Ancaman Sanksi UEFA, AC Milan Dinilai Tidak Layak Dicoret dari Liga Europa

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 24 Mei 2018, 20:37 WIB
AC Milan (AP Photo/Antonio Calanni)

Jakarta - Presiden Atalanta, Antonio Percassi, memberi dukungan kepada AC Milan yang terancam sanksi UEFA. Dia menilai I Rossoneri tak pantas didiskualifikasi dari Liga Europa karena masalah nonteknis.

"Saya tak suka jika AC Milan kehilangan kesempatan bermain di Liga Europa karena alasan non-teknis," kata Percassi seperti dilansir Calciomercato.

Advertisement

Seperti diketahui, UEFA memutuskan AC Milan telah melanggar peraturan Financial Fair Play (FFP). Akibatnya, AC Milan terancam sanksi oleh UEFA, yang salah satunya pencoretan dari Liga Europa.

UEFA telah memulai investigasinya sejak AC Milan beralih kepemilikan dari Silvio Berlusconi ke Yong Hong Li pada awal musim ini. Ketika itu, kedatangan Yong Hong Li dibarengi belanja pemain besar-besaran oleh AC Milan mencapai sekitar 200 juta euro.

UEFA pun mencurigai transaksi tersebut dan memutuskan untuk menginvestigasi AC Milan. Hasilnya, AC Milan dianggap bersalah telah melanggar FFP.

 

2 dari 3 halaman

Peringkat Ke-6

UEFA mengancam AC Milan dengan sanksi larangan main di Liga Europa. (AFP/Fabrice Coffrini)

Keputusan UEFA berdampak pada kiprah AC Milan di pentas Eropa. Tim asuhan Gennaro Gattuso ini finis di peringkat ke-6 Liga Italia dan berhak atas satu tempat di Liga Europa.

Namun dengan adanya keputusan ini, tiket di Liga Europa terancam hangus. AC Milan pun bakal hanya bermain di kompetisi domestik jika sanksi itu dijatuhkan.

"Mereka mendapatkan peringkat ke-6 dan tidak harus melalui babak kualifikasi. Apakah tanpa lewat kualifikasi akan lebih baik? Saya tidak tahu, kita harus tanyakan kepada pelatih mengenai hal ini," ujar Percassi.

3 dari 3 halaman

Membela Diri

 Di sisi lain, AC Milan lewat CEO Marco Fassone memutuskan untuk tidak tinggal diam. Rossoneri disebut bakal bertemu UEFA membahas permasalahan ini.

"Kami akan membawa data ke badan UEFA dan menegaskan bahwa Milan hari ini harus membayar kesalahan tahun 2014 hingga 2017, ketika pemiliknya sama sekali berbeda," kata Fassone.

"Kami menjalankan klub ini dengan sangat sehat dan seimbang. Jadi kami sebetulnya sangat berharap UEFA menawarkan solusi. Jelas, saya sangat kecewa," ujar Fassone menambahkan.

 

Sumber: Liputan6.com