Jakarta - Lebih dari Rp 210 Miliar disediakan pemerintah untuk bonus terhadap atlet berprestasi di Asian Games 2018. Hadiah ini sebagai ganjaran untuk para atlet yang telah berjuang mati-matian membawa harum nama bangsa.
Menurut Peri Sandria, legenda Timnas sepak bola Indonesia, bonus yang berupa uang atau fisik memang menambah motivasi para atlet. Selain itu, untuk para atlet yang belum berprestasi, diharapkan dapat menunjang penampilan supaya memberikan yang terbaik.
"Saat pemerintah memberikan bonus, atau rumah, itu mungkin memberikan motivasi untuk mereka," ujar Peri kala berbincang santai dengan Liputan6.com.
"Setiap event, harus mendapat sesuatu. Atlet harus memberikan sesuatu yang terbaik. Dia mendapatkan medali, kerja baik, kan ada hasilnya," katanya menambahkan.
Sepertinya, bonus hingga Rp 1,5 M untuk peraih medali emas di Asian Games 2018 memang merangsang semangat para atlet. Buktinya, Indonesia dapat bercokol di peringkat keempat perolehan medali dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Perolehan ini merupakan yang terbaik untuk Indonesia sepanjang perhelatan multi cabang itu.
Perbedaan Bonus
Peri merupakan salah satu sosok yang berhasil mengantar Timnas Indonesia berprestasi. Pada SEA Games 1991 Manila, Filipina, Timnas Indonesia berhasil menyabet medali emas.
Bonus yang didapatkan Peri sebesar 2.500 USD atau setara dengan Rp 4,9 juta pada kurs waktu itu. Setiap bulan hingga akhir hayatnya, Peri mendapat dana tunjangan sebesar Rp 100 ribu.
Bandingkan dengan bonus saat ini. Peraih medali emas mendapatkan Rp 1,5 M, perak Rp 5000 juta, dan perunggu Rp 250 juta.
"Dulu beda sekali. Setengahnya malah tidak ada. Karena di zamannya saya itu, memang beda. Zaman sekarang, sudah waktunya untuk atlet mendapatkan hasil maksimal yang mereka terima. Zaman saya dulu waktu SEA Games 1991, dapat 2.500 USD, sama televisi 14 inch, dan santunan seumur hidup Rp 100 ribu per bulan, sampai sekarang," imbuh Peri.
"Tapi ya tidak apa-apa, tetap mensyukuri rezeki dari Allah SWT. Saya terima dengan tulus hati," tuturnya.
Bukan Pemborosan
Menurut Peri, jumlah bonus yang diberikan pemerintah bukan suatu pemborosan. Nominal bonus merupakan nilai yang pantas untuk menghargai perjuangan para atlet.
"Saya rasa, terlalu boros sih tidak. Indonesia kaya, segala apapun ada. Saya rasa itu buat atlet belum seberapa. Supaya atlet semangat, dia dapat medali emas, dapat segini, jadi terpacu yang lain untuk mendapatkan medali. Mudah-mudahan di Olimpiade (2020, Tokyo, Jepang) nanti dapat medali emas yang lebih banyak," imbuhnya.