Bola.com, Bogor - Masalah ketajaman masih menjadi momok bagi Timnas Indonesia U-23 di masa persiapan Asian Games 2018. Saat berlaga di ajang PSSI Anniversary Cup 2018 tak satu pun striker Tim Garuda Muda unjuk ketajaman.
Rapor Timnas Indonesia U-23 di Anniversary Cup terhitung buruk. Bertindak sebagai tuan rumah, tim asuhan Luis Milla kalah 0-1 kontra Bahrain, bermain imbang 0-0 kontra Korea Utara dan Uzbekistan.
Pencapaian ini lebih jelek dibanding saat tampil di turnamen ceh World Solidarity Tsunami Cup pada pengujung tahun 2017 lalu. Bermain di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Evan Dimas dkk. mengantungi dua kemenangan, yakni saat menghadapi Brunei Darussalam (4-0) dan Mongolia (2-1). Tim Merah-Putih hanya kalah tipis 0-1 melawan Kyrgyzstan.
Baca Juga
Bertanding di Stadion Pakansari, Bogor, grafik permainan anak-anak Timnas U-23 merosot, dari sisi hasil. Secara permainan penggawa Garuda Muda menyajikan permainan yang menghibur. Osvaldo Haay cs. bermain dengan skema menyerang.
Namun, penyelesaian akhir yang kurang oke membuat mereka seret gol. Di skuat Anniversary Cup sendiri, Luis Milla menurunkan dua striker senior, Ilija Spasojevic dan Lerby Eliandry.
Sejatinya Spaso belakangan jadi mesin gol utama Timnas Indonesia. Pemain naturalisasi berdarah Serbia itu mencetak dua gol saat Timnas U-23 berjumpa Mongolia. Sementara itu, Lerby usai membela Tim Merah-Putih di Piala AFF 2016 paceklik gol.
Bomber Bali United itu juga mencetak dua gol kala timnas menggasak Guyana 2-1. Luis Milla selalu memanggilnya, baik saat timnas menggunakan bendera U-23 atau senior. Sang pemain seakan menjadi idaman bagi Milla, di tengah kesulitan pelatih asal Spanyol tersebut mencari striker haus gol buat Timnas Indonesia proyeksi Asian Games 2018.
Saat berlaga di SEA Games 2017 silam Timnas Indonesia U-22 punya persoalan di sektor depan. Dua penyerang yang ada, Marinus Wanewar dan Ezra Walian mandul. Keduanya hanya mencetak sebiji gol, kalah gahar dibandingkan gelandang serang, Septian David Maulana yang mengoleksi tiga gol sepanjang ajang multievent kawasan Asia Tenggara tersebut.
Pilihan Tidak Banyak
Di masa persiapan Asian Games terlihat kalau Luis Milla fokus mencari sosok target man yang bisa diandalkan jadi predator bagi Tim Merah-Putih.
Ia memanggil sejumlah bomber senior untuk dicobai kemampuannya. Regulasi Asian Games memungkinkan setiap tim kontestan cabang sepak bola menggunakan maksimal tiga pemain yang usianya di atas 23 tahun.
Selain Spaso dan Lerby, Luis Milla sempat memanggil Boaz Solossa dan Irfan Bachdim. Namun tak ada satu pun di antaranya performanya benar-benar memuaskan.
Stok penyerang lokal haus gol di pentas Liga 1 2018 tak banyak. Hingga pekan ke-6 jajaran pencetak gol terbanyak kompetisi elite didominasi figur asing. Spaso dan Lerby kini baru mengoleksi sebiji gol.
Luis Milla secara terbuka mengakui bahwa tim asuhannya punya masalah di ketajaman. "Ya benar kami punya persoalan di penyelesaian akhir. Tim saya tidak antikritik, memang seperti itu keadaannya. Masih ada empat bulan untuk mencari jalan keluar dari masalah ini," ujar Milla.
Sang mantan pemain Barcelona dan Real Madrid itu berencana memantau kompetisi Liga 1 2018, untuk mencari figur penyerang alternatif. "Semoga kami mendapatkan solusi di kompetisi," ujarnya.
Baca Juga
Sempat Diterpa Kritik di Piala AFF 2024, Arkhan Fikri Mencoba Bangkit: Bikin Assist saat Arema FC Menang di Markas Semen Padang
2 Penggawa Timnas Indonesia, Kevin Diks dan Maarten Paes Bakal Ngaso sampai Februari 2025: Libur Panjang Nih!
Hasil BRI Liga 1: Curi 3 Poin, Arema FC Benamkan Semen Padang di Zona Degradasi