Jakarta Real Madrid membidik hattrick juara Liga Champions saat lolos ke final. Usai kalahkan Bayern Munchen dengan agregat 4-3, Real Madrid pun bakal menghadapi Liverpool di final ke-20 mereka.
Sebanyak 16 di antaranya terjadi pada partai puncak Liga Champions. Pada 15 kesempatan sebelumnya, Real Madrid sukses meraih 12 kemenangan.
Baca Juga
Total mengoleksi 14 trofi kompetisi Eropa, prestasi Real Madrid tercapai atas superioritas melawan wakil Italia. Mereka empat kali menumbangkan tim Serie A di laga puncak.
Menyusul kemudian Jerman dan Spanyol (masing-masing tiga), Prancis (dua), serta Yugoslavia dan Hungaria.
Uniknya, Real Madrid gagal meraih prestasi tiap kali menghadapi wakil Inggris Raya pada final. Akankah hasil serupa terulang saat mereka menghadapi Liverpool di NSC Olimpiyskiy Stadium, Kiev, 26 Mei mendatang?
Jika mau, Real Madrid bisa belajar dari tiga kekalahan berikut:
Piala Winners 1971
Real Madrid bertemu Chelsea pada final Piala Winners. Kedua tim bermain 1-1 pada final di Karaiskakis Stadium, Piraeus. Sempat tertinggal gol Peter Osgood, Los Blancos menyamakan kedudukan lewat Ignacio Zoco.
Laga kedua terpaksa digelar karena sepak bola belum mengenal perpanjangan waktu. Bertarung di tempat sama dua hari kemudian, John Dempsey dan Osgood mencetak gol bagi Chelsea.
Sementara Real Madrid hanya bisa menciptakan satu gol melalui Sebastian Fleitas.
Piala Champions 1981
Pada final kompetisi yang masih menggunakan format gugur, Real Madrid bertemu Liverpool untuk pertama kalinya di pentas Eropa.
Meski diperkuat Jose Antonio Camacho, Vicente del Bosque, Santillana, dan Laurie Cunningham, Los Blancos tidak berdaya menghadapi Liverpool yang menjadi juara dua kali pada empat edisi sebelumnya (1977, 1978).
Real Madrid tumbang 0-1 akibat gol Alan Kennedy, delapan menit sebelum pertandingan berakhir.
Piala Winners 1983
Real Madrid kembali mendapat kesempatan melengkapi koleksi trofi kompetisi Eropa dengan menembus final Piala Winners 1983. Mereka pun diunggulkan karena bertemu tim kecil Skotlandia, Aberdeen.
Nyatanya, Aberdeen mampu menciptakan kejutan. Kedua tim terkunci setelah Erick Black (Aberdeen) dan Juanito (Real Madrid) mencetak gol pada 15 menit awal. Pada perpanjangan waktu, Aberdeen kemudian meraih kemenangan lewat gol pemain pengganti John Hewitt.
Hasil ini kemudian memengaruhi sejarah sepak bola Inggris. Menyusul kemenangan itu, Alex Ferguson yang menangani Aberdeen menarik perhatian Manchester United. Dia lalu membangun dinasti di Old Trafford.