Asisten Pelatih Persebaya Komentari Wacana Liga 1 Tanpa Striker Asing

oleh Aditya Wany diperbarui 01 Sep 2018, 16:30 WIB
Striker Persebaya, David da Silva. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebabagi operator Liga 1 mewacanakan regulasi tanpa striker asing untuk musim depan. Hal itu disampaikan COO PT LIB, Tigorshalom Boboy.

Itu semua dilakukan untuk lebih banyak memberikan kesempatan kepada striker lokal. Jika dilihat, daftar pencetak gol sementara Gojek Liga 1 bersama Bukalapak memang didominasi penyerang impor.

Advertisement

Mendengar hal ini, mantan pemain Timnas Indonesia, Sugiantoro, ikut angkat bicara. Menurutnya, wacana itu memiliki niat yang sangat bagus, namun tetap harus memperhatikan profesionalitas.

"Kalau memang federasi yang membuat aturan, klub harus melakukannya. Kondisinya, kita memang kekurangan striker lokal, dan itu harus diakui. Tapi, kalau dunia profesional, harus berani bersaing," ucap pria yang akrab disapa Bejo itu.

Dalam tiga besar top scorer, ada nama-nama pemain asing, yaitu Fernando Rodriguez (Spanyol/Mitra Kukar), Ezechiel N’Douassel (Chad/Persib Bandung), dan David da Silva (Brazil/Persebaya Surabaya).

Sementara pemain lokal baru menempati peringkat empat. Ada dua nama yang pemain berstatus WNI dalam posisi itu, yaitu Samsul Arif (Barito Putera) dan Stefano Lilipaly (Bali United), yang sama-sama mengoleksi 10 gol.

Saking minimnya striker lokal yang tajam, Timnas Indonesia U-23 yang tampil di Asian Games 2018 mengandalkan Alberto Goncalves. Striker milik Sriwijaya FC itu merupakan pemain naturalisasi asal Brasil dan telah berusia 37 tahun.

Saat ini, hampir semua klub Liga 1 memiliki striker asing, kecuali Arema FC. Kebanyakan klub memang sangat mengandalkan kinerja pemain asing untuk bisa mendulang poin.

Seperti Persebaya dengan ujung tombak andalan, Da Silva, misalnya. Striker berusia 28 tahun itu sangat mendominasi gol Bajul Ijo dengan menyumbang 11 dari 31 gol Persebaya.

Padahal, Bajul Ijo masih memiliki Rishadi Fauzi dan Ricky Kayame untuk posisi yang sama dengan Da Silva. Keduanya kalah bersaing dan hanya bisa menyumbang masing-masing tiga dan satu gol.

Bejo yang berstatus sebagai asisten pelatih Persebaya, melihat ada perbedaan kemampuan yang dimiliki striker lokal dan asing. Menurutnya, Fauzi dan Ricky terkadang ragu membuat keputusan saat akan melakukan tembakan.

"Sebetulnya kemampuan mereka (Fauzi dan Ricky) beda sedikit dengan David (Da Silva). Saat ada peluang bisa bikin gol, Fauzi ambil terlalu lama ambil keputusan untuk shooting masih menunggu. Mungkin sudah jadi kebiasaan dan itu harus diubah," ujar Bejo.

Berita Terkait