Bola.com, Jakarta - Pihak pengelola Istora Senayan menyediakan ruang membaca untuk para pengunjung, atlet, hingga awak media. Namun, perpustakaan mini itu sepi peminat.
Baca Juga
Ide itu digagas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DISPUSIP) Jakarta. Perpustakaan mini dibangun untuk mengedukasi seluruh pengunjung Istora Senayan selama Asian Games 2018.
DISPUSIP menyediakan puluhan judul buku untuk para pengunjung tanpa dipungut biaya. Buku-buku itu juga bisa dipinjam masyarakat selama berada di Istora.
Akan tetapi, perpustakaan mini yang dibangun DISPUSIP menjadi sia-sia. Tempat itu terlihat sepi karena tak ada satupun pengunjung Istora yang datang.
Alasannya bukan karena minat membaca masyarakat yang buruk. Kesalahan penempatan dari pihak pengelola lah yang membuat fasilitas itu tidak maksimal penggunaannya.
"Tempat ini awalnya untuk para pengunjung dan atlet. Namun, kesalahan penempatan membuat perpustakaan ini sepi. Pada awalnya pihak pengelolalah yang menunjuk tempat ini untuk jadi ruang membaca," kata penjaga perpustakaan mini, Rifki Nababan, kepada Bola.com, di Istora Senayan, Sabtu (25/8/2018).
Pihak pengelola menempatkan perpustakaan mini di area yang tidak bisa dilalui masyrakat umum. Ruang membaca itu berada di tengah-tengah Istora yang aksesnya hanya untuk media, atlet, staf, dan para sukarelawan.
Rifki mengaku pihaknya sudah melakukan mediasi dengan pihak pengelola untuk memidahkan perpustakaan mini itu ke lokasi yang lebih strategis. Namun, proses yang berbelit-belit membuat langkah itu belum menuai hasil positif.
"Kami sudah mencoba mendiskusikan tempat ini untuk dipindahkan ke kawasan lain Istora Senayan. Namun, saat ini masih dalam proses peninjauan," ujar Rifki.