Bola.com, Jakarta - Pada awal bulan ini, Komite Olimpiade Irak merilis kabar mengejutkan, mereka menarik keikutsertaan Timnas U-23 dari cabang olahraga sepak bola Asian Games 2018.
Kabar itu sontak jadi sorotan mengingat sebelumnya cabor sepak bola Asian Games 2018 sudah "diramaikan" dengan pengundian ulang buntut Uni Emirat Arab dan Palestina belum masuk saat undian pertama dilakukan.
Penarikan Timnas Irak U-23 sempat dikhawatirkan menyebabkan efek berantai, termasuk adanya perubahan komposisi grup maupun jadwal pertandingan.
Namun, beruntung, persoalan ini terlewati dengan mulus karena OCA dan Panpel Asian Games 2018 (INASGOC) bersama AFC dan PSSI menyelesaikannya dengan baik. Uni Emirat Arab yang semula berada di Grup E, masuk ke Grup C untuk mengganti tempat Timnas Irak U-23.
Ketika kabar itu mencuat, penyebab Komite Dewan Olimpiade Irak menarik Timnas U-23 dari sepak bola Asian Games 2018 terkesan simpang siur. Pasalnya, Asosiasi Sepak Bola Irak (IFA) sempat membantah kabar itu.
Baca Juga
IFA melalui situs resmi mereka, sempat menyampaikan alasan urung mengirim Timnas U-23 ke Asian Games 2018 karena kesulitan mengumpulkan pemain yang tak dilepas klub menjelang bergulirnya kompetisi domestik, 15 September 2018.
Namun, kabar terbaru menyebut hal lain. Pencurian umur ada di balik penarikan Timnas Irak U-23 dari Asian Games 2018. Kabar perihal pencurian umur ini memang sudah lebih dulu muncul, sebelum Komite Olimpiade Irak memutuskan menarik Timnas U-23.
Hanya, pencurian umur ketika itu terjadi di Timnas U-16 yang akan bertolak menuju Yordania untuk mengikuti turnamen kelompok umur regional.
Rupanya, pencurian umur di Timnas Irak U-16 menjadi pemicu terbongkarnya skandal lain di IFA. Salah seorang legenda sepak bola Irak, Karim Saddam, menuturkan IFA melakukan kecurangan tidak hanya di Timnas U-16.
Saddam menuding pencurian umur dilakukan IFA nyaris di semua kelompok usia timnas, tak terkecuali Timnas U-23 yang disiapkan untuk Asian Games 2018.
"Mereka (IFA) mencoba berbagai cara, dengan biaya berapa pun agar timnas mencapai kesuksesan dan mendapat pujian dari itu," tuding Saddam.
Keterlibatan Aktivitis Anti-Penipuan
Skandal ini muncul dari unggahan dari aktivis anti-penipuan Irak di dunia maya. Kelompok aktivis itu mengunggah bukti terjadinya pencurian umur pada 17 dari 23 pemain di Timnas Irak U-23 yang disiapkan untuk Asian Games 2018.
Unggahan itu mendapat respons dari Komite Olimpiade Irak. Tak lama berselang, mereka memutuskan menarik Timnas Irak U-23, yang ketika itu sedang menggelar pemusatan latihan di Erbil, dari keikutsertaan di Asian Games 2018.
Otoritas olahraga di Irak disebut berupaya menutupi skandal ini agar tak mencuat dengan menyebut mereka sudah melakukan pemeriksaan dan merasa terkejut dengan persoalan ini.
"Tapi, orang yang mengikuti sepak bola Irak mengetahui tahu secara pasti mengapa Irak mundur dari Asian Games. Itu karena mereka takut skandal kedua setelah tim U-16, akan terbongkar," ujar Hassan Ahmed, pelatih Al-Naft (klub Liga 1 di Irak).
Hassan juga membantah klaim IFA yang menyebut penarikan dilakukan karena kesulitan mengumpulkan pemain lantaran tak dilepas klub, termasuk Al Naft.
Tak lama setelah menarik Timnas U-23 dari Asian Games 2018, pihak terkait di Irak lantas membubarkan Timnas U-19 yang disiapkan untuk mengikuti Piala AFC U-19 2018 di Indonesia.
Kabar lain menyebut, IFA bersiap menghadapi sanksi berupa denda 100 ribu dolar AS (Rp1,4 miliar) dan kemungkinan dilarang tampil di Asian Games 2022 Hangzhou akibat batal tampil di Asian Games 2018.
Sumber: Arab News
Baca Juga
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan
Media Vietnam Singgung Absennya Rafael Struick Jadi Kabar Buruk bagi Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
TC Timnas Indonesia di Bali untuk Piala AFF 2024 Diundur Setelah Pilkada, Dimulai 28 November 2024