Kolom Ian Situmorang: Mengusik Pogba dan Mbappe

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 10 Jul 2018, 16:27 WIB
Pemain Prancis, Paul Pogba (kiri) dan Kylian Mbappe (kanan) melakukan pemanasan saat sesi latihan resmi jelang melawan Argentina dalam babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Centralny Stadium di Kazan, Rusia, Jumat (29/6). (AP Photo/David Vincent)

 

Kolom Ian Situmorang Didier Claude Deschamps, pelatih Perancis ini sudah merasakan tekanan berlaga di final Piala Dunia. Mantan pemain Juventus dan Chelsea ini pun faham betul arti bertarung untuk menang.

Advertisement

Sebagai pemain, Deschamps merasakan betapa nikmatnya menjadi juara dunia pada 1998 di depan publik sendiri. Dua tahun kemudian juga mereguk kebanggaan menjadi nomor satu di Piala Eropa di Belanda-Belgia.

Hari ini di Stadion Saint-Petersburg, dapatkah Deschamps menularkan ilmu dan resep menjadi le champion?

Dari cara memilih pemain sejak dini dinilai sangat tepat, yaitu gabungan belia dengan senior. Salah satu bintang muda dan terus bersinar adalah Kylian Mbappe (19) diduetkan dengan Oliver Giroud (31) yang merupakan kombinasi serasi.

Sementara pelatih Belgia asal Spanyol yang meniti karir di Inggris, Roberto Martinez juga punya keberanian membangun tim Belgia dari pasukan muda. Bahkan ban kapten dipercayakan kepada pemain yang lebih muda Eden Hazard dari lengan Vincent Kompany.

Saking ketatnya persaingan di timnas Belgia, pemain bagus berdarah Batak dari AS Roma, Radja Nainggolan tak terpilih. Bagi Martinez, bukan soal kehebatan individual, tapi dapat bekerja sama atau tidak?

Kekompakan tim The Red Devils, sudah teruji. Mereka menjadi juara grup di penyisihan, termasuk mengalahkan Inggris 1-0. Di perdelapan final memukul Jepang 3-2 dan melangkahi juara dunia lima kali Brasil 2-1 di perempat final.

Bagaimana duel maut menuju pertandingan akhir Prancis (4-2-3-1) vs Belgia (4-3-3)?

Mari kita simak lini per lini. Kiper Hugo Lloris 45:55 Thibout Courtois.

Bek: Lucas Hernandez, Samuel Umtiti, Raphael Varane, Benjamin Pavard 55 vs 45 Jan Vertonghen, Vincent Kompany, Toby Alderweireld, Dedryck Boyata.

Tengah: Corentin Tolisso, N’Golo Kante, Paul Pogba, Antoine Griezmann, Kylian Mbappe 55:45 Axel Witsel, Marouane Fellaini, Nacer Chadli, Eden Hazard, Kevin de Bruyne,

Striker: Oliver Giroud 45:55 Romelu Lukaku.

Permainan sepak bola tentu bukan matematika yang perhitungannya solid. Banyak varian yang bisa terjadi dalam sebuah permainan. Faktor teknis seputar kemampuan individual maupun kekompakan tim, Prancis dan Belgia berada pada level yang sama.

Hal paling krusial dan menjadi perhatian yang selalu diingatkan pelatih dari pinggir lapangan maupun sesama pemain adalah soal menjaga emosi. Setidaknya ada dua pemain Prancis yang terkadang lepas kendali, yaitu Paul Pogba dan Kylian Mbappe

Eden Hazard dan Kevin de Bruyne tentu tahu betul bagaimana mengusik emosi lawan. Kalau sampai pemain Prancis terpancing membalas provokasi, maka tidak mustahil kartu kuning hingga kartu merah akan keluar. Jika itu yang terjadi, kekuatan pasti akan pincang.

Belgia membukukan 14 gol dari 5 partai dengan 9 pemain mampu menceploskan gol. Prancis memang hanya mencetak 9 gol,

Bila semua berjalan normal, rasanya mental juara akan lebih unggul, dalam hal ini Prancis lolos ke final. Sekali lagi, bola itu bundar.