2 Petarung Indonesia Tersungkur, Taekwondo Tak Berpeluang Lagi Sumbang Medali di Asian Games 2018

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 23 Agu 2018, 16:40 WIB
Atlet Taekwondo Defia Rosmaniar menunjukkan medali emas Asian Games 2018 saat berkunjung ke SCTV, Senayan City, Jakarta, Senin (20/8). Kunjungannya tersebut untuk melakukan wawancara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Jakarta - Harapan Tim Indonesia untuk menambah perolehan medali dari cabang olahraga (cabor) taekwondo di Asian Games 2018 pupus menyusul tersingkirnya dua atlet di babak penyisihan pada hari ini, Kamis (23/8/2018).

Dua atlet Indonesia yang bertanding pada hari terakhir cabang taekwondo kategori Kyorugi masing-masing Dhean Titania Fajrin pada nomor -49 kg putri dan Muhamad pada nomor -68 kg putra.

Advertisement

Titania gugur di babak penyisihan awal setelah kalah dari Yuting Hung dari Chinese Taipei dengan angka 4-13. Adapun Muhammad gagal melaju lebih jauh setelah dikalahkan taekwondoin Korea Lee Daehoon di babak 16 besar dengan angka 5-26.

Gugurnya dua taekwondoin Indonesia membuat taekwondo hanya mendulang sekeping medali emas di Asian Games 2018 lewat Defia Rosmaniar di nomor poomsae individual putri.

 

2 dari 2 halaman

Sayangkan Gagal Raih Medali

Defia Rosmaniar sumbang medali emas untuk Indonesia di Asian Games 2018. (Bola.com.Peksi Cahyo)

Ada penyesalan yang terpancar dari raut wajah Manajer Tim Taekwondo Indonesia di Asian Games 2018, Rahmi Kurnia. Ia mengatakan seharusnya dua atlet terakhir dapat mendulang medali.

Ia menyebut potensi medali yang seharusnya bisa diperoleh dari Mariska Halinda di nomor -53 kg dan Ibrahim Zarman nomor -63 kg putra.

Ia menilai postur tubuh atlet Indonesia masih kalah tinggi dibanding atlet dari negara-negara yang turun di cabang ini.

"Postur ini juga memengaruhi," katanya.

Selain itu, lanjut dia, kurangnya inisiatif menyerang saat bertanding menyebabkan angka yang diperoleh tidak maksimal.

"Banyak bertahan, inisiatif menyerangnya kurang," tuturnya.