Hanya Tersisa Vietnam, Kebangkitan Sepak Bola ASEAN di Asian Games Tertunda

oleh Aning Jati diperbarui 25 Agu 2018, 06:45 WIB
Kebangkitan sepak bola ASEAN (the rise of ASEAN football) masih belum terjadi di Asian Games 2018. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Sepak bola putra Asian Games 2018 segera memasuki fase perempat final, tepatnya pada pekan depan. Dari 26 peserta di awal, kini hanya tersisa delapan tim saja yang masih melanjutkan perjuangan merebut medali emas.

Secara khusus, buat tim-tim peserta asal Asia Tenggara, Asian Games 2018 masih belum jadi momen kebangkitan sepak bola ASEAN (rise of ASEAN football). Tim dari negara ASEAN masih kalah bersaing dengan kawasan lain di Asia seperti Asia Timur maupun Timur Tengah.

Hal itu mengacu pada keberadaan tim asal ASEAN di perempat final, yang hanya diwakili Vietnam. Enam tim lain, gugur sejak fase penyisihan grup dan 16 besar.

Sebelum kick-off sepak bola putra Asian Games 2018, tujuh tim asal ASEAN terbagi dalam pot berbeda. Penempatan pot untuk kepentingan drawing didasarkan pada pencapaian di Asian Games edisi sebelumnya, kecuali Indonesia sebagai tuan rumah yang otomatis menempati posisi A1.

Advertisement

Di pot 1 ada Indonesia dan Thailand. Vietnam menghuni pot 2. Tiga negara, yakni Malaysia, Laos, dan Timor Leste masuk pot 3, sedangkan Myanmar di pot 4.

Setelah pengundian, Indonesia otomatis masuk Grup A bersama Laos, Thailand di Grup B, Timor Leste (C), Vietnam (D), Malaysia (E), dan Myanmar (F).

Seperti diketahui, hanya Indonesia, Vietnam, dan Myanmar yang lolos dari fase penyisihan grup. Thailand, semifinalis Asian Games 2014, secara mengejutkan kalah bersaing.

Thailand hanya menduduki posisi ketiga di Grup B dengan poin dua, tanpa sekali pun meraih kemenangan dalam tiga pertandingan.

Ini jadi pukulan bagi sepak bola ASEAN mengingat the War Elephants kerap disebut sebagai tim terkuat di regional Asia Tenggara dalam berbagai level timnas.

Sementara Laos, hanya sekali memetik kemenangan dari empat pertandingan. Hasil itu menempatkan Laos pada peringkat keempat dari lima peserta di Grup A. 

Duel Bangladesh vs Thailand di penyisihan Grup B Asian Games 2018 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kamis (16/8/2018). (Bola.com/Dok. INASGOC)
2 dari 3 halaman

Persiapan

Hasil minor juga diukir Timor Leste. Negara yang pernah jadi bagian Republik Indonesia itu terbenam di dasar klasemen akhir Grup C tanpa sekali pun mencicipi kemenangan dalam tiga pertandingan.

Sedangkan Myanmar, bisa dibilang tersingkir secara dramatis. Jika mengacu pada poin yang dikumpulkan (4), jumlah poin itu sama koleksi yang dimilliki tiga tim lain di Grup F, yakni Iran, Korea Utara, dan Arab Saudi, yang akhirnya melaju ke 16 besar.

Kiprah Myanmar di Asian Games 2018 terhenti secara dini hanya karena kalah bersaing dalam hal selisih gol.

Tiga tim lain dari ASEAN, yakni Indonesia, Vietnam, dan Malaysia berhasil tampil di babak 16 besar dengan status juara grup. Namun, seperti diketahui, langkah Indonesia dan Malaysia terhenti akibat penalti.

Indonesia kalah 3-4 lewat adu penalti dari Uni Emirat Arab (UEA) setelah bermain 2-2 di waktu normal hingga perpanjangan. Sementara Malaysia kalah lantaran gol tunggal dari titik putih pada menit ke-90 saat melawan Jepang.

Padahal, Malaysia sempat jadi buah bibir lantaran mampu secara mengejutkan mengalahkan tim juara bertahan, Korea Selatan, pada penyisihan grup.

Alhasil, hanya Vietnam yang melaju ke perempat final setelah membungkam Bahrain, lewat gol yang dihasilkan penuh perjuangan karena baru lahir pada menit ke-88.

Sebagai catatan, Bahrain menggunakan 100 persen pemain U-21 di Asian Games 2018, seperti Jepang yang jadi lawan Malaysia.

Jika mengacu pada persiapan, beberapa tim dari ASEAN memang mengaku kurang. Semisal, Thailand, yang terang-terangan mengakui minim dan singkatnya persiapan. Gara-gara itu pula, Thailand memutuskan menggunakan 100 persen pemain U-23.

Pemain Bahrain, Mohamed Hardan, dikawal tiga pemain Vietnam pada babak 16 besar Asian Games di Stadion Patriot, Jawa Barat, Kamis (23/8/2018). ANTARA FOTO/INASGOC/Charlie/Sup/18
3 dari 3 halaman

Vietnam Penyelamat Muka

Pelatih Timnas Thailand U-23, Worawoot Srimaka, hanya punya beberapa waktu pekan saja untuk menempa pemainnya. Belum lagi, situasi cedera yang menimpa beberapa pemain andalan, membuat kiprah Thailand tak maksimal.

"Drama" pada persiapan menuju Asian Games 2018 juga dialami Malaysia. Pelatih Ong Kim Swee sempat bermasalah lagi dengan klub-klub di Liga Malaysia yang enggan melepas pemain. 

Setidaknya ada empat pemain yang enggan gabung dengan berbagai alasan. Satu pemain lagi memilih menjalani trial di Jepang. Kondisi ini membuat Ong hanya memanfaatkan dua dari tiga slot pemain senior.

Keterbatasan persiapan juga dimiliki Myanmar. Pelatih Antoine Hey baru menangani the White Angels mulai medio Mei 2018. Ia berstatus pelatih anyar Timnas Myanmar, menggantikan Gerd Zeise.

Sementara Laos dan Timor Leste, sejauh ini memang masih kurang kuat dalam peta persaingan di ASEAN sehingga ketika tampil di level lebih tinggi seperti Asian Games, tak mudah bagi kedua tim itu.

Di sisi lain, ada juga negara yang dirasa cukup melakukan persiapan, seperti halnya Indonesia, yang menggelar pemusatan latihan beberapa kali sejak 2018, namun gagal mewujudkan target jadi semifinalis.

Sedangkan Vietnam, meski hanya berlatih sekitar tiga pekan, mampu menembus perempat final.

Generasi emas yang mendapat polesan dari pelatih Park Hang-seo ini, tak hanya mencatatkan sejarah baru dengan tampil di 8 besar Asian Games untuk kali pertama, melainkan kini menjadi tumpuan untuk "menyelamatkan muka" sepak bola ASEAN di Asian Games 2018.