Bola.com, Surabaya - Kemeriahan final Piala Dunia 2018 antara Prancis versus Kroasia, di Luzhniki Stadium, Minggu (15/7/2018) malam WIB, menyita perhatian pencinta sepak bola di seluruh penjuru dunia, termasuk di Surabaya.
Baca Juga
Namun dari sekian banyak lokasi nonton bareng (nonbar) di Kota Pahlawan, kemeriahan dan atmosfer partai puncak hajatan sepak bola terbesar sejagat itu sangat terasa di salah satu rumah mantan pemain Persebaya era 70-an, Saleh Bahmid, yang terletak di kawasan Surabaya Timur.
Rumah yang memiliki halaman cukup luas itu digunakan untuk menggelar acara nonbar yang dibuka untuk masyarakat sekitar. Meski hanya di halaman rumah, acara nonbar itu tak kalah semarak dengan lokasi lainnya.
Pasalnya, selain ada layar raksasa yang terpampang di tembok halaman, atmosfer Piala Dunia 2018 sangat terasa dengan keberadaan bendera semua negara kontestan yang digantung di sekitar halaman rumahnya.
Masyarakat yang hadir pun tak perlu repot-repot membawa makanan ke lokasi nonbar, karena tuan rumah sudah menyediakan makanan, minuman serta jajanan bagi mereka. Sehingga, masyarakat yang datang menikmati laga yang berkesudahan 4-2 untuk kemenangan timnas Prancis.
Keunikan lainnya, lokasi nonbar di rumah utama Saleh ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria. Sementara itu, untuk para wanita ditempatkan di rumah Saleh lainnya yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah utama.
"Ini nonbar Syar'i (Islami). Saya sengaja bedakan nonbar untuk pria dan wanita agar tak mengganggu budaya kami dan tidak melanggar aturan agama," ujar pria berdarah Arab ini.
Nonbar Berlangsung Meriah
Pemisahan lokasi nonbar antara laki-laki dan perempuan ini pun tak mengurangi kemeriahan hajatan tersebut. Betapa tidak, sekitar 250 orang laki-laki memenuhi halaman tersebut. Ada yang duduk di bangku yang disediakan, dan ada juga yang berdiri karena tak kebagian tempat duduk.
Sementara itu, di rumah yang dikhususkan bagi penggemar bola wanita, ada puluhan perempuan yang tak kalah antusias menyaksikan bentrokan dua tim asal Benua Eropa itu.
"Selama Piala Dunia ini setiap hari rumah saya selalu ramai, paling minim, sekitar 50-an orang nonton di sini. Dan final ini yang terbanyak," kata pria yang sangat menggilai sepak bola ini.
Rekan seangkatan Riono Asnan dan Joni Fahamsyah di Persebaya junior ini menyatakan, acara nonbar seperti ini sudah ia gelar sejak Piala Eropa 2008. Saleh mengaku sengaja menyediakan tempat nonbar di rumahnya, karena selain sangat mencintai sepak bola, ia juga senang mengumpulkan banyak orang.
"Saya dan istri senang silaturahmi. Lebih-lebih kalau ada pertandingan sepak bola antara tim-tim besar. Saya sendiri merasa tidak enak kalau hanya nonton sendirian, jadi saya pasti mengundang teman-teman atau mereka yang datang sendiri ke sini," terang penggemar Manchester City ini.
Saleh menuturkan, nonbar ini juga disediakan bagi masyarakat serta rekan-rekannya karena di Surabaya Timur minim tempat hiburan, sehingga Saleh berinisiatif untuk membuat lokasi nonbar permanen di halaman rumahnya ini.
"Layar, sound system, lampu sorot, serta bendera negara-negara peserta Piala Dunia ini selalu tertempel. Tidak dilepas kalau tidak waktunya dicuci atau diganti menyesuaikan negara pesertanya," ucap pria yang pernah menjuarai Piala Soeratin bersama Persebaya Junior di tahun 1976 tersebut.
Nonbar di rumah Saleh Bahmid dihadiri mantan anggota Exco PSSI Jamal Aziz, Ketua Harian KONI Jatim, M. Nabiel, dan beberapa Forkopimda setempat.