Bola.com, Jakarta - Ada ungkapan ternama yakni 'Setiap laki-laki pasti memiliki cinta kedua dalam hidupnya'. Memang tidak dijelaskan secara gambang karena bentuk cinta tersebut bersifat universal. Filosofi itulah yang juga ternyata dimiliki pebasket elite Indonesia, Christian Ronaldo Sitepu.
Selain wanita yang mengisi hatinya, Christian Ronaldo Sitepu menjadikan basket sebagai cinta sejati kedua dalam hidupnya. Cinta pria yang akrab disapa Dodo itu terhadap basket sedari dulu sudah ada.
Baca Juga
Meski sempat beralih ke beberapa cabang olahraga, pada kenyataannya basket membawa takdirnya sendiri pada hidup Dodo. Pencarian cinta yang dilakukan Dodo terhadap basket baru dipertemukan ketika dia memasuki kelas satu SMA.
Artinya sebelum itu Dodo sudah mencoba berbagai jenis olahraga. Namun, akhirnya basket mampu meyakinkan Dodo muda akan tujuan hidupnya.
Pertemuannya dengan pelatih basket ketika masih di Bogor yakni Herman Kintono mampu meyakinkan Dodo. Sejak saat itu, latihan demi latihan dilakukannya untuk menggapai mimpi sebagai pemain sukses di Indonesia.
Tahun 2006 menjadi awal karier Dodo sebagai pemain basket profesional. Ketika itu, permainan Dodo mampu membuat Satria Muda mendatangkannya dengan status rookie.
Pria dengan tinggi jangkung 200 cm itu mampu memberikan penampilan terbaiknya dan memberikan gelar juara IBL untuk Satria Muda pada musim perdananya. Bahkan, Dodo kembali memberikan gelar juara pada 2007, 2008, 2009, 2018.
Kiprahnya di klub pun tak luput dari pantauan pelatih timnas basket Indonesia. Bersama Tim Merah Putih, Dodo sukses meraih sejumlah prestasi yakni perak di Asian Games 2015 dan 2017, serta perunggu di edisi 2011.
Selain itu, Dodo juga menjadi bagian dari timnas basket Indonesia ketika menjadi runner-up di SEABA Championship 2011 dan 2017. Juga ketika timnas basket Indonesia meraih peringkat kedua di SEABA CUP 2012.
Namun, Dodo memilih untuk menutup kariernya dengan anti-klimaks. Pria kelahiran Bogor, 27 Oktober 1986, memutuskan untuk pensiun pada 2018 ini dari timnas basket Indonesia.
Dodo melewatkan event Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang. Alasan usia dan pertimbangan lain membuat Dodo matang-matang mengambil keputusan tersebut. Meski demikian, Christian Ronaldo Sitepu tetap menjadikan basket sebagai cinta sejati dalam hidupnya.
Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Christian Ronaldo Sitepu. Sang atlet cerita banyak hal soal basket, kehidupan pribadi, hingga Asian Games 2018 yang akan dihelat di Indonesia.
Kecintaan Tak Sengaja Hingga Jadi Juara
Bisa diceritakan bagaimana awal kecintaan Anda pada basket?
Jujur, sejak kecil saya memainkan banyak olahraga seperti sepak bola dan bulutangkis. Akan tetapi, saya melihat basket ini sebagai olahraga yang paling menyenangkan. Kebersamaannya dan kompetisinya seru. Namun, belakangan saya sadar berkat basket hidup saya menjadi lebih baik.
Apa saja memang yang membuat hidup Anda lebih baik dengan basket?
Contoh sederhananya seperti basket membuat saya lebih disiplin. Dengan basket juga saya akhirnya bisa mendapatkan beasiswa.
Sejak kapan Anda memutuskan kalau basket itu menjadi tujuan hidup?
Saya memulai bermain basket sebenarnya ketika SD. Namun, baru mulai serius ketika sudah masuk SMA kelas satu. Ketika itu saya merasa, menjadi pemain basket sepertinya adalah cita-cita saya.
Apa yang membuat Anda yakin untuk menjadi pemain bakset?
Keyakinan akan cita-cita itu ada ketika saya bertemu dengan pelatih saya di Bogor. Namanya om Herman Kintono. Sejak dilatih saya dia, saya mengatakan padanya saya ingin menjadi pemain basket nasiona, target saya adalah pemain tim nasional. Saya harus bermain di klub papan atas.
Mimpi apa yang berhasil Anda wujudkan sebagai pemain basket?
Ya, ketika memutuskan jadi pemain basket saya ingin bermain di Satria Muda dan juga tim nasional. Akhirnya berhasil dan masuk sebagai pemain rookie di Satria Muda pada 2006.
Asian Games 2018 dan Keputusan Berhenti
Kebahagiaan seperti apa yang ketika itu Anda rasakan saat bermain untuk Satria Muda?
Ya banyaklah. Apalagi ini kan klub yang saya idolakan sejak dulu. Saya masuk pada 2006 dan berhasil membantu tim meraih gelar juara IBL ketika itu.
Penampilan apik kamu di Satria Muda berlanjut ke timnas Indonesia. Punya kenangan indah bersama timnas bakset?
Ya, saya sangat bersyukur bisa bermain bagus di Satria Muda dan meraih gelar lima kali juara IBL. Bersama timnas, kenangan indah saya ketika meraih medali perak di SEA Games 2015 dan 2017.
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 dan ini merupakan sejarah. Mengapa Anda memilih pensiun dan tidak ingin terlibat dalam sejarah?
Ada pertimbangan yang lebih penting bagi hidup saya. Usia laga sudah tidak lagi muda yakni 32 tahun. Saya juga harus mulai berpikir dan memilih jalan di luar lapangan basket
Apakah itu merupakan keputusan yang sulit atau memang sudah kamu rencanakan?
Sudah terbesit setahun lalu sih. Intinya ketika itu kalau saya berhasil membawa Satria Muda juara ya saya akan pensiun dari timnas dan juga basket. Namun, bola basket akan tetap menjadi cinta saya.