengan leluasa merombak skuat Laskar Wong Kito.
Menyongsong musim 2018 Sriwijaya FC memiliki skuat yang mentereng.
Novan Sasongko, Hamka Hamzah, Adam Alis, Patrich Wanggai, Zulfiandi, Alfin Tuasalamony, Syahrian Abimanyu, Samuel Christianson, Mahamadou N'Diaye, Makan Konate, Esteban Vizcarra, adalah deretan pemain baru Sriwijaya FC. Mayoritas di antara mereka berstatus bintang kelas satu.
Tak mudah menyatukan pemain-pemain bintang dengan ego tinggi dalam suatu tim. Di sinilah letak kehebatan RD.
Pelatih yang mengantar Timnas Indonesia U-23 menjadi runner-up SEA Games 2011 dan 2013 itu dikenal sebagai sosok yang jago menjaga stabilitas psikologis anak-asuhnya.
Di klub-klub sebelumnya layaknya Persipura Jayapura, Persija Jakarta, Arema FC, dan Persebaya Surabaya ISL, Rahmad doyan mengumpulkan pemain-pemain terbaik.
Dengan modal kedalaman skuat, Sriwijaya FC terlihat bisa survive mengarungi jadwal padat turnamen pramusim Piala Presiden dan Piala Gubernur Kaltim. Menurut RD jadi salah satu kunci untuk memenangi gelar juara kompetisi kasta tertinggi.
"Jadwal pertandingan Liga 1 amat menguras tenaga. Sistem rotasi yang cerdik mutlak dilakukan untuk menjaga kestabilan penampilan di sepanjang musim," ujar Rahmad Darmawan.
Bali United
Semenjak dikelola oleh duo pengusaha yang bersaudara kandung, Pieter-Yabes Tanuri, Putra Samarinda yang kini berganti nama Bali United jadi klub yang disegani di persaingan elite kompetisi Tanah Air.
Guna mengerek performa Bali United di peredaran elite, Tanuri bersaudara membangun Bali United menjadi The Dream Team. Cara ini sukses musim lalu.
Bali United melesat menjadi runner-up Liga 1 2017. Jika kasus penggunaan pemain ilegal dalam laga Mitra Kukar Vs Bhayangkara FC di akhir musim tidak mencuat, Serdadu Tridatu punya kans besar jadi juara.
Menghadapi Liga 1 2018 Bali United tidak banyak melakukan perubahan komposisi skuat.
Mereka hanya memboyong figur-figur macam: Milos Krkotic (Montenegro), Demerson (Brasil), Ilija Spasojevic, Feby Eka Putra, Hanis Saghara Putra, dan Sutanto Tan. Skuat awal Bali United sudah kinclong sebelumnya.
Serdadu Tridatu punya pemain-pemain berkelas seperti, Stefano Lilipaly, Irfan Bachdim, Ahn Byung-keon (Korea Selatan), Yabes Roni, Faddil Sausu, Nick van der Velden (Belanda), Taufiq, I Gede Sukadana, serta Dias Angga.
Tugas Widodo Cahyono Putro tinggal bagaimana menyatukan potensi-potensi terbaik tersebut. Namun konsentrasi Bali United terbelah. Selain berlaga di Liga 1, mereka juga bermain di pentas Piala AFC.
Akan tetapi jika melihat perimbangan kualitas skuat inti dan pelapis, tak sulit rasanya bagi Widodo menjaga keseimbangan permainan Serdadu Tridatu.
PSM Makassar
Dibanding klub papan atas lainnya, PSM Makassar cenderung adem ayem melakukan persiapan jelang Liga 1 2018. Robert Rene Alberts, pelatih Tim Juku Eja secara terang-terangan berujar meminta anak-asuhnya tidak tampil mati-matian di ajang pramusim.
Pelatih asal Belanda itu ingin PSM fokus pada diri sendiri. Robert menilai turnamen sekelas Piala Presiden tidak memiliki nilai prestise. Nakhoda yang pernah sukses mempersembahkan gelar juara Indonesia Super League 2009-2010 bersama Arema itu memancang target wajib juara di Liga 1 2018.
Untuk itu PSM lebih memilih habis-habisan di pentas kompetisi dibanding ngotot di turnamen pramusim. PSM tidak ingin kehabisan bensin.
Publik sepak bola Makassar amat merindukan gelar juara kompetisi. PSM terakhir kali jadi yang terbaik pada musim 2000. Penantian panjang 18 tahun harus dituntaskan di Liga 1 2018.
