Bola.com, Jakarta Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 akan menjadi tuan rumah bagi 17 negara yang ikut serta dalam cabang olah raga e-sports. Para tamu Indonesia nanti adalah Tiongkok, Hongkong, Cina Taipei, Vietnam, Pakistan, Kazahstan, Korea Selatan, Arab Saudi, Jepang, Thailand, India, Kyrgyztan, Sri Lanka, Iran, Laos, Uzbekistan, dan Malaysia.
Tidak semua negara di atas menurunkan atletnya di semua nomor e-sports, karena sebelumnya telah dilakukan pertandingan prakualifikasi di setiap sub region yang menentukan siapa yang berhak lolos ke Jakarta.
Beruntung bagi Indonesia, sebagai tuan rumah kita mendapatkan wild card untuk satu tim/satu atlet di setiap nomor e-sports nanti.
Baca Juga
Kompetisi eksebishi olah raga elektronik ini sendiri di Asian Games 2018 terbagi dalam enam nomor, yaitu Arena of Valor, Pro Evolution Soccer, League of Legends, Clash Royale, Hearthstone, dan Starcraft 2.
Berikut adalah paparan untuk mengenal masing-masing nomor dan atlet Indonesia yang berlaga di dalamnya:
1. Arena of Valor:
Dalam nomor Arena of Valor, Indonesia mengutus lima atlet e-sports terbaiknya yaitu Glen Richard (berjulukan: DG Kurus), Farhan Akbari (EVOS Hans), Hartawan Muliadi (GGWP Wyvorz), Ilham Bahrul (GGWP Uugajah), Muhammad (EVOS Ahmad).
Arena of Valor (AOV) adalah video game bergenre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang diterbitkan perusahaan pengembang permainan elektronik Tencent Games. Secara global, AOV kini rata-rata dimainkan 90 juta orang per hari dari total 100 juta pengguna yang mendaftarkan diri.
AOV sejak pertengahan 2017 mulai melakukan pembatasan waktu bermain menjadi hanya satu jam per hari bagi anak-anak usia di bawah 12 tahun. Mereka yang berumur 12-18 tahun dibatasi dua jam per hari. Selain itu, pemain di bawah usia 12 tahun tidak dapat bermain di atas pukul sembilan malam.
Selain karakter hero asli milik AOV, para atlet e-sports juga bisa menggunakan karakter DC Comics seperti Superman, Batman, Flash, Joker, Flash dan Wonder Woman. Sebuah tim e-sports AOV terdiri dari lima atlet yang berduel dengan satu tim lawan dengan jumlah atlet yang sama.
Kemenangan sebuah tim akan ditentukan kerjasama antar-atlet untuk memaksimalkan sumberdaya masing-masing (senjata, perisai, kekuatan khusus setiap karakter, daya memulihkan diri, dll.).
Tujuan akhir mereka adalah untuk melewati pertahanan daerah lawan yang memiliki sejumlah menara bersenjata dan monster serta pada akhirnya meraih kemenangan dengan penghancuran aset-aset vital di wilayah kekuasaan lawan.
Proses seleksi pemilihan atlet timnas AOV Indonesia telah dilakukan pada akhir Mei 2018 silam dengan diikuti sekitar lima ribu peserta. Hal yang menarik dari proses seleksi ini adalah bahwa yang diloloskan bukan tim, tapi individu.
Ya, pada babak akhir Challengers Voting, para peserta yang tersisa diberi hak untuk memilih pemain terbaik di fase tersebut. Sebanyak lima pemain pengumpul suara terbanyak akhirnya lolos sebagai atlet AOV Indonesia ke Asian Games 2018 meski mereka tidak berasal dari tim yang sama.
2. Pro Evolution Soccer:
Dalam nomor Pro Evolution Soccer, Indonesia diwakili oleh dua nama yang timnya menjadi juara dalam kompetisi nasional PES 2018. Mereka adalah Rizky Faidan dan Setia Widianto yang bernaung di bawah panji tim Aliban Wani Adu.
Sebagai permainan elektronik yang populer di Tanah Air, Pro Evolution Soccer (PES) sudah banyak dikenal publik sebagai video game sepak bola yang dikembangkan Konami.
PES dirilis pertama kali pada 2001 dan dalam kurun sepuluh tahun permainan elektronik ini telah terjual sebanyak 81,65 juta paket di seluruh dunia.
Untuk memastikan database pemain terupdate sesuai dengan kondisi terbaru pasca fase pertama bursa transfer pemain antarklub di seluruh dunia pada setiap Agustus, Konami merilis versi terbaru PES pada setiap awal Oktober.
