Bola.com, Manila - Basket di Asia Tenggara tak bisa dilepaskan dari Filipina. Kepopuleran basket di Filipina mengalahkan olahraga-olahraga populer lain, bahkan sepak bola.
Ketika negara-negara tetangganya seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, hingga Vietnam tergila-gila pada sepak bola, Filipina bergeming. Warga Filipina, mulai dari anak-anak hingga kakek-kakek, tetap menambatkan hatinya pada basket. Olahraga tersebut selalu menjadi pilihan pertama. Filipina bisa dibilang sebagai surga basket di Asia Tenggara.
Baca Juga
Jadi, bukan tanpa alasan bintang NBA Stephen Curry sudah dua kali mengunjungi Filipina. Sponsor utama Curry, Ander Armour, jelas melihat Filipina sebagai pasar yang cocok. Sangat mudah menggaet pencinta basket di Filipina, dibanding negara lain, bahkan termasuk Indonesia yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak.
Pilihan tersebut sangat tepat. Tur Asia Stephen Curry 2018 di Manila, Kamis-Sabtu (7-9/9/2018), benar-benar memicu kehebohan. Fans dari berbagai kalangan umur berbondong-bondong datang ke Mall of Asia Arena, Manila, untuk berjumpa langsung dengan bintang Golden State Warriors.
Jumlah penonton yang hadir pada Tur Asia Stephen Curry itu mencapai lebih dari 12 ribu. Mall of Asia Arena yang berkapasitas 15.000 tempat duduk hampir terisi penuh. Jumlah tersebut hampir menyamai penonton sepak bola di liga sepak bola Indonesia.
Acara tersebut bukan hanya menarik minat anak-anak muda yang menjadi pasar utama basket di Indonesia maupun negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tak sedikit penonton yang datang sekeluarga, termasuk mengajak anak-anak mereka yang masih kecil.
"Basket selalu menjadi olahraga nomor satu di Filipina. Itulah sebabnya Curry selalu disambut hangat di sini," kata pembawa acara pada Tur Asia Stephen Curry di Mall of Asia.
Curry Terkesan
Kehebohan bukan hanya terjadi di Mall of Asia Arena. Ketika Curry mengunjungi gerai Under Armour di Bonafacio Global City, Manila, pada Jumat malam, fans juga berjubel menunggu. Mereka sangat sabar dan bersemangat meski hanya bisa melihat Curry dari balik kaca.
Ratusan orang dengan bersemangat memangggil-manggil nama Curry sembari mengarahkan telepon genggam untuk merekam aktivitas sang bintang di dalam gerai. Ketika Curry menyapa dari dalam, mereka sontak berteriak histeris.
Bahkan, saat Curry tiba di Bandara Internasional Ninoy Aquino, Manila, pada Kamis malam, dia disambut sekitar 250 fans. Curry mengaku terkesan dengan kehangatan sambutan publik Filipina tersebut.
Antusiasme masyarakat bukan satu-satunya bukti negara ini surganya basket di Asia Tenggara. Filipina juga memiliki beberapa venue basket yang sangat megah, Mall of Asia Arena salah satunya. Venue ini pernah digunakan untuk pertandingan pramusim NBA antara Houston Rockets dan Indiana Pacers pada 2013.
Ada juga Smart Araneta Coliseum yang menjadi kandang Timnas Basket Filipina, dengan kapasitas tempat duduk penonton mencapai 16.500. Standar venue basket di Filipina berkiblat pada NBA.
Venue-venue basket di Filipina jauh lebih megah dibanding stadion untuk sepak bola. Kemegahan venue basket milik Filipina itu diakui manajer Timnas 3x3 Indonesia, Dedy Setiawan. Dia mendampingi para pemain juga berkesempatan menghadiri Tur Asia Stephen Curry.
"Venue Mall of Asia Arena ini benar-benar megah, kapastitasnya penontonnya juga banyak. Saya juga kagum dengan antusiasme masyarakat di sana terhadap basket. Indonesia perlu waktu untuk mencapai level itu," kata Dedy.
Sejalan dengan Prestasi
Komentar senada diungkapkan seorang warga Thailand, Thanapol Mathupayas, yang juga mendapat undangan menghadiri Tur Asia Stephen Curry. Menurutnya, basket di Thailand sulit berkembang, tak seperti di Filipina. Dia menyebut gairah masyarakat Filipina terhadap basket sangat luar biasa.
Di Thailand, basket hanya menjadi olahraga nomor lima atau enam. Urutan pertama jelas diduduki sepak bola.
"Saya rasa hampir 99 persen masyarakat Thailand menomorsatukan sepak bola. Setelah itu baru olahraga lain seperti muay thai, sepak takraw, bola voli, lari, dan setelah itu basket," kata Thanapol.
"Biasanya orang-orang Thailand hanya main basket di tinggal sekolah dasar hingga menengah. Setelah itu ya ditinggalkan," sambung dia.
Melihat gairah publik Filipina terhadap basket, bukan tak mungkin Stephen Curry atau bintang-bintang NBA akan kembali berkunjung. Negara-negara Asia Tenggara lain mau tak mau rela antre di belakang Filipina jika ingin dilirik oleh bintang-bintang NBA.
Selain itu, prestasi timnas basket Filipina juga sejalan dengan gairah warganya. Dominasi timnas basket putra Filipina di Asia Tenggara sulit digeser. Negara-negara lain harus puas terus berada di bawah bayang-bayang Gilas Pilipinas, julukan timnas basket milik Filipina.