Timnas Korsel Tak Mau Jadi Satu Tim dengan Korut di Asian Games 2018

oleh Aning Jati diperbarui 30 Apr 2018, 18:15 WIB
Apa yang membuat Timnas Korsel U-23 enggan tampil jadi satu tim dengan Korut U-23 di Asian Games 2018? (Bola.com/Dok. KFA)

Bola.com, Seoul - Timnas Korea Selatan U-23 menyatakan tak bersedia tampil di Asian Games 2018 dengan satu bendera bersama Korea Utara. Hal ini disampaikan Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA).

Menyusul pertemuan bersejarah Presiden Korsel, Moon Jae-in, dan pemimpin Korut, Kim Jong-un, Jumat (27/4/2018), muncul wacana kedua negara tampil di Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang, dalam satu tim (satu bendera).

Seperti ditulis Yonhap, Senin (30/4/2018), Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korsel, telah menanyai 40 federasi olahraga Korsel, apakah mereka bersedia digabung dengan tim Korut dalam Asian Games 2018.

Advertisement

KFA secara tegas memberikan jawaban, mereka tidak bersedia. Ada beberapa alasan di balik keengganan KFA. Satu di antaranya, Timnas Korsel U-23 sudah bersiap sekian lama. Penggabungan dua tim menjadi satu dinilai membutuhkan waktu tak singkat, padahal pelaksanaan Asian Games 2018 yang tinggal menyisakan beberapa bulan lagi.

Selain pertimbangan kerja sama tim, pertimbangan lain berkaitan dengan pemain. Penggabungan dua tim dinilai membutuhkan pengorbanan dari pemain, khususnya pesepak bola putra.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemain Timnas Korsel yang berhasil mempersembahkan medali emas di Asia Games atau medali di Olimpiade, bisa dibebaskan dari kewajiban menjalani wajib militer selama dua tahun, yang berpotensi menghambat karier profesional mereka.

Sebagai gantinya, pesepak bola putra penyumbang medali emas Asian Games atau medali di Olimpiade, hanya akan menjalani latihan dasar kemiliteran selama empat pekan.

 

2 dari 2 halaman

Kekhawatiran KFA

Berkaitan dengan ini, kans pemain Korsel masuk timnas dipastikan akan berkurang karena untuk Asian Games 2018, satu tim hanya akan dihuni 20 pemain saja.

"Kami sebenarnya tak menyinggung isu ini (masalah wajib militer) saat menerima permintaan untuk membentuk tim gabungan. Namun, ada kekhawatiran dari kami, pemain kami akan mengalami kerugian jika kami membentuk tim gabungan dengan Korea Utara," ujar satu di antara pejabat KFA.

Penyerang Korea Selatan, Son Heung-min (kiri) melakukan selebrasi bersama rekannya, Suk Hyun-Jun (tengah) dan Ryu Seung-Woo, usai mencetak gol ke gawang Fiji, pada pertandingan sepak bola Olimpiade Rio 2016. Korsel tampil mengejutkan di event multicabang

Di sisi lain, sepak bola sebenarnya jadi satu di antara beberapa hal yang mendekatkan Korea Selatan dan Korea Utara. Pada 1991, kedua negara sepakat tampil jadi satu di bawah bendera Korea, pada FIFA Youth Championship, di Portugal. 

Sejak itu asosiasi sepak bola kedua negara kerap mengadakan berbagai program pertukaran. Presiden KFA, Chung Mong-gyu, juga telah bertemu dengan wakil presiden asosiasi sepak bola Korea Utara pada pertemuan EAFF (Federasi Sepak Bola Asia Timur) di Busan pada Maret lalu.

Sebagai catatan, penggabungan dua timnas menjadi satu Korea ini sudah dilakukan di tim hoki es wanita yang bermain di Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018.

Berita Terkait