Jakarta Asian Games 2018 bukan sebuah multi event yang mudah untuk digelar. Dibutuhkan kerja sama dari semua pihak dan juga anggaran yang tak sedikit. Hebatnya, panitia lokal penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) justru mampu menghemat uang dari yang sudah dianggarkan.
Anggaran sempat jadi masalah yang sulit dipecahkan Inasgoc selaku panitia pelaksana Asian Games 2018. Itu karena dana yang diajukan kepada pemerintah jumlahnya tak dipenuhi sesuai permintaan. Dari pengajuann Rp 8,4 triliun, yang didapat hanya Rp 6,2 triliun.
Baca Juga
Pada akhirnya, Inasgoc yang dipimpin Erick Thohir pun bekerja dengan dana Rp 6,2 triliun untuk menggelar Asian Games 2018. Di luar dugaan, Inasgoc justru mampu menghemat pengeluaran dari jumlah dana yang sudah disediakan pemerintah.
Hal itu diungkapkan Erick usai konferensi pers di MPC, JCC Senayan, Sabtu (1/9/2018). Menurutnya, Inasgoc mampu menghemat uang dalam jumlah yang sangat besar, yakni lebih dari Rp 2 triliun.
"Pendapatan dari sponsor Rp 800 miliar lebih. Berarti kalau dulunya Rp 300 miliar dan sekarang Rp 800 miliar lebih, itu sudah naik berapa. Berarti pengeluaran negara 6,2 dikurang 800 miliar jadi 5,4. Berarti penghematannya berapa uang negara, uang rakyat, dan uang pajak? Hampir Rp 2 triliun lebih," kata Erick.
Dampak Positif
Selain penghematan dari biaya yang dikeluarkan, Asian Games 2018 juga menimbulkan dampak luar biasa bagi ekonomi Indonesia. Menurut Erick yang juga ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu, ada tiga level dampak Asian Games 2018.
"Ekonomi impact-nya ada jangka pendek, menengah, dan panjang. Kalau sekarang kita lihat luar biasa banyak sekali ekonomi impact yang terjadi. Negara sudah menghitung dengan suksesnya Asian Games itu akan meningkat dari segi tourism, investasi," ungkap Erick.
"Jangka pendek kan sudah terlihat, maskot dicetak 190 ribu jadi 250 ribu. Jadi kalau saya melihat dari penyelenggaraan itu kita bisa tahu berapa triliun uang rakyat dan hasilnya Alhamdulillah bagus," Erick menambahkan.