Bola.com, Jakarta 21 November 2007, di bawah hujan deras yang mengguyur Wembley Stadium, Kroasia memaksa Inggris bertekuk lutut dan menangis.
Three Lions kalah 2-3. Kekalahan di rumah sendiri dalam laga pemungkas yang sangat menentukan tersebut membuat tim besutan Steve McClaren gagal lolos ke EURO 2008.
Mari kilas balik sejenak ke malam kelam bagi Inggris itu.
Kroasia vs Inggris, Piala Dunia 2018
Latar Belakang
Setelah tersingkir di perempat final Piala Dunia 2006 dengan kekalahan adu penalti melawan Portugal, Inggris langsung bersiap membuka lembaran anyar. Target lolos ke EURO 2008 pun dicanangkan.
Menyusul mundurnya Sven-Goran Eriksson, Steve McClaren dipercaya menjadi nakhoda baru Three Lions.
McClaren, eks manajer Middlesbrough itu coba merancang skuat yang lebih segar. Namun keputusannya meninggalkan pemain-pemain seperti David Beckham dan Sol Campbell berdampak negatif, karena sampai tengah jalan Inggris terdampar di peringkat empat Grup E.
Setelah imbang 0-0 oleh Makedonia di kandang sendiri, Inggris ditekuk Kroasia 0-2 di Zagreb. Gol Eduardo dan bunuh diri Gary Neville (gara-gara kiper Paul Robinson luput menendang back pass darinya) membuat Inggris tumbang. Di laga berikutnya, Inggris kembali gagal menang, cuma bisa imbang 0-0 saat tandang ke Israel, dan tekanan pun jadi semakin besar.
Beckham dipanggil kembali, dan Inggris kembali ke trek yang benar. Inggris kemudian meraih kemenangan demi kemenangan.
Mereka pun berada dalam posisi yang bagus menuju penultimate game kontra Rusia di Luzhniki Stadium - yang akan menjadi venue laga semifinal Inggris vs Kroasia di Piala Dunia 2018.
Gol pembuka Wayne Rooney membuat Inggris optimistis. Jika bisa mempertahankan keunggulan itu, Inggris akan mengunci kelolosan ke Austria-Swiss dengan satu laga tersisa. Namun yang terjadi adalah sebuah petaka. Roman Pavlyuchenko, yang di kemudian hari memperkuat Tottenham, mencetak dua gol untuk Rusia hanya dalam kurun waktu empat menit. Inggris kalah 1-2.
Kekalahan itu sangat menyakitkan, tapi Inggris mungkin tak mengira kalau di laga berikutnya mereka akan merasakan kekalahan yang jauh lebih menyakitkan.
Laga Penentuan
Laga terakhir kualifikasi Grup E, Inggris menjamu Kroasia. Ini adalah harapan terakhir Tiga Singa.
Kroasia sudah pasti lolos sebagai juara Grup E. Satu spot lagi diperebutkan oleh Rusia dan Inggris. Di laga penentuan ini, di stadion kebanggaan mereka, Inggris hanya perlu menghindari kekalahan. Hasil imbang saja cukup untuk meloloskan mereka.
Namun Kroasia tak memberi toleransi. Tanpa ampun, di bawah guyuran hujan deras di Wembley, Kroasia memusnahkan harapan Inggris.
Para starter Inggris - yang kehilangan John Terry, Rio Ferdinand, Gary Neville, Wayne Rooney dan Michael Owen akibat cedera - terlihat tegang. Raut serupa juga ditunjukkan Ashley Cole dan Beckham di bangku cadangan.
McClaren memberi debut kepada kiper 22 tahun Scott Carson sebagai pengganti Robinson. Keputusan itu berakibat fatal. Cuma delapan menit sejak kick-off, gawang Inggris sudah bobol oleh tembakan spekulatif jarak jauh Niko Kranjcar. Hanya enam menit berselang, Ivica Olic memaksa Carson kembali memungut bola dari gawangnya. Inggris berada dalam bahaya.
Tertinggal 0-2 dalam waktu singkat, dalam laga di mana mereka cuma perlu menghindari kekalahan, membuat para fans Inggris seolah tak percaya. Siulan dan cacian terdengar dari setiap penjuru stadion saat jeda.
McClaren, di bawah payungnya, menurunkan Beckham dan Jermain Defoe demi coba menghidupkan lagi harapan Inggris. Secercah sinar terlihat di tengah kegelapan.
Sebelas menit pertama babak kedua, Inggris mendapatkan satu gol lewat penalti Frank Lampard - yang diberikan setelah Defoe dilanggar di kotak terlarang. Di menit 65, Inggris mampu menyamakan kedudukan, ketika crossing manis Beckham dikuasai dan dituntaskan oleh Peter Crouch di dalam area.
Inggris bernapas lega, tapi itu hanya bertahan 11 menit. Tembakan kaki kiri Mladen Petric dari ujung kotak penalti bersarang di tiang jauh, dan Kroasia kembali memimpin 3-2. Inggris terus berusaha di sisa waktu yang ada, tapi tak mampu mencetak gol balasan.
Inggris kalah. Di tempat lain, Rusia menang 1-0 atas Andorra. Rusia finis peringkat dua dengan keunggulan satu poin Inggris dan mendampingi Kroasia lolos ke putaran utama EURO 2008.
Inggris menangis pilu.
Yang Terjadi Setelahnya
FA bertindak tegas. Sehari setelah kekalahan itu, McClaren dipecat.
McClaren tercatat menangani Inggris hanya selama 16 bulan, periode tersingkat oleh seorang manajer Three Lions - sampai 'rekor' itu dipatahkan Sam Allardyce pada 2016.
Desember, Fabio Capello diangkat menjadi pengganti McClaren. Pelatih asal Italia itu membawa Inggris lolos ke Piala Dunia 2010 tanpa kesulitan berarti, meraih sembilan kemenangan dari sepuluh pertandingan di babak kualifikasi.
Tahun 2008 dan 2009, Inggris membalas Kroasia dengan kemenangan telak 4-1 dan 5-1 di kualifikasi Piala Dunia. Namun dua kemenangan itu mungkin belum cukup untuk menghapus luka dari malam kelam di Wembley, November 2007 silam.
Memori pilu itu mungkin baru bisa dihapus sepenuhnya dengan kemenangan di Luzhniki Stadium dalam duel semifinal Piala Dunia 2018 nanti.
Sumber: Bola.net