PSM kehilangan sejumlah pemain kunci macam Titus Bonai, Ferdinand Sinaga, dan Hamka Hamzah, musim ini. Namun, Robert tidak merasa risau. Sang mentor sudah punya pengganti mereka dengan kualitas sepadan.
PSM mendatangkan tak terlalu banyak pemain baru. Guy Junior, Hasyim Kipuw, Abdul Rahman dan Bruce Djite (Australia) didatangkan ke Makassar hanya untuk menutupi lubang yang ditinggalkan pemain-pemain berpengaruh.
Robert amat yakin dengan kualitas pemain-pemain yang dimiliki. PSM diharap cukup kompetitif meramaikan perburuan trofi di Liga 1 2018.
Pemain-pemain lawas layaknya: Rizky Pellu, Asnawi Mangkualam, Zulham Zamrun, Rasyid Bakri, Marc Klok (Belanda), Wiljan Pluim (Belanda), dinilai bakal bisa mendongkrak prestasi Tim Ayam Jantan dari Timur.
PSM layak masuk jajaran tim unggulan. Hanya catatannya, kualitas pemain utama dengan cadangan agak jomplang. PSM punya banyak pemain muda bagus, namun belum matang jam terbang. Mereka diragukan bisa punya rapor stabil saat menggantikan para seniornya.
Arema FC, Persib Bandung, Madura United
Bola.com menempatkan Arema FC, Persib Bandung, serta Madura United di deretan bawah calon juara Liga 1 2018.
Arema dan Persib berstatus tim elite. Keduanya pelanggan papan atas kasta elite. Namun, musim lalu prestasi mereka merosot tajam.
Tim Singo Edan menduduki posisi sembilan klasemen akhir Liga 1 2017. Sementara itu, Tim Maung Bandung lebih parah lagi. Persib tercecer di posisi ke-13.
Meski mengalami periode buruk tahun lalu, kedua klub tidak terlihat jor-joran di bursa transfer awal musim ini.
Kondisi keuangan yang tidak longgar membuat manajemen Arema tak leluasa melakukan belanja pemain. Mereka bahkan melepas pemain-pemain top bergaji besar layaknya, Cristian Gonzales, Beny Wahyudi (Madura United), serta Achmad Bustomi (Mitra Kukar).
Sebagai gantinya Arema banyak menggunakan pemain-pemain darah muda.
Yang unik justru Persib. Bemodal dana taktis besar, Tim Maung Bandung justru tak mendatangkan bintang-bintang berbanderol wah, seperti yang sering lakukan selama ini. Mereka justru melepas Michael Essien yang musim lalu datang dan menghebohkan kompetisi Indonesia.
Walau begitu jangan remehkan Arema dan Persib. Keduanya punya mentalitas juara saat mengarungi persaingan keras kompetisi.
Persib musim ini ditukangi Mario Gomez, yang sukses mengantarkan klub Malaysia, Johor Darul Ta'zim jadi kampiun Piala AFC 2015. JDT di tangan pelatih asal Malaysia itu merajai kompetisi Malaysia beberapa tahun terakhir.
Di sisi lain, Arema punya banyak pemain muda berkelas penuh semangat. Ingat, pada musim 2009-2010 Tim Singo Edan jadi juara ISL dengan bermodal young guns.
Menarik memperhatikan pergerakan Madura United. Klub satu ini terhitung pendatang baru di dunia sepak bola Tanah Air, namun di waktu yang singkat mereka bisa menjadi kuda hitam menakutkan di persaingan atas kompetisi kita.
Hal ini tak lepas dari keberanian pemilik klub Achsanul Qosasi mengguyur uang besar untuk mendatangkan pemain-pemain top.
Menatap musim 2018 skuat Madura United dibanjiri pemain-pemain berkelas. Beny Wahyudi, Cristian Gonzales, Zah Rahan Krangar, OK John, Raphael Maitimo dan Satria Tama, membuat Laskar Sapeh Kerab makin kompetitif.
Klub ini ditukangi pelatih dengan etos kerja keras, Milomir Seslija. Hanya memang Madura United belum punya tradisi sukses. Ini akan jadi sandungan bagi mereka. Karena kalau bicara kompetisi kasta tertinggi, kunci sukses tidak hanya menyangkut kekuatan teknik, tapi juga mental plus kematangan.