Manchester - Cristiano Ronaldo bertandang ke Mestalla, kandang Valencia dengan penuh percaya diri. Sebab, musim paceklik bersama Si Nyonya Tua telah berakhir. Dua gol yang bersarang ke gawang Sasuollo pada lanjutan Serie A pekan lalu menghapus keraguan atas kemampuannya.
Ya, sejak diboyong dari Real Madrid dengan harga 100 juta euro, Ronaldo memang seakan kesulitan mencetak gol di ajang resmi bersama Juventus. Dalam tiga laga pertama Juve di Serie A, Ronaldo belum mampu menjebol gawang lawan.
Baca Juga
Ini tentu sangat membebani mantan pemain Manchester United (MU) tersebut. Apalagi dengan statusnya seagai pemain dengan gaji tertinggi di Italia, aksi Ronaldo di lapangan hijau sangat ditunggu-tunggu oleh para Juventini.
Ronaldo pun berharap kesuksesannya mengakhiri kebuntuan di Serie A bisa menular di Liga Champions. Namun, petaka menit ke-29 di Mestala membuatnya terancam sanksi berlapis.
Insiden bermula saat Ronaldo memegang kepala bek Valencia, Jeison Murillo, yang berhasil mengadang langkahnya. Hanya sentuhan ringan, tapi Ronaldo tampak mengucapkan sesuatu ke arah pemain berusia 26 tahun itu.
Murillo marah dan menghardik Ronaldo. Rekannya ikut membantu dan aksi saling dorong pun tidak terhindarkan.
Wasit, Felix Brych, ikut melerai keributan itu. Setelah tenang, dia lalu memanggil CR7 dan memberinya kartu merah. Ronaldo kaget. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Sejurus kemudian dia rebahan menahan marah dan kecewa. Harapannya untuk mencetak gol perdana bersama Juventus di Liga Champions sirna karena harus meninggalkan arena laga. Sebelum memasuki ruang ganti, Ronaldo masih terlihat kecewa.
Pelatih Valencia, Marcelino, sempat melihat Ronaldo menangis menahan rasa kecewanya atas kartu merah tersebut.
"Dia sangat kecewa, bahkan menangis, sebab dia mengatakan tidak bersalah," kata Marcelino seperti dilansir dari Marca.
Tanpa Ronaldo, Juventus sebenarnya berhasil memetik kemenangan atas Valencia. Dua gol penalti dari Miralem Pjanic membawa tim tamu pulang dengan tiga poin di tangan.
Meski demikian, drama kartu merah Ronaldo belum berakhir. Setelah pertandingan, Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, segera memprotes keputusan Brych. Dia pun menyerukan pentingnya penggunaan Video Assistant Referee (VAR). "Saya hanya bisa katakan VAR mungkin bisa menolong wasit dalam keputusan itu," kata Allegri kepada Sky Sport Italia.
Menurut Allegri, pasukannya sangat berisiko menelan kekalahan setelah ditinggal Ronaldo.
Rekan satu tim Ronaldo juga tidak ketinggalan. Mereka tentu saja membela CR7. Emre Can tidak habis pikir dengan keputusan wasit memberikan kartu merah kepada Ronaldo dengan alasan telah menarik atau menjambak rambut Murillo.
"Saya baru mendengar kalau itu disebabkan tarikan di rambut. Kami bukan cewek, kami bermain sepak bola,” katanya.
"Jika Anda ingin memberikan kartu merah atas perbuatan seperti itu, maka Anda bisa memberi kartu merah atas apa pun. Itu seratus persen bukan kartu merah,” ujar Emre Can.
Gelandang Juventus, Miralem Pjanic, juga bersikap sama. Dia juga memprotes kartu merah yang diberikan kepada Ronaldo. Kakak Ronaldo, Katia Aveiro, juga sama. Lewat media sosial dia melontarkan protesnya terhadap keputusan wasit.
"Memalukan di sepak bola. Keadilan akan ditegakkan. Mereka ingin menghancurkan kakak saya. Tapi Tunan tidak pernah tidur. Memalukan," tulis Aveiro di akun Instagramnya.
Media Italia yang terkenal kritis juga ikut membela Ronaldo. Salah satu harian olahraga terbesar di Italia, Tuttosport, lewat editorialnya meminta agar UEFA merumahkan wasit Brych. Tuttosport juga menganggap kartu merah yang diberikan kepada Ronaldo sebagai penghinaan terhadap sepak bola.
Bukan Kejadian Pertama
Kartu merah sebenarnya bukan barang langka dalam perjalanan karier Ronaldo. Sepanjang kariernya dia sudah mengoleksi 11 kartu merah. Namun, di Liga Champions, ini memang yang pertama bagi ayah angkat dari korban tsunami asal Aceh, Martunis tersebut.
Empat kartu merah sebelumnya didapat saat CR7 masih berseragam MU. Sementara enam lainnya saat memperkuat Real Madrid. Dari 10 kartu merah itu, lima di antaranya didapat langsung dan sebagian besar bukan karena tackling, tapi perseteruan dengan pemain lawan.
Menjadi pemain bintang memang bukan jaminan bakal terhindar dari kartu merah. Temperamen dan provokasi dari pemain lawan tak jarang membuat mereka kehilangan kendali. Dua maestro lapangan hijau sebelumnya, Eric Cantona dan Zinedine Zidane, juga pernah mengalaminya. Kartu merah yang didapat kedua pemain ini bahkan ikut melegenda.
Cantona dengan tendangan kungfu ke salah satu penonton saat Manchester United bertemu Crystal Palace, Januari 1955, sedangkan Zidane dengan tandukan ke dada Marco Materazzi pada Piala Dunia 2006. Hingga saat ini, sulit melupakan kedua insiden memalukan itu.
Terancam Absen Lawan MU
Sementara itu, nasib Ronaldo juga masih berpotensi lebih buruk lagi. Sebab, kartu merah yang diterimanya di Mestalla bisa saja diikuti oleh larangan bertanding hingga tiga laga.
UEFA sendiri akan segera memutuskan nasib Ronaldo. Rencananya, komisi pertandingan asosiasi sepak bola Eropa itu akan bersidang 27 September guna membahas nasib CR7.
Bila dijatuhi hukuman tiga laga, Ronaldo pun dipastikan bakal absen saat Juventus bertemu mantan klubnya, MU. Kedua tim dijadwalkan bertemu pada matchday ketiga Liga Champions, 24 Oktober mendatang. Ini bakal menjadi reuni pertama Ronaldo dengan Setan Merah sejak memperkuat Juventus.
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Sumber: Liputan6.com