Seleksi timnas PES Indonesia untuk Asian Games 2018 dilakukan di akhir Mei 2018 dengan menggunakan platform PES 2017. Setiap tim peserta terdiri dari dua orang, yang masing-masing hanya boleh mendaftarkan diri satu kali dengan mengatasnamakan satu tim saja.
Format seleksi ini berbasiskan sistem best of three dari tiga urutan pertandingan. Pertandingan pertama bersifat individu satu lawan satu, pertandingan kedua membawa nama tim dengan konsep kolaborasi dua lawan dua, dan pertandingan ketiga (bila masih diperlukan) kembali mengandalkan individu satu lawan satu.
Dalam seluruh tahapan seleksi timnas PES Indonesia ini, para peserta hanya boleh menggunakan klub yang berlisensi tanpa proses editing. Bila pilihan klub dari dua tim yang berhadapan sama, maka pengguna klub favorit tersebut ditentukan lewat pengundian lemparan koin.
Dalam setiap fase seleksi, setiap tim tidak boleh menggunakan klub yang sama sebanyak dua kali.
Rizky dan Setia yang telah lolos sebagai bagian skuat timnas PES Indonesia pada Asian Games 2018 kemungkinan akan berhadapan dengan pasangan atlet PES dari Malaysia, Jepang, Iran, Hongkong, India, Vietnam dan Kazakhstan.
Memang masih disebut berupa kemungkinan, karena Rizky dan Setia sebagai wakil Indonesia akan diundi untuk masuk ke dalam satu dari salah dua grup di babak penyisihan dengan sistem round robin di setiap grupnya. Jadi, mereka belum tentu bertemu seluruh negara peserta.
Pada penyisihan diberlakukan aturan best of three seperti pada seleksi nasional Indonesia, sedangkan di babak final dipakai format best of five.
Selain skill dan strategi, pemenang PES di Asian Games 2018 juga ditentukan oleh batasan-batasan pemilihan klub berlisensi dalam ekosistem PES yang dipakai setiap negara peserta.
So, pengundian dengan lemparan koin juga sepertinya kelak akan menentukan nasib Rizky dan Setia di Asian Games 2018.
3. League of Legends:
Pembentukan tim League of Legends Indonesia menuju Asian Games 2018 berbeda dengan tim atau atlet nomor e-sports lainnya.
Mereka terdiri dari satu pelatih bernama Bayu Putera Sentosa yang memiliki julukan Cruzher dan enam atlet, yaituK Malik Abdul Aziz (Fakefriend), Felix Chandra (Fong), Ruly Susanto (Whynuts), Peter Tjahjadi (Airliur), Gerry Arisena (Potato), Ericko Lim (Soapking).
Kita bahas proses unik pembentukan tim ini nanti, dan lebih dulu mengupas mengenai nomor League of Legends.
League of Legends (LOL) adalah video game bergenre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang dikembangkan Riot Games sejak 2009.
Hingga 2017, terhitung sebanyak 110 juta orang memainkan LOL per bulan, sekitar 30 juta orang per hari, dan di jam-jam tertentu sekitar sembilan juta orang terhitung bermain bersamaan di seluruh dunia.
Popularitas LOL di Amerika Utara dan Eropa membuat Riot Games mengadakan League Champhionship Series yang berpusat di Los Angeles dan Berlin.
Dari dua kawasan itu sekarang masing-masing telah memiliki 10 tim profesional unggulan, yang teratur mengikuti kejuaraan dunia untuk menantang skuat yang lebih dulu mapan dari Tiongkok, Korea Selatan, Cina Taipei, Hongkong, dan Makau.
Kejuaraan Dunia LOL 2017 tercatat disaksikan 60 juta orang pemirsa unik (bukan akumulatif) dengan hadiah total sebesar 4 juta dolar (Rp 57,9 miliar). Sebagai e-sports, LOL di Asian Games 2018 akan dipertandingkan dalam format duel dua tim: lima atlet versus lima atlet.
Daya tarik LOL yang luar biasa adalah pada total pilihan 117 karakter petarung yang dapat digunakan setiap atlet dengan kelebihan dan keunikannya masing-masing. Ada tiga tipe utama karakter berjenis Melee, Range dan Magic.
Melee memiliki pertahanan dan tingkat kebugaran tinggi, namun jarak jangkaunya rendah. Sementara itu, Range punya keunggulan di sisi kecepatan dan jarak jangkau yang tinggi tapi pertahanannya sangat rapuh.
