Bola.com, Jakarta - Sepak bola putra sudah jadi satu di antara cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games sejak 1951. Khusus sepak bola putri, masuk baru jadi cabor pada Asian Games 1990. Sejak itu, sepak bola selalu masuk cabor favorit, tak terkecuali di Asian Games 2018.
Setiap negara yang mengirim tim untuk ikut dalam cabor ini, ingin pulang dengan membawa medali emas. Dalam turnamen multicabor seperti SEA Games atau Asian Games, selain berlomba jadi juara umum, raihan medali emas dari sepak bola jadi gengsi tersendiri.
Itulah mengapa, tim yang dikirim dihuni pemain-pemain terbaik. Tak terkecuali di Asian Games 2018 ini. Ada 25 negara yang terbagi ke dalam enam grup, bersaing memperebutkan medali emas.
Baca Juga
Sesuai aturan, sejak 2002, sepak bola putra Asian Games diperuntukkan pemain-pemain berusia di bawah 23 tahun. Namun, ada pengecualian. Tiga pemain berstatus wild card (di atas 23 tahun) atau over aged player, diperbolehkan memperkuat tim.
Pada Asian Games 2018, kuota setiap tim yang diberikan panpel berjumlah 20 pemain. Ada tim peserta yang memanfaatkan jatah tiga pemain wild card seperti Timnas Indonesia U-23, ada yang hanya dua pemain seperti Timnas Malaysia U-23, ada juga yang sama sekali tak memanfaatkan jatah itu seperti halnya Timnas Thailand U-23.
Namun, ada juga tim yang alih-alih diperkuat 100 persen pemain U-23, justru mengirim tim berstatus U-21 atau tim yang diperkuat pemain berusia di bawah U-21.
Dua tim yang mengutus Timnas U-21 mereka ke Asian Games 2018 adalah Jepang dan Arab Saudi. Dua negara itu memiliki alasan mirip mengapa mengirim tim U-21 ke pesta olahraga terbesar di Asia itu.
Jepang Ingin Emas Olimpiade 2020
Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) membidik Asian Games 2018 sebagai pemanasan menuju Olimpiade 2020. Seperti diketahui, Jepang akan menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar di dunia itu pada musim panas 2020, yang dipusatkan di Tokyo.
JFA ingin memberikan pengalaman bertanding pada pemain U-21 agar semakin terasah. Tujuan jangka panjangnya, tim yang dibawa ke Indonesia ini diproyeksikan merebut medali emas pada Olimpiade 2020.
Sebagai tuan rumah, Jepang sudah otomatis lolos dan tampil di cabor sepak bola Olimpiade 2020. Itulah mengapa kini mereka fokus menempa tim dengan memberikan pemain lebih banyak pengalaman.
Hampir sama Jepang, Arab Saudi juga memboyong pemain U-21 ke Asian Games 2018. Nantinya, tim ini juga diproyeksikan tampil di Piala AFC U-23 2020 serta Olimpiade 2020 Tokyo. Tentu, setelah lolos dari fase kualifikasi.
"Kami tidak membawa satu pun pemain senior karena kami bermain di sini (Indonesia) sebagai persiapan untuk Piala AFC U-23 2020, yang juga menjadi jalan tampil di Olimpiade 2020," kata Faisal Almarashdi, juru bicara Timnas Arab Saudi di Asian Games 2018 dikutip dari Arab News.
"Kami hanya membawa pemain berusia 21 tahun atau di bawahnya, ke Indonesia. Mereka sudah sesuai persyaratan untuk tampil di Olimpiade 2020. Banyak dari pemain di tim ini sudah memiliki pengalaman bermain di Piala Dunia U-20 2017 bersama pelatih Saad Al-Shehri. Jadi, tak pernah ada diskusi menggunakan pemain wild card seperti yang dialokasikan," lanjut sang jubir.
Fondasi Timnas Senior
Arab Saudi menjalani "debut" kembali di sepak bola Asian Games pada 2014, saat Asian Games di Incheon. Tim sepak bola Arab Saudi kali terakhir tampil pada Asian Games 1986. Ketika itu mereka berhasil finis sebagai runner-up.
Setelah itu mereka absen hingga kembali tampil di Incheon. Selain 1986, Arab Saudi tercatat tampil pada Asian Games 1982 saat menduduki peringkat ketiga.
Empat tahun lalu di Incheon, meski baru kembali setelah 28 absen di pentas sepak bola Asian Games, The Young Falcons mampu melaju hingga perempat final sebelum akhirnya kalah dari Irak.
Ketika itu Irak menang 3-0, dua gol di antaranya diciptakan striker kenamaan mereka, Younes Mahmoud, yang ikut mengisi slot pemain senior.
Alih-alih menggapai hasil lebih apik ketimbang empat tahun lalu, Arab Saudi memiliki misi lain, yakni mempersiapkan tim Asian Games 2018 untuk menggapai prestasi dalam skala lebih besar.
Mereka belajar dari pengalaman. Ada contoh sukses dalam pengembangan sepak bola Arab Saudi. Abdullah Otayf (26 tahun), yang jadi andalan Arab Saudi di Piala Dunia 2018, ikut memperkuat tim saat tampil di Asian Games 2014 Incheon. Ada beberapa nama pemain lain, yang memiliki rekam jejak semacam itu.
"Asian Games sangat penting buat pemain muda terlibat. Mereka itu masa depan timnas senior, jadi jika mereka bermain bagus di sini Asian Games 2018, kemudian Piala AFC U-23 2020, maka kami harap mereka bisa tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. Dari sana, jalur menuju timnas senior sudah sangat jelas," imbuh Almarashdi.
Di Asian Games 2018, Jepang tergabung di Grup D bersama Nepal, Pakistan, dan Vietnam. Pada laga pertama penyisihan grup (14/8/2018), mereka mengalahkan Nepal 1-0.
Sedangkan Arab Saudi berada di Grup F bersama Myanmar, Iran, dan Korea Utara. Tim Arab Saudi yang dihuni pemain U-21 mampu menahan Iran 0-0 pada laga pertama (15/8/2018).
Sumber: Berbagai sumber