Bola.com, Sidoarjo - Keberhasilan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2018 memang berhasil mencetak sejarah baru. Itu merupakan gelar pertama yang diraih skuat Garuda Asia sepanjang penyelenggaraan turnamen itu.
Sebelum menjadi kampiun di turnamen ini, Timnas Indonesia U-16 telah lebih dulu meraih dua gelara juara di bawah asuhan Fakhri Husaini. Masing-masing Piala Tien Phong 2017 dan Jenesys Cup 2018.
Tetapi, raihan gelar Piala AFF U-16 2018 ini terasa begitu istimewa. Sebab, Indonesia tampil sebagai tuan rumah dengan menunjuk venue di Stadion Gelora Delta (Sidoarjo) dan Stadion Gelora Joko Samudro (Gresik).
Perjuangan Garuda Asia untuk bisa meraih gelar juara tentu tidak mudah. Apalagi, Fakhri sempat mendapat hasil yang mengecewakan setelah gagal total di turnamen yang sama pada edisi 2017.
Baca Juga
Saat itu, Timnas Indonesia U-16 yang baru menjuarai Piala Tien Phon 2017, tidak mampu berbuat banyak di Piala AFF U-16 2017. Jangankan masuk final, skuat asuhan Fakhri bahkan tidak lolos dari fase grup dengan menghuni peringkat kelima Grup A.
Di turnamen ini, Timnas Indonesia U-16 juga mencatatkan torehan yang luar biasa. Mereka melewati tujuh pertandingan dengan status tak terkalahkan, dengan perincian enam menang dan sekali imbang.
Hasil imbang itu terjadi di partai puncak saat menjumpai Thailand. Skor sama kuat 1-1 selama 80 dilanjutkan dengan adu penalti yang kemudian berhasil dimenangi David Maulana dkk.
Selain itu, Garuda Asia membukukan sebanyak 23 gol dari tujuh pertandingan. Lebih dari setengah di antaranya dicetak satu pemain saja, yaitu Bagus Kahfi dengan raihan 12 gol, yang kemudian keluar sebagai top scorer.
Fakhri Husaini yang menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia U-16 tak dapat menyembunyikan perasaan bahagia sekaligus kebanggaan kepada anak asuhnya.
Berikut adalah petikan wawancara Fakhri Husaini dengan Bola.com setelah mengantarkan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2018.
Rahasia Tak Terkalahkan
Tim Anda tidak terkalahkan selama turnamen, ada rahasia khusus?
Saya harus menyampaikan terima kasih kepada staf pelatih, dokter, fisioterapis, dan seluruh pihak karena mereka melaksakan tugas dengan baik. Recovery pemain cukup bagus.
Seperti yang saya katakan, hasil akhir turnamen ini ditentukan seberapa cepat pemain tetap bugar untuk menjalani pertandingan. Di sini semua tampil profesional. Kami tidak pernah kalah dan kami mencetak banyak gol.
Apa pesan Anda kepada pemain setelah juara?
Saya selalu berpesan kepada pemain: kalah atau menang itu harus kami terima dengan elegan, tidak perlu berlebihan. Tapi, setelah ini pasti mereka akan menerima banyak pujian karena telah bekerja dengan sangat bagus. Saya tidak bisa melarang kalau akan ada lebih banyak cewek yang foto dengan mereka.
Berikutnya, Timnas Indonesia U-16 akan tampil di Piala AFC U-16 2018 di Malaysia pada September 2018. Bagaimana persiapannya?
Kalau kami flashback ke Tien Pong, saat itu kami tidak dalam periode yang ideal karena setelah kami juara, pemain diliburkan. Kami berangkat ke AFF bermodal latihan empat kali setelah libur Lebaran.
Kalau saya lihat jadwal di Kuala Lumpur, masih ideal untuk kami menyiapkan tim lagi. Kami masih punya waktu sekitar empat minggu untuk persaipan tim. Itu lebih dari cukup untuk kami.
Saat libur, kami juga akan memberikan pekerjaan rumah untuk semua pemain. Minimal bisa menjaga kondisi fisiknya saat ini.
Bicara Teror
Apa ada rencana pergantian pemain?
Saya tentu akan masih sangat terbuka untuk tambahan pemain karena saya tahu ada beberapa lini kami kekurangan pemain. Saya dapat informasi ini yang mungkin jadi masalah kami.
Ada regulasi dari AFC, pemain yang bisa ikut bulan September nanti adalah pemain yang sudah didaftarkan saat kualifikasi. Masalahnya di sini, ada beberapa pemain yang kami daftarkan setelah kualifikasi.
Informasinya, boleh ada tambahan pemain baru, asalkan kelahiran 2003 (dan setelahnya). Bisa juga 2002, tapi harus bulan September dan setelahnya.
Saya tidak tahu apakah ini regulasi AFC, kalau memang betul begitu, kami sudah antisipasi itu. Saya minta teman-teman pelatih untuk berkoordinasi dengan pelatih yang ada di daerah untuk menambah pemain.
Bagaimana dengan rencana pemusatan latihan?
Jujur saja kami sangat menikmati ketika berada di Sidoarjo. Sambutan hangat dari Askab (Sidoarjo), masyarakat, dan suporter. Tentu Sidoarjo akan memiliki kenangan sendiri buat pemain, apalagi kami buat pemain yang berhasil juara di sini.
Kalau soal pemusatan latihan, kami akan serahkan kepada PSSI karena PSSI yang punya wewenang untuk memutuskannya.
Malaysia sempat mendapat teror selama di Indonesia. Bagaimana antisipasi hal serupa saat Piala AFC U-16 2018?
Dalam sepak bola teror itu biasa. Artinya teror itu masih dalam batas normal, kalau suara itu biasa. Saya tidak melihat tim Malaysia mendapat teror sepanjang laga. Tidak ada lemparan botol yang masuk ke lapangan.
Soal perlakuan saat bulan September nanti, saya tidak pernah khawatir. Timnas Indonesia U-16 hampir setahun lebih sebelum di Sidoarjo belajar di Kompleks Kopasus. Tentu kami sudah paham bagaimana cara menghadapi teror nantinya.