Jenis karakter Magic disukai karena punya banyak skill dan berdaya hancur besar, tapi sayang mereka tidak punya perisai kuat dan mudah menurun kebugarannya. Variasi keunikan inilah yang menjadikan faktor strategi sangat dominan dalam LOL guna memenangi pertandingan.
Tujuan akhir untuk menentukan pemenang LOL di setiap laga adalah proses kecepatan dalam menghancurkan bangunan di markas rival. Selain total 10 karakter yang bertarung, dalam LOL juga dimunculkan figur-figur minion yang bisa membantu masing-masing tim dengan prasyarat tertentu.
Selain strategi makro pertandingan, dalam LOL strategi pemilihan perlengkapan dan ramuan untuk setiap karakter akan menentukan daya guna setiap atlet dalam medan pertandingan.
Apabila seorang atlet terlalu berambisi untuk mendapatkan perlengkapan atau ramuan superior dengan banyak prasyarat dan waktu yang lama, justru dirinya bisa membebani kinerja tim.
Pada akhirnya, frekuensi latihan, strategi dan kerjasama antar-atlet akan menentukan pemenang dari sebuah pertempuran di medan LOL.
Dengan menimbang faktor-faktor itulah, akhirnya Asosiasi E-Sport Indonesia (IeSPA) melakukan penyesuaian dalam penyusunan timnas LOL Indonesia.
Setelah sebelumnya proses seleksi atlet akan dilakukan secara konvensional berupa pencarian tim terbaik dari duel lima lawan lima melalui fase penyisihan dan final, IeSPA pada Juni 2018 silam mengubah keputusannya.
IeSPA berbalik lebih dulu memilih empat kandidat pelatih timnas LOL Indonesia berdasarkan rekam jejak mereka di kompetisi LOL sebelumnya.
Alhasil, para pendaftar proses seleksi kemudian ditambah dengan atlet-atlet LOL pilihan empat kandidat pelatih tersebut untuk kemudian dikompetisikan bersama-sama.
Tim dan individu yang lolos ke fase voting challenge akhirnya menentukan Bayu Putera Sentosa terpilih sebagai pelatih timnas LOL Indonesia.
Sosok berjulukan Cruzher itu memiliki reputasi mentereng dengan menjuarai kompetisi LOL nasional di empat season sebelumnya dengan tiga tim berbeda.
Bayu jugalah yang akhirnya memilih enam anggota timnas LOL Indonesia dari daftar elite atlet LOL di fase akhir seleksi pada Juni silam.
Kelak tergantung pada format pembagian grup nomor LOL dalam Asian Games 2018, mereka akan berpeluang menghadapi rival-rival dari tujuh negara yaitu Korea Selatan, Cina Taipei, Tiongkok, Kazakhstan, Pakistan, Vietnam, dan Arab Saudi.
4. Clash Royale:
Atlet Indonesia di nomor e-sports Clash Royale ini adalah Ridel Sumarandak (Benzer Ridel).
Clash Royale (CR) sendiri adalah video game bergenre real-time strategy yang dapat dimainkan dalam mode multiplayer.
CR dikembangkan Supercell dan dirilis pada 2016, dan sejak saat itu secara luas digemari para atlet e-sports karena dengan luwes berhasil menggabungkan unsur-unsur permainan kartu, menara pertahanan, dan multiplayer online battle arena.
Dalam Asian Games 2018 CR akan dimainkan dalam situasi duel satu lawan satu dengan tujuan utama adalah menghancurkan sebanyak mungkin tower di wilayah lawan. Kemenangan instan dalam situasi ini juga dapat diraih dengan cara menghancurkan sebuah King Tower milik lawan.
Ada 12 arena yang dapat dipilih para atlet e-sports di Asian Games nanti. Masing-masing arena memiliki tingkat tantangan dan kesulitan yang berbeda dan mengganjar pemenangnya dengan jumlah dan trofi dengan level nilai tertentu.
Kemungkinan penentuan peraihan medali Asian Games 2018 di nomor CR tidak hanya lewat jumlah kemenangan tapi juga melalui akumulasi trofi yang diperoleh seorang atlet sejak penyisihan hingga final.
Sistem seperti itulah yang sempat diterapkan dalam Clash Royale Crown Championship, yang dikelola Supercell pada 2017 dengan diikuti 28 juta peserta yang mayoritas berasal dari Amerika Utara, Asia, Amerika Selatan, dan Eropa.
Untuk edisi 2018, Supercell berencana memilih Asia sebagai tuan rumah setelah tahun lalu Inggris menjadi host kejuaraan yang dimenangi Sergioramos (Meksiko) sebagai peraih hadiah uang senilai 150 ribu dolar AS (Rp 2,1 miliar).
