Jakarta - Atlet pencak silat andalan Indonesia, Wewey Wita sudah siap bertempur untuk mendapatkan medali emas Asian Games 2018. Dia akan menjadi tumpuanIndonesia untuk mengisi pundi-pundi medali di Asian Games yang tinggal hitungan hari.
Pemilik nama asli Yo Chu Wei ini merupakan salah satu pendulang medali emas untuk Kontingen Indonesia pada ajang SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kala itu dia bertanding di nomor kelas B dan berhasil mengalahkan pesilat Vietnam, Tran Thi Them dengan skor 4-1 pada partai final.
Wewey menceritakan, nama Yo Chu Wei merupakan pemberian ayahnya, Yeo Meng Tong. Namun sang kakek, yang sangat mencintai Indonesia memanggilnya dengan nama Wewey Wita.
"Papa orang Tiongkok, kasih nama sebenarnya Yo Chu Wei, cuma karena di Indonesia, kakek pengennya ada nama Indonesia, kakek pengennya ada Wita, jadi akhirnya dari kecil dipanggilnya Wewey Wita. Itu nama masuk SD saya. Yo Chu Wei itu artinya nomor satu," ucapnya.
Seperti arti namanya, Yo Chu Wei, nomor satu, dia ingin terus melanjutkan kesuksesannya di Asian Games. Dia mengincar medali emas Asian Games untuk mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional.
"Kita sudah latihan dari dua tahun yang lalu untuk persiapan Asian Games. Kami sudah melakukan try out supaya Indonesia tampil maksimal di Asian Games. Bagi saya, medali emas Asian Games adalah kekasih." ujar Wewey, sambil tersenyum.
Perjuangan Wewey
Perjuangan Wewey di dunia silat tentu bukanlah perkara mudah. Terutama, sang ibu, Ani Rohimah selalu mendorongnya terjun ke dunia modeling. Sebagai seorang ibu, Ani Rohimah khawatir anak pertama dari enam bersaudara itu mengalami cedera parah saat menekuni pencak silat.
Namun, keinginan Wewey di dunia silat sangat kuat. Dia terus bermimpi mengharumkan Indonesia dalam dunia olahraga internasional, termasuk di Asian Games. Demi mimpinya itu, Wewey memutuskan untuk menjauhi dunia modeling.
"Mama itu ingin Wewey ikut modeling bukan olahraga. Dulu waktu kecil Wewey juga sering ikut lomba-lomba modeling. Wewey ikut pertandingan silat sembunyi-sembunyi karena tidak dapak izin, terutama dari mama. Menurut mama, latihan kayak gini tidak seperti perempuan tulen," katanya.
"Tapi setelah Wewey juara, tidak mungkin ditutupi terus, bawa trofi dan medali. Wewey akhirnya mengaku ikutan silat dan ini juara. Awalnya, mama masih larang ikut latihan. Pas ikut event resmi dan menang, mama akhirnya memahami bakat Wewey di sini (silat)," ujar Wewey melanjutkan.
Perkenalan dengan Silat
Lebih lanjut, Wewey juga menceritakan perkenalannya dengan dunia silat, olahraga yang terbilang aneh bila digeluti oleh wanita. Dia menekuni pencak silat saat masih duduk di sekolah dasar (SD).
Alasan utama Wewey menekuni bela diri karena dia merasa membutuhkan perlindungan untuk membela diri. Selain itu, ada banyak perempuan yang ditindas dan perasaan Wewey ingin menolong mereka selalu muncul. Tetapi untuk menolong, Wewey harus memiliki kemampuan terlebih dahulu.
Tidak ada niatan untuk Wewey agar bisa menjadi atlet silat. Ia hanya menekuninya setelah keasyikan dan nyaman dengan silat. Akhirnya ia memutuskan untuk melanjurkan karirnya di bidang olah raga silat.
"Pertama kali Wewey ikut silat itu saat kelas 5 SD, ada ekstrakulikuler silat. Menurut Wewey, silat itu olahraga yang menantang. Selain banyak pertandingannya, silat itu lebih greget, ada adrenalinenya," katanya mengakhiri.