Asian Games 2018: Antisipasi Kebisingan Istora, Pebulutangkis Hong Kong Jalani Latihan Khusus

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 30 Jul 2018, 16:50 WIB
Kemeriahan fans Indonesia saat menyaksikan Blilbli Indonesia Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, (8/7/2018). Indonesia memborong dua gelar melalui Kevin/Marcus dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Hong Kong - Ganda campuran Hong Kong, Tang Chun-Man/Tse Ying-Suet, menjalani latihan khusus untuk persiapan menghadapi Asian Games 2018. Mereka berlatih sembari mendengarkan lagu yang disetel keras menggunakan loudspeaker.

Metode latihan itu mereka terapkan untuk mengantisipasi atmosfer Istora Senayan yang selalu riuh karena suara dukungan suporter.

Istora Senayan yang berkapasitas 7.000 tempat duduk merupakan neraka bagi pebulutangkis yang datang sebagai tamu, terutama ketika menghadapi pebulutangkis tuan rumah. South China Morning Post menuliskan suporter Indonesia yang terkenal dengan patriotisme kerap membuat Istora Senayan sangat bising karena suara dukungan mereka.

Advertisement

"Mereka berlatih dengan lantunan musik selama lebih dari satu pekan, bukan untuk menambah hiburan di area latihan, tapi untuk mencoba beradaptasi dengan suasana yang akan mereka hadapi di Asian Games 2018," ujar sang pelatih, Tim He Yiming seperti dilansir South China Morning Post.

"Banyak pemain kesulitan untuk berkonsentrasi ketika mereka bermain di Jakarta. Ini sudah berulang kali terjadi termasuk ketika Indonesia Masters pada Januari dan Indonesia Open pada bulan lalu."

"Kami menyalakan musik ketika mereka berlatih, mencoba untuk mengganggu mereka sebisa mungkin dan semoga ini bisa membantu meningkatkan persiapan mereka ketika bermain di Asian Games," lanjutnya.

Metode tersebut disebut Tse Ying-suet sebagai solusi untuk menghadapi suasana di Istora Senayan. Pebulutangkis putri Hong Kong itu merasakan suporter telah memengaruhi permainannya ketika bermain di Indonesia Open.

"Saya bahkan tak bisa mendengar ketika pasangan saya memukul shuttlecock karena suara bising di dalam venue yang disebabkan teriakan para suporter. Ini sungguh mengganggu karena ini satu-satunya venue di mana saya bermain dengan suasana seperti itu. Namun, inilah realita untuk Asian Games 2018, Anda harus beradaptasi dan mencoba untuk tidak terpengaruh," ujar Tse.