Proses seleksi atlet e-sports Indonesia sendiri dilakukan pada akhir Mei 2018 lewat sebuah Turnamen Clash Royale di level nasional.
Kejuaraan tersebut hanya boleh diikuti atlet berkewarganegaraan Indonesia yang berusia 16 tahun ke atas dengan syarat telah memiliki 20 kemenangan dalam akun masing-masing.
Turnamen ini menobatkan Ridel sebagai juara dan sekaligus meloloskannya sebagai atlet CR Indonesia di Asian Games 2018.
Ridel akan berpeluang menghadapi para atlet e-sports dari Tiongkok, Hongkong, Vietnam, Laos, India, Uzbekistan, Arab Saudi, pada kurun 26 Agustus hingga 1 September mendatang.
5. Hearthstone:
Untuk nomor Hearthstone, Indonesia telah menetapkan Hendry K. Handisurya yang berjulukan Jothree sebagai atlet e-sports di Asian Games 2018.
Hearthstone (HS) adalah video game bergenre collectible card game yang dapat dimainkan dalam situasi single-player atau multiplayer.
Olah raga elektronik yang dikembangkan Blizzard Entertainment sejak 2014 ini dibangun dari fondasi permainan yang lebih dulu populer, Warcraft.
Dengan memanfaatkan elemen alam, karakter, dan relikui dari Warcraft, pengembangan HS menjadi lebih fleksibel antarplatform sehingga memungkinkan pemain dengan gadget berbeda sistem operasi dapat saling bertanding dengan hanya dibatasi unsur geografis dengan dasar perbedaan zona waktu saja.
Lingkungan e-sports HS adalah diawali dengan pembukaan deck yang terdiri dari 30 kartu yang dikombinasikan dengan pemilihan karakter tertentu yang memiliki kekuatan uniknya masing- masing.
Setiap atlet harus memaksimalkan penggunaan kristal kekuatan yang dimiliki per karakter untuk mendemonstrasikan sebuah skill atau menghimpun minion guna menyerang lawan. Tujuan akhir dari permainan HS adalah untuk mengurangi kebugaran lawan hingga ke titik nol.
Dalam setiap kemenangan yang diraih dalam sebuah petualangan di sebuah peta permainan menghasilkan raihan emas, kartu baru, dan beberapa hadiah virtual lainnya. Dengan aset-aset yang dimenangkan, seorang atlet e-sports akan bisa memperbarui deck kartunya.
Jumlah kemenangan dan hadiah yang diraih itulah yang akan menentukan peringkat seorang atlet dalam sebuah kejuaraan.
Dengan total pemain HS sebanyak 70 juta orang secara global, Blizzard hingga Agustus 2017 tercatat telah membukukan omset senilai 40 juta dolar AS (Rp 578,9 miliar) per bulan.
Atlet andalan Indonesia untuk nomor HS dalam e-sports sendiri seperti disebutkan sebelumnya sudah terpilih pada awal Juni 2018. Dalam seleksi yang digelar duet Asosiasi eSport Indonesia (IeSPA) dengan komunitas Blizzard Gamers Indonesia (Blizzgamers) muncul 32 individu finalis.
Tanpa pembatasan berdasarkan poin Hearthstone Championship Tournament, proses seleksi sempat dibanjiri pendaftar. Namun, panitia mengakalinya dengan memberlakukan sistem single elimination dan bukan best of five atau sistem sejenis yang bakal banyak memakan waktu.
Meski sistem dan pola seleksi ini sempat mengundang polemik beraroma ricuh, pada akhirnya grand final diwarnai muka-muka lama yang memang telah memiliki jam terbang tinggi di kompetisi HS nasional: Hendry K. Hadisurya dan Douahou.
Hendry sendiri sebagai pemenang sempat menyatakan bahwa kandidat lawan berat di Asian Games 2018 adalah atlet HS yang berasal dari Cina Taipei, Tiongkok dan Korea Selatan.
Uniknya, atlet-atlet e-sports yang akan jadi rival Hendry di Asian Games 2018 sendiri kini adalah mereka yang berasal dari Hongkong, Jepang, Vietnam, Thailand, India, Kyrgysztan, dan Arab Saudi.
Sebanyak tiga negara yang disebut Hendry sebagai lawan berat justru di luar dugaan sudah tersisih di prakualifikasi subregion sebelum Asian Games digelar. Semoga ini jadi pertanda baik buat Indonesia.
6. Starcraft II:
Atlet e-sports Indonesia untuk nomor Starcraft II di Asian Games 2018 adalah Nyoman Arie Pranasakti yang memiliki nama panggilan online Jaquelton. Sebelum membahas proses terpilihnya Nyoman, kita kupas lebih dulu soal Starcraft II lebih dulu ya.
