Bola.com, Palembang - Tim traditional boat race putra Indonesia gagal merebut emas di nomor 1000M Asian Games 2018. Tim Merah-Putih meraih perak setelah finis di urutan kedua pada perlombaan yang digelar di Danau Jakabaring Sport City, Palembang, Senin (27/8/2018).
Nomor 1000M putra menjadi pertandingan terakhir yang digelar untuk kategori tradisional boat race (TBR) Asian Games 2018.
China berhasil menjadi juara umum di nomor TBR setelah mengumpulkan dua medali emas dan dua perak dari lima nomor yang dilombakan, diikuti Chinese Taipei yang di luar dugaan melejit dengan dua emas dan satu perak, sedangkan satu emas lainnya berhasil menjadi milik Korea Bersatu.
Sementara Indonesia harus puas dengan torehan dua perak dan satu perunggu. Hasil ini mengalami penurunan signifikan dibanding saat turun di Asian Games 2014 Icheon. Ketika itu tim TBR Indonesia berhasil mengumpulkan tiga medali emas.
Tim Indonesia di nomor 1000M putra sebenarnya tampil stabil dan terus menunjukkan grafik meningkat sepanjang perlombaan.
Baca Juga
Di babak penyisihan tim TBR Indonesia mencatatkan waktu 4,39,604 dan kemudian berhasil diperbaiki saat masuk ke semifinal menjadi 4,37,891.
Sedangkan di babak final, tim TBR Indonesia berhasil mempertajam catatan waktu menjadi 4,34,947. Namun, catatan ini masih di bawah Chinese Taipei yang membukukan waktu 4,31,185.
Pelatih tim TBR Indonesia, Suryadi, meminta maaf atas kegagalan anak asuhnya secara keseluruhan meraih medali emas di kategori ini.
"Ini hasil terbaik, tidak ada yang perlu disalahkan karena semua sudah berusaha maksimal. Chinese Taipei di luar dugaan memang tampil luar biasa, saat uji coba sebelum Asian Games ini sebenarnya kami beberapa bertemu dan hasilnya kami selalu leading. Mamun mereka menunjukkan peningkatan yang signifikan, meski bisa menang atas China, tetap tidak bisa mengamankan medali emas di nomor 1000M ini," bebernya.
Pengurus TBR Indonesia, Young Mardinal, menyayangkan adanya perubahan regulasi untuk nomor TBR di Asian Games 2018.
"Di Guangzhou 2010 saat kami berhasil meraih tiga medali emas, jumlah pendayung mencapai 20 orang, namun kali ini hanya 12 orang. Secara strategi itu sangat merugikan kami, regulasi yang ada sekarang justru menguntungkan negara lawan," keluhnya.