Dua Legenda AS Roma Minta Maaf Usai Lecehkan Liverpool

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Apr 2018, 22:03 WIB
Pemain Liverpool, Mohamed Salah saat mencetak gol ke gawang AS Roma pada leg pertama semifinal Liga Champions di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Selasa (24/4). Liverpool menang 5-2 atas AS Roma. (Peter Byrne/PA via AP)

Roma - Dua legenda AS Roma, Bruno Conti dan Roberto Pruzzo bikin heboh. Keduanya diketahui telah mengacungkan jari tengah ke arah logo Liverpool sehingga langsung meminta maaf. Mereka beralasan hanya bercanda lakukan itu.

Conti dan Pruzzo merupakan dua pemain yang memperkuat AS Roma saat bertemu Liverpool pada final Liga Champions 1984 lalu. Pada pertandingan ini, Roma harus mengakui keunggulan The Reds lewat drama adu penalti dan merelakan trofi kepada tim lawan. 

Advertisement

Belum lama ini di media sosial beredar foto mereka tengah mengacungkan jari tengah ke arah logo Livepool. Akibatnya keduanya menuai kecaman para pendukung Liverpool. Fans The Reds geram melihat tingkah keduanya dan mempertanyakan niat Conti dan Pruzzo. 

"Foto itu cuma koleksi pribadi untuk lucu-lucuan saja. Jika ada yang tersinggung kami meminta maaf. Kami cuma tersenyum dan tertawa karena itu adalah lelucon," kata Pruzzo seperti dikutip dari The Sun.

Conti yang menjabat sebagai duta resmi AS Roma juga menyuarakan permintaan maafnya. Sama seperti Pruzzo, menurutnya foto itu sebenarnya bukan untuk konsumsi publik.

"Saya sudah bermain sepak bola sepanjang hidup saya dan 25 tahun terakhir saya coba berbagi nilai yang saya dapat kepada anak muda yang bekerja dengan saya," kata Conti. 

"Hal utama adalah rasa hormat kepada lawan Anda. Saya tak bermaksud menyinggung siapapun, apalagi Liverpool," kata Conti menambahkan.

 

 

 

 

2 dari 2 halaman

Sakit Hati

Mantan pemain Italia, Bruno Conti, saat acara pengundian babak perempat final Liga Champions yang berlangsung di markas besar UEFA di Nyon, 20 Maret 2009. AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI

Meski demikian, Pruzzo memang belum bisa melupakan momen final Liga Champions 1984. Dalam sebuah wawancara, Pruzzo mengaku masih sakit hati kalah lewat adu penalti. 

"Final itu masih menyakitkan meski sudah 34 tahun laanya. Namun inilah sepak bola, Anda harus melihat ke depan," kata Pruzzo.

Eka Setiawan