Bola.com, Jakarta - Pelaksanaan Asian Games 2018 memiliki ragam cerita. Satu di antara yang menarik adalah makanan. Fakta unik tersaji, nasi goreng dan mi goreng menjadi menu favorit para olahragawan yang tinggal di kampung atlet Palembang.
Kiko Rahmat Pratama, seorang petugas penyedia makan, mengungkapkan, dua menu tersebut menjadi yang paling sering dibuat dan petugas mengisi ulang terbanyak.
Saking lakunya, sejumlah bahan untuk meracik nasi goreng dan mi goreng harus lebih banyak. Sehingga, jika habis karena banyaknya peminat, bisa langsung dimasak lagi. "Kadang sudah dimasak banyak, ditaruh di lemari khusus yang suhunya tetap terjaga," sebut Kiko Rahmat.
Pada sisi lain, Kiko menyebut jumlah atlet dari Indonesia yang mampir untuk mengambil sayur maupun buah tergolong sedikit. "Paling sering itu China, Korea, dan Jepang. Timur Tengah juga jarang yang mengambil buah," kata Kiko.
Atlet Indonesia, kata Kiko, bukan penikmat sayur garis keras seperti atlet Korea dan Jepang. Tuan rumah memang sering mampir, tapi tidak untuk mengambil sayur, melainkan buah-buahan. "Sama kayak atlet dari India, jarang sekali saya lihat makan salad," ucapnya.
Menurut Kiko, menu yang tersaji di dining hall wisma atlet beragam, bahkan ada menu khusus untuk atlet-atlet dari negara lain. Kimchi, misalnya, yang dimasak khusus untuk atlet-atlet dari Korea.
Meskipun menu khusus telah disajikan, tetap saja para atlet dari negara lain menyerbu makanan Indonesia. Apalagi jika menu hari itu adalah nasi goreng dan mi goreng.
Hal lain yang harus diperhatikan para koki saat menyiapkan masakan bagi para atlet Asian Games 2018 adalah penggunaan bumbu agar masakan terasa lebih enak dan nikmat. "Khusus sajian utama tak pakai MSG, nihil micin, maupun penyedap," ujar Kiko.
Terkait asupan makan para atlet selama Asian Games 2018, Direktur Jenderal pelayanan Kesehatan yang bertindak sebagai Ketua Tim Bidang Kesehatan Asian Games 2018, dr Bambang Wibowo SpOG (K), mengatakan panitia pelaksana menjalin kerja sama dengan banyak pihak.
Tidak hanya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tapi juga Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan Provinsi (DKI Jakarta, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat). Ada juga kerja sama dengan unit pelaksana teknis seperti BBTKL-PP Jakarta dan Palembang, Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno Hatta, Bandung, dan Laboratorium Kesehatan Daerah. (Aditya Eka Prawira)
Sumber: Liputan6.com