Bola.com, Jakarta - Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Rio Maholtra, bertekad mengharumkan nama Indonesia melalui olahraga, di sela-sela menjalankan tugas hariannya. Pria berusia 24 tahun itu ingin mewujudkan impiannya tersebut saat tampil di Asian Games 2018.
Rio Maholtra merupakan atlet Indonesia yang akan berlaga di Asian Games 2018 dari cabang olahraga atletik. Pada Asian Games edisi ke-18, Rio akan turun di nomor andalannya yakni Lari Gawang.
Baca Juga
Bakat Rio di bidang atletik mulai terlihat sejak duduk di kelas 3 SD. Ketika itu, dia berhasil meraih peringkat kedua lomba lari di sekolahannya. Setahun berselang, pihak sekolah mendaftarkan Rio untuk mengikuti Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat SD. Rio berhasil membuktikan kemampuannya setelah keluar sebagai juara dalam nomor estafet.
Rio kemudian dipercaya mengikuti Pekan Olahraga Antar Daerah (Popda) ketika sudah berseragam SMP. Inilah titik awal Rio menuju karier sebagai atlet lari profesional. Ketika itu bakat Rio ditemukan seorang guru olahraga bernama Leman
"Wah postur kamu bagus, tinggi. Kamu cocok turun di nomor lari gawang," kata Leman ketika itu yang menghampiri Rio setelah bertanding.
Sejak hari itu, Rio terus diasah untuk berlari melewati gawang-gawang sebagai rintangan. Lomba demi lomba Rio ikuti, latihan demi latihan Rio jalani. Pihak keluarganya melihat potensinya dan membujuk sang anak agar lebih berkonsentrasi dalam bidang olahraga. Orang tuanya ingin sang anak masuk ke Sekolah Olahraga Sriwijaya (SOS) di Palembang.
Rio akhirnya hijrah ke Palembang, alias harus berpisah dengan kedua orang tuanya yang menetap di Lahat, sekitar tujuh jam perjalanan darat. Di Palembang, Rio yang sudah beranjak remaja menetap di rumah kakak dari ibundanya.
Bakat Rio akhirnya terdengar telinga Sekretasi Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung. Ketika itu, Rio berhasil menjuarai Kejuaraan Atletik Remaja pada 2009. Kadir, yang merupakan pelatih Rio, akhirnya memperkenalkannya pada Tigor Tanjung.
"Nih ada atlet punya postur bagus, tinggi, tapi tidak terlalu cepat," ujar Kadir.
"Ah gampang itu bisa dilatih. Ya sudah, bulan sepuluh masuk ya. Bawa dia ke Jakarta," jawab Tigor.
Terhitung mulai awal 2010, Rio Maholtra resmi berada di bawah naungan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Namun, kebahagiaan Rio ternyata belum lengkap mengingat cita-citanya sejak kecil adalah menjadi tentara, bukan atlet lari.
Dari Atletik ke Prajurit
Berkat prestasi di dunia lari, Rio akhirnya mampu mewujudkan cita-citanya sebagai tentara. Ketika itu, Rio mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau mewakili provinsi Sumatra Selatan.
Rio sukses meraih medali perak dari nomor Lari Gawang 110 meter putra. Setelah melewati garis finis, seorang dengan seragam tentara menghampiri Rio.
"Tadi juara ya dek?" tanya orang itu kepada Rio.
"Iya pak,” jawab Rio dengan napas yang masih tersengal.
"Mau masuk tentara?” tanya seorang pria yang ternyata adalah tentara dengan pangkat Kolonel bernama Hamzah.
Tawaran itulah yang mengantarkan Rio meraih cita-citanya sebagai tentara hingga sekarang yang menjadi seorang Paspampres. Kini, Rio juga mempersiapkan diri meraih kesuksesan di Asian Games 2018. Latihan fisik dan mental menjadi santapan sehari-hari agar bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
"Latihan secara fisik sudah dilakukan maksimal. Terus secara mental saya sudah siap, teknik latihan juga sudah cukup bagus masuk 90 persen," kata Rio dalam rilis yang diterima Bola.com, Senin (23/7/2018).
"Kalau harapan saya pribadi ingin perbaiki catatan rekor nasional. Terus secara umum sama seperti atlet yang lain, saya ingin raih medali emas di Asian Games 2018," tegas Rio Maholtra.