Bola.com, Wina - Timnas Brasil menutup rangkaian uji coba jelang laga pembuka melawan Swiss di pentas Piala Dunia 2018, Minggu (17/6/2018). Austria yang menjadi laga pemanasan kedua Selecao berhasil dicukur 3 gol tanpa balas di Stadion Ernst Happel, Wina, Minggu (10/6/2018) petang waktu setempat.
Baca Juga
Sebelumnya, tim asuhan Tite ini sukses meraih kemenangan atas Kroasia 2-0 di laga persahabatan perdana, Minggu (3/6/2018). Tiga gol yang tercipta di kandang Austria masing-masing dicetak Gabriel Jesus (36), Neymar (63), dan Philippe Coutinho pada menit 69.
Pelatih Timnas Brasil, Adenor Leonardo Bacchi, dalam konferensi pers yang dihadiri kalangan media, termasuk Bola.com, usai pertandingan, menilai performa para pemainnya memperlihatkan tren yang cukup positif selama dua pekan menjalani masa persiapan di Eropa.
Berikut poin-poin yang dapat dirangkum Bola.com dari hasil liputan langsung laga uji coba Austria vs Brasil jelang Piala Dunia 2018 dan wawancara tactician Selecao yang akrab disapa Tite tersebut.
Lini Belakang Solid
Tite memiliki kerangka pertahanan tim yang kokoh. Dari dua laga terakhir, Timnas Brasil berhasil menciptakan clean sheet alias tanpa kemasukan gol. Dalam laga melawan Austria, quartet Marcelo, Thiago Silva, Joao Miranda, dan Danilo, berhasil menjadi tembok yang sulit ditembus barisan penyerang Austria yang digalang Marko Arnautovic.
Austria sendiri bukan sembarang tim. Tim asuhan Franco Foda ini sebenarnya dalam performa yang tengah menanjak pasca memetik kemenangan 2-1 atas juara bertahan Piala Dunia 2014, Jerman, akhir pekan sebelumnya. Selama dipegang Franco Foda, David Alaba dkk belum pernah menuai kekalahan selama 4 pertandingan terakhir. Namun, saat bersua Brasil, eposide positif Austria harus terhenti dengan tragis.
Stok cadangan Brasil sendiri di lini pertahanan tak kala mentereng. Marquinhos dan Filipe Luis yang diturunkan di babak kedua menggantikan Thiago Silva dan Marcelo, mampu menjalankan tugas serupa. Kualitas pemain cadangan dan inti, nyaris tidak ada perbedaan.
Tite mengakui level performa anak asuhnya sudah meningkat. ’’Kami masih punya satu pekan lagi sebelum Piala Dunia. Permainan kami sudah mulai ke level yang baik,’’ ucap pelatih berusia 57 tahun ini.
Namun, saat dicecar pertanyaan seputar 11 pemain inti untuk laga pembuka kontra Swiss di Rusia, Tite masih belum bisa menentukan pilihan. ’’Untuk lawan Swiss akan ditentukan hari Kamis. Kami masih punya waktu untuk melihat perkembangan para pemain,’’ ucapnya.
Mulai Fitnya Neymar
Neymar menjadi sosok sentral dalam permainan Selecao. Kondisi penyerang asal klub PSG yang mulai membaik ini bisa membuat hati Tite lega. Ia menilai keberadaan Neymar di dalam timnya bak sebuah senjata yang mematikan.
’’Saya tidak tahu seberapa jauh limitasi seorang Neymar. Teknik dan kapasitas kreativitas yang dimilikinya sangat impresif. Ketika kami memainkannya di lapangan, ia benar-benar mematikan,’’ ujar Tite di hadapan puluhan pewarta yang menghadiri sesi konferensi pers di Stadion Ernst Happel, Wina.
Neymar mengalami cedera kaki saat membela PSG, Februari lalu. Penyerang yang pernah membela panji Barcelona ini baru kembali mengenakan kostum Timnas Brasil saat melawan Kroasia, 3 Juni 2018. Saat itu, Neymar langsung mencetak gol meski baru diturunkan pertengahan babak kedua.
Pada laga melawan Austria, Tite memainkannya sejak menit awal. Hasilnya, Neymar mencetak gol fantastis di mana ia berhasil mengelabui bek Austria, Aleksandar Dragovic, sebelum melesatkan bola ke gawang Heinz Lindner di menit 63.
Khawatir lantaran permainan keras yang diterapkan para pemain Austria, Tite pun menarik Neymar keluar pada menit 84. ‘‘Anda lihat sendiri bagaimana pertandingan tadi. Banyak pelanggaran kepada Neymar, ’’ terang Tite.
Tite mengakui kondisi Neymar sebenarnya masih memerlukan beberapa waktu untuk bisa ke level yang diharapkan tim pelatih. ‘‘Neymar sudah ada di level itu, tapi kami masih ada sepekan waktu,’’ ujarnya.
Jiwa Pemimpin di Setiap Sektor
Selain teknik dan kreativitas yang dimiliki di setiap pemain Timnas Brasil, ada hal lain yang membuat kekuatan Selecao itu menjadi padu. Kehadiran jiwa pemimpin di sejumlah anak asuh Tite ini.
Seperti diketahui, Tite menerapkan sistem berbeda dalam menentukan kapten tim di skuatnya. Pada laga melawan Austria, ban kapten diberikan kepada Joao Miranda. Bek asal Inter Milan itu dinilai pantas menjadi leader di sektor pertahanan Selecao untuk laga melawan Austria. Padahal di lini belakang, nama Thiago Silva dan Marcelo, punya kapasitas yang sama sebagai pemimpin.
Di sektor tengah sendiri, Neymar juga tak kalah cocoknya menyandang ban kapten. Bahkan, Gabriel Jesus yang usianya masih tergolong muda, sempat diberi kepercayaan Tite untuk menyandang tanggung jawab tersebut saat laga kontra Kroasia.
Banyaknya sosok pemimpin dalam tim dapat membawa dampak positif jika setiap pemain memiliki jiwa besar dalam menerima keputusan pelatih. Gambaran ini tampak saat para pemain Brasil berada di lapangan sesaat sebelum babak kedua dimulai.
Miranda yang menjabat kapten tim terlihat serius mendengarkan masukan dari Neymar, kendati ia bukan kapten tim. Para pemain lainnya seperti Marcelo dan Thiago Silva pun melakukan hal yang sama. Tidak ada ego di dalam tubuh Selecao. Para pemain sadar betul, tim bertabur bintang tidak akan kuat jika tidak ada organisatoris yang kompak di setiap sektornya. Hal ini yang menonjol dari kekuatan tim besutan Tite.
Baca Juga
Reaksi Media Vietnam terhadap Lancarnya Proses Naturalisasi Kevin Diks: Pemain Berkualitas Nih, Bek tapi Cukup Tajam
Pakai Pemain Muda di Piala AFF 2024, PSSI Masih Tunggu Daftar Nama Pemain dari Shin Tae-yong
Lewat Rapat Paripurna 9 Menit, DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks untuk Timnas Indonesia: Tinggal Keppres, Sumpah, Perpindahan Federasi