Hanif Sjahbandi: Hanya Pemain Terbaik yang Dipanggil Timnas U-23

oleh Windi Wicaksono diperbarui 31 Jul 2018, 22:42 WIB
Gelandang Timnas Indonesia U-23, Hanif Abdurrauf Sjahbandi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Jakarta Persaingan untuk mendapatkan satu tempat di skuat Timnas U-23 Indonesia, yang akan berlaga di Asian Games 2018, cukup berat. Para pesepakbola muda terbaik nasional berlomba-lomba untuk menjadi bagian dari Garuda Muda. Hanya terbaik yang akan dipilih pelatih Timnas U-23 Indonesia, Luis Milla.

Hanif Sjahbandi, gelandang bertahan Arema FC, dipanggil Luis Milla untuk mengikuti pemusatan latihan yang digelar di Bali dari 23 Juli sampai 11 Agustus 2018. Hanif harus bersaing dengan gelandang-gelandang seperti Evan Dimas, Hargianto, dan Zulfiandi, demi menarik minat Luis Milla. "Kita tahu persaingan sepak bola sangat ketat jadi yang terbaik dipilih," kata Hanif saat dihubungi.

Advertisement

Demi menjadi bagian skuat Garuda Muda (julukan Timnas U-23), Hanif akan berjuang maksimal selama sesi latihan. Dengan begitu peluangnya akan terbuka lebar. Apalagi Luis Milla pernah mengatakan kepada dirinya untuk mengeluarkan segala kemampuannya.

"Peluang saya cukup berat. Jadi saya harus bekerja lebih keras lagi," tutur Hanif, yang juga menjadi duta kampanye #IndonesiaKalahkanBatas, yang diinisiasi oleh Combiphar ini. Tak hanya dibutuhkan kemampuan secara personal, Hanif juga harus bisa berkoordinasi dengan baik sesama rekan-rekannya selama sesi latihan. Menurut penggemar berat Zinedine Zidane ini, membangun koordinasi tidaklah mudah.

Apalagi di satu sisi mereka harus bersaing satu sama lain demi mengenakan seragam timnas. "Saya harus benar-benar konsisten dan disiplin. Memang tidak gampang untuk bermain secara tim karena kami mempunyai kepribadian dan pikiran yang berbeda-beda," ujarnya.

Ini sejalan dengan kampanye #IndonesiaKalahkanBatas, "kita diajak untuk mengalahkan segala batasan, baik fisik maupun mental, baik yang datang dari luar maupun dari diri sendiri."

Untuk menambah keeratan dengan pemain-pemain lainnya, Hanif suka menghabiskan waktu bersama di luar sesi latihan. Kebersamaan yang dilakukan biasanya dengan makan bersama dan bermain game. "Jadi kami bisa tahu sifat dan karakter masing-masing seperti apa. Ketika bisa memahami satu sama lain, kami jadi bisa bekerja sama," ungkap Hanif.

2 dari 3 halaman

Porsi Latihan Tambahan

Gelandang Arema FC, Hanif Sjahbandi, bersiap menghadapi Persija Jakarta pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Sabtu (31/3/2018). Persija menang 3-1 atas Arema FC. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Untuk menjaga kondisi fisiknya agar tetap prima, Hanif kerap menambah porsi latihan di luar agenda rutinitas harian. Hanif biasanya melakukan lari pagi sebelum mengikuti sesi latihan pagi. "Jadi persiapan khusus kalau pagi-pagi dengan menambah latihan pribadi. Saya juga biasa menambahkannya dengan sit up, push up dan lain-lain. Untuk kekurangan misalkan tendangan, kalau ada latihan pagi, saya latihan tendangan setelah itu," ucapnya.

Tak hanya fisik, mantan pemain Pelita Bandung Raya ini juga sangat memperhatikan kualitas makanan. Bahkan, Hanif melakukan diet untuk menjaga keseimbangan badannya. "Saya mengontrol makanan dengan memilih makanan-makanan yang lebih sehat. Kemudian nasi putih diganti dengan nasi merah dan konsumsi sayuran diperbanyak," jelas dia.

Di samping itu, Hanif pun menjaga jadwal tidurnya agar tetap fit. Kendati memiliki kesulitan untuk tidur cepat, dia berusaha agar bisa beristirahat lebih awal. Pemuda kelahiran Bandung, Jawa Barat, ini biasanya mematikan lampu kamarnya jam 9 malam.

"Saya memang salah satu orang yang susah tidur, jadi walau lampu dimatikan tetap belum bisa. Karena itu, saya mematikan lampu lebih cepat. Sebagai atlet tidak untuk tidur terlalu malam terus," terang dia.

3 dari 3 halaman

Lawan Kuat

Pada Asian Games nanti, sejumlah tim kuat akan berpartisipasi. Sebut saja nama-nama besar seperti Korea Selatan, Jepang dan Uzbekistan. Menurut Hanif, negara-negara tersebut sudah berada di level dunia. Jika berhadapan dengan mereka, Hanif optimistis timnas Garuda Muda dapat memberikan perlawanan.

"Bisa dilihat pada pertandingan uji coba sebelumnya, kami hampir menahan imbang Korea Selatan. Dan, kami tahu bahwa mereka bukan level Asia. Memang tidak mudah mengalahkan mereka, namun kami bisa mengimbangi mereka dan itu bisa menjadi modal," ujarnya.