Lorenzo: Hukuman Berat Bisa Mengubah Gaya Balap Marquez

oleh Muhammad Wirawan Kusuma diperbarui 17 Apr 2018, 01:30 WIB
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, bersama pebalap Ducati, Jorge Lorenzo, merayakan kemenangan pada GP Aragon di Sirkuit Motorland, Alcaniz, Minggu (24/9/2017). Marquez berhasil finis tercepat dengan waktu 42 menit 6,819 detik. (AFP/Jose Jordan)

Bola.com, Bologna - Pembalap Ducati Corse, Jorge Lorenzo, menilai cara ampuh untuk menghentikan keagresifan Marc Marquez adalah dengan menjatuhkan hukuman berat. Lorenzo mengatakan cara itulah yang membuatnya mengubah gaya balap yang ugal-ugalan.

Advertisement

Opini ini disampaikan X Fuera menyusul insiden senggolan kontroversial antara Marquez dan Valentino Rossi di Argentina, sepekan yang lalu, di mana Rossi terjatuh dan Marquez dihukum penalti 30 detik. Lorenzo, yang pernah melakukan aksi serupa, yakin ini hukuman yang terlalu lembek.

Rider Spanyol ini pun mengaku teringat pada peristiwa di Sirkuit Motegi, Jepang pada 2005. Saat itu dia bertarung dengan Dani Pedrosa dan Alex de Angelis. Dalam kesempatan menyalip, Lorenzo justru membuat de Angelis terjatuh. Setelah gagal finis, Lorenzo pun dijatuhi larangan membalap satu seri, yakni di Sepang, Malaysia.

"Hal macam ini (insiden Marquez vs Rossi) bisa dihindari bila ada hukuman yang lebih berat. Pada tahun pertama saya di GP250, yakni pada 2005, saya juga rider 'kamikaze'. Saya sangat agresif dan saat melihat ada ruang terbuka, saya selalu ingin masuk," ujar Lorenzo seperti yang dilansir Motorsport Total.

"Saat itu saya memperebutkan posisi kedua dengan Dani dan Alex. Saya ingin finis kedua, apa pun yang terjadi. Saya menyenggol Dani di salah satu tikungan, di tikungan berikutnya saya mencoba menyalip keduanya, dan akhirnya Alex terjatuh karena saya," lanjutnya.

Lima kali juara dunia ini pun mengaku bahwa peristiwa dan hukuman itu membuatnya merasa harus mengubah gaya berkendara dan metode balapnya demi merebut hasil baik. Sejak itu pula, Lorenzo dikenal sebagai rider dengan gaya balap yang lebih halus.

"Marc Marquez merupakan rider hebat, telah meraih empat gelar dunia di lima tahun terakhir, dan jelas tak ada pembalap yang mau mengakhiri balapan seperti itu. Sama halnya seperti pesepakbola yang dapat kartu merah," pungkasnya.

Sumber: Bola.net