Paolo Guerrero: Kokain, Sihir dan Happy Ending untuk Peru

Oleh Tim Boladotnet diperbarui 27 Jun 2018, 00:17 WIB
Seorang pria memegang poster kapten timnas Sepak Bola Peru Paolo Guerrero saat menyambut kedatangannya di Lima, Peru (15/5). Guerrero dilarang bermain selama 14 bulan setelah positif menggunakan doping di babak kualifikasi Piala Dunia. (AP/Martin Mejia)

Bola.com, Jakarta Pengadilan Arbitrasi Olahraga [CAS] mengeluarkan sebuah keputusan yang membuat warga Peru geger pada 21 Mei 2018 yang lalu. CAS memutuskan menambah larangan bermain sepakbola untuk Paolo Guerrero jadi delapan bulan.

Keputusan tersebut langsung ditentang oleh warga Peru. Jalanan di kota Lima, ibukota Peru, jadi panggung aksi protes warga Peru dan sekaligus mendukung Guerrero bebas dari hukuman CAS. Mereka ingin hukuman Guerrero tidak ditambah.

Advertisement

Pasalnya, Guerrero sebulan lagi akan jadi bagian penting Timnas Peru di Piala Dunia 2018. Guerrero akan menjadi representasi negaranya di hadapan dunia. Guerrero, yang sudah menyelesaikan hukuman enam bulan larangan bermain karena mengkonsumsi kokain, masuk dalam skuat Peru.

Tidak hanya warga Peru, dukungan kepada Guerrero juga datang dari para kapten timnas lain. Hugo Lloris (kapten Timnas Prancis), Mile Jedinak (kapten Timnas Australia) dan Simon Kjaer (kapten Timnas Denmark), menulis surat kepada FIFA untuk meminta hukuman CAS ditangguhkan.

Hasilnya, Guerrero bisa tampil di Piala Dunia 2018. Penyerang berusia 34 tahun pun melangkah tegak memimpin Peru bermain di Piala Dunia, setelah absen selama 36 tahun lamannya. Dan, begitulah jalan terjal sang kapten untuk bisa berlaga di Piala Dunia.

2 dari 3 halaman

Penampilan Menurun Karena Sihir

Striker Peru, Jose Paolo Guerrero, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Bolivia dalam perempatfinal Copa America 2015 di Stadion German Becker, Temuco, Cile. Jumat (26/6) pagi WIB. (AFP PHOTO/JUAN MABROMATA)

Guerrero pernah masuk jajaran penyerang elit Amerika Selatan yang meniti karir di Eropa. Klub sekelas Bayern Munchen pernah dia perkuat. Ia bergabung dengan tim muda Bayern pada tahun 2002 dan dua musim kemudian mampu menembus tim utama The Bavarian.

2006 adalah tahun terakhir Guerrero di Bayern. Setelah itu, dia menjalani enam musim bersama Hamburg SV, masih klub asal Jerman. Tapi, karirnya pun tidak pernah benar-benar moncer. Guerrero tak pernah mencetak 10 gol atau lebih dalam satu musim di Bundesliga.

Guerrero lantas melanjutkan karir di klub asal Brasil. Dia bermain untuk Corinthians [2012 hingga 2015] dan kini bermain untuk Flamengo. Dalam dua musim terakhir, performa Flamengo tidak pernah benar-benar apik.

Kabarnya, dilansir media Brasil, Meia Hora, performa buruk Guerrero terjadi karena sihir. Sang bomber menjadi korban sihir model cantik Barbara Evans, yang tidak lain adalah sang mantan kekasih Guerrero.

Barbara membawa seorang dukung bernama Sergio de Ogum untuk membuat Guerrero kehilangan tajinya di depan gawang lawan. Guerrero pun marah besar dan meminta Barbara enyah dari kehidupannya. Setelah itu, permainan Guerrero membaik pada musim 2017.

3 dari 3 halaman

Happy Ending untuk Peru

Proses terjadinya gol yang dicetak striker Peru, Paolo Guerrero ke gawang Australia pada laga grup C Piala Dunia di Stadion Fisht, Sochi, Selasa (26/6/2018). Peru menang 2-0 atas Australia. (AP/Martin Meissner)

Jalan Guerrero untuk tampil di Piala Dunia 2017 memang tidak mudah. Terjal dan rumit. Tapi, Guerrero tidak bisa dianggap tampil mengecewakan, meskipun gagal membawa Peru melangkah ke babak 16 besar.

Peru tergabung di Grup C di Rusia. Mereka bersaing dengan Denmark, Prancis dan Australia. Bukan grup yang mudah bagi Peru. Apalagi, mereka sudah cukup lama tidak tampil di Piala Dunia, sudah 36 tahun lamanya mereka absen dari Piala Dunia.

Namun, cerita happy ending mampu diukir oleh Peru. Satu gol dan satu assist dari Guerrero membuat Peru menang dengan skor 0-2 atas Australia di Olimpiyskiy Stadion, Selasa (26/6) malam WIB. Peru pun terhindar dari posisi juru kunci klasemen Grup C.

Guerrero membobol gawang Australia saat berusia 34 tahun dan 176 hari. Menurut Opta, Guerrero kini menjadi pemain asal Amerika Selatan ketiga paling tua yang bisa mencetak gol di Piala Dunia. Setelah Obdulio Jacinto Varela [Uruguay, 36 tahun dan 279 hari] dan Martin Palermo [Argentina, 36 tahun dan 227 hari].

Guerrero pun sukses mengakhiri paceklik kemenangan yang dialami Peru di Piala Dunia. Sebelum menang lawan Australia, kemenangan terakhir Peru terjadi pada 1978 silam, saat menang 4-1 atas Iran. Terdapat rentang waktu 40 tahun di antara dua kemenangan tersebut.

Well, jalan terjadi yang ditempuh oleh Guerrero untuk tampil di Piala Dunia 2018 ditutup dengan kisah happy ending. Meskipun, gagal lolos ke babak 16 besar. Tapi, kemenangan, gol dan juga assist jadi bukti bahwa Guerrero adalah pemain penting bagi Peru.

Berita Terkait