Final IBL: Satria Muda dan Pelita Jaya Dukung Penggunaan Wasit Asing

oleh Thomas diperbarui 17 Apr 2018, 20:54 WIB
Perwakilan Pelita Jaya Jakarta dan Satria Muda Pertamina Jakarta berpose bersama dalam jumpa pers jelang final IBL Pertalite 2018 di Jakarta, Selasa (17/4/2018). (Liputan6.com/Thomas)

Jakarta Kompetisi bola basket tertinggi di Indonesia, IBL Pertalite 2018 akan menghadirkan sesuatu yang berbeda di laga puncak. Wasit asing akan memimpin pertemuan juara bertahan Pelita Jaya Jakarta melawan Satria Muda Pertamina Jakarta.

Laga final IBL yang digelar 19, 21, dan 22 April ini bakal dipimpin wasit asal Filipina. Wasit asing yang dipakai hanya satu, yaitu wasit utama yang akan didampingi dua wasit lokal.

Advertisement

Penggunaan wasit asing di final IBL 2017-2018 ini terjadi di tengah sorotan terhadap kinerja pengadil di lapangan saat semifinal. Stapac Jakarta merasa dirugikan oleh keputusan wasit saat disingkirkan Pelita Jaya.

"Pemakaian wasit asing sebenarnya sudah kami siapkan dari awal. Kami rencana pakai wasit asing unttuk final, jadi bukan karena kejadian baru-baru ini," kata direktur utama IBL Hasan Gozali kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/4/2018).

"Besok wasit asingnya sudah tiba di Jakarta. Akan kami komunikasikan dengan komisi wasit Perbasi guna menyamakan persepsi soal rules di IBL," lanjut Hasan.

2 dari 3 halaman

Disambut Positif

Pemain Satria Muda Pertamina Jakarta Christian Ronaldo Sitepu (kiri) dan pemain Pelita Jaya Jakarta Xaverius Prawiro pemain Pelita Jaya Jakarta berpose bersama jelang final IBL Pertalite 2018 di Jakarta, Selasa (17/4/2018). (Liputan6.com/Thomas)

Langkah IBL memakai wasit asing didukung penuh kedua tim yang akan bertanding di final. Mereka senang dengan terobosan baru pengelola IBL untuk laga puncak.

"Saya melihat dari sudut positif. Penggunaan wasit asing untuk laga level tinggi saya rasa bagus. Wasit ini kan sudah kenyang pengalaman. Positif saja dengan adanya wasit asing," tutur pelatih Pelita Jaya Johannis Winar.

Senada dengan Winar, Satria Muda juga tak mempermasalahkan final dipimpin wasit dari Filipina. "Saya pada prinsipnya hanya kontrol yang bisa saya kontrol. Saya rasa liga sudah memikirkan yang terbaik," kata arsitek Satria Muda Youbel Sondakh.

3 dari 3 halaman

Best of Three

Pemain Asing Pelita Jaya, Merril Holden (tengah) mencoba melewati rekannya saat berlatih di Istana Kana, Jakarta, (13/04/2018). Pelita Jaya akan melawan Satria Muda pada laga final IBL 19, 21, dan 22 april 2018. (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Final IBL 2017-2018 tetap memakai format best of three. Karena punya rekor lebih bagus di musim reguler, Pelita Jaya akan main di kandang dua kali.

Gim pertama final IBL digelar di kandang Satria Muda, Britama Arena Kelapa Gading pada19 April 2018. Dua hari kemudian, Pelita Jaya yang gantian menjadi tuan rumah di GOR Soemantri Brodjonegoro. Gim ketiga jika dibutuhkan juga akan digelar di markas Pelita Jaya pada Minggu (22/4/2018).

"Persiapan kami menghadapi final sejauh ini bagus. Semua pemain siap, tidak ada yang cedera. Kami berusaha memperbaiki kekurangan yang terjadi saat jumpa Stapac di semifinal," ujar Winar.

Satria Muda sendiri akan mewaspadai pemain asing milik Pelita Jaya, Wayne Bradford. "Wayne salah satu yang kita sangat perhatikan. Itu juga salah satu alasan kita ambil Jamarr Andre Johnsin. Saya rasa Jamarr bisa repotkan Wayne," pungkas Youbel.