Lewati Masa Sulit, Di Maria Sempat Stres Berat

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 03 Jun 2018, 11:15 WIB
Angel Di Maria (kiri) dan Javier Mascherano melompat sesuai instruksi pelatih pada sesi latihan di City Football Academy, Manchester, (20/3/2018). Argentina akan melawan Italia pada laga persahabatan di Etihad Stadiu. (AFP/Anthony Devlin)

Jakarta Bintang Paris Saint Germain (PSG), Angel Di Maria, mengaku pernah meminta bantuan psikolog untuk melewati masa-masa kelam kariernya.

Di Maria dan pemain Argentina lain menjadi sasaran kritik usai gagal juara Piala Dunia tahun 2014. Tak hanya di lapangan, cemooh juga didapatkan para pemain Tim Tango di dunia maya.

Advertisement

Ironisnya kritik serupa didapatkan Di Maria dan kawan-kawan pada Kualifikasi Piala Dunia 2018 lalu. Apalagi Argentina baru lolos pada saat terakhir.

"Kritik dan meme yang dibuat orang-orang mungkin terlihat biasa saja. Namun bagi pemain itu sangat menyakitkan," kata Di Maria seperti dilansir Mirror.

"Orang mungkin mudah membuat cemooh atau meme karena hanya duduk di depan komputer. Namun saya yang merasakannya sempat terpikir untuk tinggalkan timnas," katanya menambahkan.

 

 

2 dari 3 halaman

Bantuan Psikolog

Pemain PSG Angel Di Maria (tengah) melakukan pemanasan saat sesi latihan di Saint-Germain-en-Laye, Prancis (13/2). PSG akan bertanding melawan Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions. (AFP Photo/Lionel Bonaventure)

Beruntung bagi Di Maria niat untuk pensiun dari timnas tak jadi dilakukan. Ia justru semakin termotivasi memberikan yang terbaik untuk Argentina.

"Psikolog banyak membantu saya. Dia mengajak saya bicara dan memahami hal yang terjadi," kata Di Maria.

"Sungguh terapi itu sangat berguna. Sekarang saya merasa sangat prima, tidak ada beban lagi."

3 dari 3 halaman

Tak Malu

Striker Paris Saint-Germain (PSG), Angel Di Maria, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Troyes pada laga Liga 1 Prancis di Stadion Aube, Sabtu (2/2/2018). Troyes takluk 0-2 dari PSG. (AFP/Franck Fife)

Itu sebabnya Di Maria menyarankan agar para pemain yang sedang dicemooh menjalani terapi serupa.

"Tidak ada yang salah berbicara dengan psikolog. Terkadang kita membutuhkannya saat mendapat kritik dari segala sisi."

 

Sumber: www.liputan6.com