Starcraft II (SC2) adalah video game bergenre real-time stragegy yang dikembangkan Blizzard Entertainment dan mulai dirilis sejak 2010.
SC2 dapat dimainkan dalam mode single player dan multiplayer. SC2 kini telah lengkap muncul dalam bentuk trilogi: Wings of Liberty, Heart of the Swarm, dan Legacy of the Void. Dalam ekosistem permainan SC2 yang terlengkap juga terdapat 20 misi utama dan 7 misi tambahan.
Trilogi SC2 dalam perjalanannya mendapatkan kesuksesan dari sisi komersial dan juga dari sudut penilaian positif para atlet e-sports.
Ketiga seri SC2 rata-rata terjual sebanyak satu juta paket di seluruh dunia dalam periode dua hari saja dari tanggal rilisnya.
Menariknya, sejak akhir 2017 SC2 akhirnya diputuskan Blizzard berubah status menjadi free to dowloand and play untuk menjangkau jumlah pengguna yang lebih banyak.
Turnamen SC2 secara rutin telah diadakan sejak 2011 di Korea Selatan dan beberapa kawasan lainnya dengan nama GOMTV Blobal StarCraft II League (GSL). Dalam gameplay, SC2 memiliki tiga faksi utama bernama Terran, Zerg, dan Protoss.
Terran memiliki pertahanan kuat dan kemampuan manuver yang beragam, sedangkan Zerg adalah serangga angkasa luar yang punya daya rusak masif saat melakukan serangan dalam skala besar. Faksi Protoss adalah ras prajurit elite yang pergerakannya lamban tapi sangat kuat.
Atlet e-sports yang memiliki perbandingan komposisi Terran, Zerg, dan Protoss yang pas untuk strategi bertandingnya akan memiliki kans besar untuk menang. Namun, pemanfaatan ketiga faksi tadi dalam memaksimalkan sumber daya dan mendirikan aset baru yang dimiliki seorang atlet di wilayah kekuasaannya juga akan menentukan keseimbangan tim yang dibangun seorang atlet.
Pemantauan aset dan kekuatan musuh lewat pengiriman mata-mata juga punya peran penting dalam menentukan strategi atlet SC2. Penentuan kemenangan seorang atlet e-sport dalam SC2 pada akhirnya ditentukan dalam dominasi penguasaan wilayah dan aset dalam peta permainan dalam durasi waktu tertentu.
Proses seleksi untuk memilih atlet wakil Indonesia di nomor SC2 sendiri dimulai pada medio Mei 2018 dengan memperhatikan faksi mana yang banyak dipakai setiap kandidat berikut ranking terbaik mereka dalam ekosistem SC2.
Penyaringan kandidat yang dilakukan oleh Asosiasi E-Sport Indonesia (IeSPA) dan Blizzgamers tersebut berkulminasi pada 26 Mei 2018 di mana tersisa sebanyak delapan atlet e-sports terbaik. Mereka lolos dari tiga fase sebelumnya yang menerapkan double elimination dalam format best of three.
Sebagai wasit, Eliandy Andojoputro, menilai para atlet e-sports SC2 yang tampil di final sudah sangat mewakili komunitas pemain profesional SC2 di Indonesia.
"Ada satu pemain lama, Yordanianto Juwanputra, dan tujuh muka baru yang masih muda-muda di babak akhir. Pertandingan antara Dedi Suryadi dan Nyoman Arie Pranasakti sebagai sesama pengguna Zerg sangat alot dan menarik," kata Eliandy.
Nyoman Arie yang akhirnya keluar sebagai pemenang berhak mewakili Indonesia sebagai atlet SC2 di Asian Games 2018. Figur berjulukan Jaquelton itu disebut sangat cermat dalam melihat pola permainan lawan dan bisa memilih strategi perlawanan yang efektif dengan cepat.
Nyoman kelak akan berhadapan dengan atlet-atlet e-sports dari Korea Selatan, Cina Taipei, Vietnam, Thailand, Sri Lanka, Kazakhstan dan Iran.
Dengan sederetan lawan dari negara yang memiliki tradisi kuat di ranah olah raga elektronik ini, mari dukung atlet e-sports Indonesia di Asian Games 2018. Pada Asian Games 2018 e-sports akan dipanggungkan di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 26 Agustus hingga 1 September 2018 dengan harga tiket masuk berkisar dari Rp 30 ribu hingga Rp 100 ribu yang dapat dibeli lewat situs KiosTix.