Zulfikar Punya Pengalaman Berat dalam Persiapan Asian Games 2018

oleh Bogi Triyadi diperbarui 31 Jul 2018, 20:35 WIB
Ilustrasi atlet anggar. (AFP/Kirill Kudryavtsev)

Jakarta - Muhammad Zulfikar punya pengalaman berat saat tengah mempersiapkan diri untuk berlaga di Asian Games 2018. Atlet anggar Indonesia itu tidak bisa menunggui kelahiran buah hatinya, Muhammad Zhafran Albattar.

Anak pertama dari buah perkawinannya dengan Yusa Has Juliana itu lahir 19 Juli lalu. Ketika itu, ia dan sejumlah atlet anggar pelatnas tengah berada di Wuxi, Tiongkok, untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Anggar 2018.

Advertisement

Zulfikar baru bisa menjenguk buah hatinya itu usai pulang dari Tiongkok.

"Saya meminta waktu libur dua hari kepada manajer serta pelatih untuk pulang dulu ke Bengkalis. Saya ingin menengok anak saya yang baru lahir, baru bergabung lagi sama rekan pelatnas di Samarinda," ujar peraih medali emas PON 2016 nomor senjata floret tersebut di GOR Anggar Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (31/7/2018), seperti dinukil dari Antara.

Berseragam Merah Putih menjadi kebanggaan tersendiri bagi pria kelahiran Bengkalis, Riau, pada 16 Februari 1991 itu. Karena itu, ia harus mengesampingkan urusan pribadinya demi timnas.

"Ini debut pertama kalinya saya masuk timnas di ajang Asian Games 2018, tentunya kesempatan ini akan saya gunakan sebaik- baiknya untuk mengejar prestasi terbaik," papar putra sulung pasangan Sumarno (alm) dan ibu Yuliarni itu.

2 dari 3 halaman

Prestasi Terbaik

Ilustrasi atlet anggar. (AFP/Yasuyoshi Chiba)

Zulfikar menyadari bersaing di ajang Asian Games bukan hal yang mudah. Pasalnya, sejumlah atlet papan atas dunia berkiprah di pesta olahraga empat tahunan itu.

Tapi, Zulfikar tetap punya motivasi dan tekad yang kuat untuk memberikan prestasi terbaik. Ia pun berharap bisa menyumbang medali untuk kontingen Indonesia.

"Target pribadi saya ingin bisa menembus peringkat empat besar. Saya paham ini bukan hal mudah, tetapi saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk meraihnya," ucap Zulfikar.

Ia berharap pengorbanannya selama lima bulan menjalani pemusatan latihan nasional di Samarinda, Kalimantan Timur, dapat membuahkan hasil berupa medali di Asian Games 2018.

3 dari 3 halaman

Guru Olahraga

Karier Zulfikar di cabang olahraga anggar dimulai pada 2007 lalu. Saat itu, ia mendapat tawaran dari salah satu guru olahraga di sekolahnya untuk bermain anggar.

"Saya mulai senang dengan anggar, karena banyak pergi ke luar daerah untuk bertanding," tuturnya.

Meski sudah berlatih serius dan sering mengikuti sejumlah kejuaran nasional, Zulfikar mengakui prestasinya belum bisa maksimal. Ia baru merasakan gelar juara saat berlaga di PON 2016 di Jawa Barat dengan merebut medali emas nomor degen putra. Sebelumnya pada PON 2012 di Riau, ia hanya mampu meraih medali perunggu.