Raih Emas Asian Games 2018, Eko Yuli Berharap Angkat Besi Lebih Populer di Indonesia

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 24 Agu 2018, 06:30 WIB
Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, saat berlaga pada Asian Games di JIExpo, Jakarta, Selasa, (21/8/2018). Eko Yuli berhasil menyumbang medali emas angkat besi putra kelas 62kg. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Jakarta - Eko Yuli Irawan memenuhi tugasnya sebagai lifter yang diandalkan Indonesia di Asian Games 2018. Medali emas mampu diamankan Eko Yuli setelah mengalahkan lifter Vietnam, Van Vinh Trinh dan Adkhamjon Ergashev (Uzbekistan).

Eko Yuli Irawan memang lifter yang diharapkan bisa menyumbang medali emas Asian Games 2018. Tanpa kesulitan, ia pun menunaikan beban yang diembannya di kelas 62 kg. Total angkatan Eko Yuli adalah 311 kg, unggul atas Vinh Trinh (299 kg) dan Ergashev (298 kg).

Advertisement

Sukses itu membuatnya tercatat sebagai lifter pertama yang menyumbang medali emas di ajang Asian Games. Dan momen membahagiakan itu didapat Eko Yuli saat tanding di hadapan Presiden RI Joko Widodo. Bahkan, Jokowi sendiri yang mengalungkan emas kepadanya.

Saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (22/8/2018), pria berusia 29 tahun itu pun menuturkan manfaat dari kehadiran Jokowi saat ia bertanding. Ya, kehadiran Jokowi membuat perjuangan atlet angkat besi Indonesia kini lebih disorot.

Hal itu pula yang membuat Eko Yuli Irawan begitu terpacu mempersembahkan medali emas di Asian Games 2018. Tujuannya adalah karena ia ingin agar angkat besi jadi olahraga yang populer layaknya sepak bola dan bulu tangkis.

"Dengan adanya Bapak Presiden, otomatis semua tv menyiarkan. Secara tidak langsung, angkat besi bisa dikenal secara luar. Bukan karena saya mau populer, tapi agar angkat besi lebih dikenal. Ini bukan cabang populer. Saya juga bertekad merebut emas untuk meningkatkan pamor angkat besi," katanya.

2 dari 2 halaman

Faktor Olahraga Terukur

Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, saat berlaga pada Asian Games di JIExpo, Jakarta, Selasa, (21/8/2018). Eko Yuli berhasil menyumbang medali emas angkat besi putra kelas 62kg. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Secara tidak langsung, Eko Yuli merasa iri dengan popularitas yang dimiliki olahraga lain seperti sepak bola dan bulu tangkis. Padahal, angkat besi adalah cabor yang telah mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.

Seperti bulu tangkis, angkat besi jadi cabor yang rutin menyumbang medali Olimpiade untuk Indonesia. Tradisi itu dimulai sejak Olimpiade 2000. Dan Eko Yuli sendiri sudah menyumbang dua perunggu dan satu perak Olimpiade.

"Seandainya kita kejuaraan di luar negeri, kalau bisa seperti bulutangkis live, mungkin kita punya kans lebih tinggi. Angkat besi sendiri olahraga terukur. Gampang untuk jadi juara. Kalau olahraga lain masih abu-abu, belum tahu juaranya siapa. Itu yang membuat olahraga lain menarik," ia menambahkan.