3 Raksasa Eropa Ini Butuh Amunisi Tambahan Musim Depan

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 12 Mei 2018, 21:05 WIB
Pemain Real Madrid, Toni Kroos gagal mencetak gol ke gawang Juventus pada leg kedua babak perempat final Liga Champions di Santiago Bernabeu, Rabu (11/4). Real Madrid melaju ke semifinal meski kalah 1-3 dari Juventus. (AP/Paul White)

Jakarta Kompetsi sepak bola di negara-negara Eropa musim ini akan segera berakhir. Dan pemenang atau juara masing-masing liga juga telah terpilih.

Manchester City sudah berhasil menjadi juara Liga Inggris. Kemudian Barcelona (La Liga), Bayern Munchen (Bundesliga), PSG (Ligue 1). Meski belum ada pemenang gelar resmi di Serie A Italia, Juventus saat ini berpeluang besar memenangkan Scudetto ketujuh berturut-turut.

Advertisement

 

Namun, untuk musim depan, beberapa klub raksasa Eropa perlu melakukan upgrade posisi di tim mereka. Terutama yang terlihat masih lemah atau membutuhkan penguatan.

Berikut ini ada 3 klub Eropa yang sangat membutuhkan amunisi baru untu kekuatan tim di musim depan.

2 dari 4 halaman

Borussia Dortmund

Pemain Borussia Dortmund merayakan kemenangan atas Atalanta pada leg kedua babak 32 besar Liga Europa di MAPEI Stadium Citta del Tricolore , Jumat (23/2). Dortmund lolos ke babak 16 besar usai memaksakan hasil imbang 1-1. (Elisabetta Baracchi/ANSA via AP)

Kedengarannya membingungkan ketika Borussia Dortmund bertumpu pada "bakat" kiper kelas dua seperti Roman Burki dan kiper tua seperti Roman Weidenfeller untuk bersaing secara efektif di Bundesliga dan Liga Champions.

Klub Jerman ini sangat terpuruk di Liga Champions dan tersingkir dari Liga Europa. Dalam sepuluh pertandingan di Eropa musim ini, Dortmund hanya memiliki satu clean sheet saat di Bundesliga, dan telah kebobolan 44 gol dalam 33 pertandingan.

Pertahanan Dortmund sangat rapuh. Burki sudah pasti banyak mendapat tekanan. Jika tim Westfalenstadion benar-benar memiliki harapan untuk mengejar juara abadi Bayern Munchen, kiper baru nomor satu akan dibutuhkan.

3 dari 4 halaman

Juventus

Para pemain Juventus meluapkan kegembiraan sambil mengangkat trofi Coppa Italia 2017-2018 seusai mengalahkan AC Milan pada pertandingan final di Stadion Olimpico, Kamis (10/5). Juventus sukses meraih gelar ke-13 Coppa Italia. (AP/Gregorio Borgia)

 

Buffon telah memiliki karier yang luar biasa dengan La Vecchia Signora. Ia bergabung dengan Juventus dari Parma dengan rekor transfer dunia sebesar 23,3 juta pounds pada tahun 2001.

Kelincahan, kepemimpinan, dan semangat telah membuatnya menjadi sosok yang sangat dicintai di dunia sepakbola. Namun, musim ini Buffon telah kehilangan kehebatan itu.

Refleksnya Buffon terasa lebih lambat dan lebih sulit. Hal ini pada gilirannya menimbulkan kepanikan pada pertahanan yang lebih rentan musim ini daripada sebelumnya.

Juventus sebenarnya memiliki tradisi panjang dan memiliki kiper Italia papan atas, seperti Dino Zoff, Angelo Peruzzi. Gigio Donnarumma dari AC Milan mungkin tidak datang sebagai kejutan.

4 dari 4 halaman

Paris Saint-Germain

Para pemain Paris Saint Germain merayakan gol yang dicetak oleh Giovani Lo Celso ke gawang Les Herbiers pada laga final Piala Prancis di Stade de France, Selasa (8/5/2018). Paris Saint Germain menang 2-0 atas Les Herbiers. (AP/Francois Mori)

Bagi PSG Ini adalah musim yang aneh. Sukses menyapu semua tim lawan untuk memenangkan trofi Ligue 1, Coupe de Ligue dan Coupe de France, PSG justru tersingkir di Liga Champions.

Manajer PSG Unai Emeri telah mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri di akhir musim. Dan, PSG kabarnya sudah mencari manajer baru.

Salah satu pekerjaan kunci manajer baru adalah mengubah posisi di lini pertahanan atau bek. ​​Dani Alves bisa mengklaim sebagai bek kanan terbaik di dunia, tetapi sekarang tidak lagi berlaku karena ia telah kehilangan kecepatan.

Pilihan kedua bek kanan adalah pemain internasional Belgia Thomas Meunier. Namun, dia juga tidak menunjukkan apa-apa untuk menunjukkan bahwa dia bisa menjadi pilihan pertama untuk tim yang serius mengejar Liga Champions