4 Keputusan Kontroversial pada Ajang FIFA Awards 2018

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2018, 15:25 WIB
Pemain Real Madrid asal Kroasia, Luka Modric, bersama pemain terbaik FIFA XI 2018 saat penganugerahan di London, Senin (24/9/2018). Dirinya mampu mematahkan dominasi Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. (AFP/Ben Stansall)

Jakarta - FIFA Awards 2018 menghasilkan beberapa persona terbaik. Namun, seperti lazimnya sebuah event besar, selalu ada sisi kontroversial. Begitu juga dengan ajang tadi malam, yang memancing komentar beberapa pihak.

FIFA mengadakan acara The Best FIFA Awards 2018, yang menjadi gambaran penghargaan FIFA kepada pemain yang berprestasi dalam setahun terakhir. Pada acara tersebut, FIFA memberikan sembilan penghargaan yang berbeda. Gelar bergengsi Pemain Terbaik FIFA 2018 jatuh kepada gelandang Real Madrid Luka Modric.

Advertisement

Gelandang asal Kroasia itu berhasil menyisihkan Cristiano Ronaldo dan Mohamed Salah. Sementara itu, gelar kiper terbaik dimenangkan Thibaut Courtois dan Didier Deschamps mendapat penghargaan pelatih terbaik. Namun, ada sejumlah keputusan dalam penghargaan The Best FIFA Awards 2018 itu yang mengundang perdebatan. Beberapa penghargaan dirasa seperti salah alamat.

Berikut ini empat keputusan dari The Best FIFA Awards 2018 yang tidak masuk akal seperti dilansir Sportskeeda.

2 dari 5 halaman

Tak Ada Salah dan De Bruyne

Pemain Manchester City, Kevin De Bruyne (kanan) menempati peringkat keenam pencetak gol terbanyak tim, yakni dengan koleksi tujuh gol hingga pekan ke-34 Premier League. (AFP/Lindsey Parnaby)

Mohamed Salah adalah salah satu dari tiga pemain yang masuk nominasi penghargaan pemain terbaik tahun ini bersama Cristiano Ronaldo dan Luka Modric. Oleh karena itu, sangat masuk akal kalau pemain Mesir itu masuk dalam FIFPro XI. Namun, faktanya tidak begitu.

Salah tak masuk FIFPro XI tahun ini karena kalah dari Kylian Mbappe dan Eden Hazard. Hazard dan Mbappe menjalani Piala Dunia yang fantastis dan musim yang bagus di level klub, tetapi tentu saja itu masih belum cukup untuk berada di atas Salah.

Bintang Liverpool itu bukanlah satu-satunya pemain Premier League yang tidak masuk FIFPro XI. Kevin De Bruyne adalah arsitek Manchester City saat memecahkan rekor di Premier League dan dia juga memainkan peran besar dalam membawa Belgia ke semifinal Piala Dunia 2018.

Meski mencatatkan assist terbanyak di lima liga top Eropa dan tidak menang PFA Player of the Year karena Salah, gelandang Manchester City itu tidak masuk FIFPro XI. Bahkan, tidak satu pun pemain dari skuat Manchester City yang masuk dalam daftar.

Ini mungkin akan memicu perdebatan, tetapi Salah dan De Bruyne sangat pantas masuk FIFPro XI ketimbang Hazard dan Mbappe.

3 dari 5 halaman

Gol Salah

Mohamed Salah (AFP/Paul Ellis)

Meski Salah tidak masuk dalam FIFPro XI, ia masih mendapat penghargaan dalam acara tersebut. Namun, itu bukanlah penghargaan yang sangat layak diterimanya.

Salah mendapat Puskas Award untuk gol terbaik tahun ini dan dia memenangkan penghargaan tersebut atas golnya melawan Everton di Anfield pada bulan Desember 2017. Namun, gol tersebut masih belum layak untuk menjadi pemenang.

Pertama, itu bukan gol terbaik Salah untuk Liverpool. Gol keduanya melawan Spurs di Anfield atau gol pertamanya melawan AS Roma masih bisa dipertimbangkan.

Situasi ini mengingatkan pada Olivier Giroud yang memenangkan Puskas Award tahun lalu meski Emre Can mengalahkan Giroud dalam Premier League Goal of the Season.

Kedua, dan yang lebih penting, ada banyak gol yang lebih baik dalam nominasi penghargaan tersebut. Gol salto Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale di Liga Champions bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Selain itu masih ada tendangan kalajengking Riley McGree.

4 dari 5 halaman

Courtois

Thibaut Courtois (AP/Andrea Comas)

Thibaut Courtois, Hugo Lloris, dan Kasper Schmeichel masuk nominasi untuk penghargaan kiper terbaik dan mengalahkan kiper hebat lainnya seperti David De Gea, Jan Oblak, Marc-Andre ter Stegen dan Alisson Becker.

Thibaut Courtois akhirnya memenangkan penghargaan tersebut sangat masuk akal kalau kiper Real Madrid itu masuk FIFPro XI. Namun, FIFA berpikir sebaliknya.

David De Gea justru masuk dalam FIFPro XI meski FIFA menganggapnya tidak layak masuk nominasi tiga besar untuk penghargaan kiper terbaik.

5 dari 5 halaman

Dani Alves

Dani Alves (AFP/Gabriel Bouys)

Dani Alves pantas masuk dalam FIFPro XI selama bertahun-tahun tetapi tahun ini dia sudah seharusnya tidak terpilih.

Alves membantu PSG memenangkan gelar Ligue 1 tetapi ia mengalami cedera menjelang akhir musim 2017/18. Akibatnya, pemain asal Brasil itu harus melewatkan Piala Dunia. Jadi dalam kasus ini, masuknya nama Alves tidak terpengaruh dengan penampilannya di Piala Dunia.

Kyle Walker menjalani musim yang fantastis bersama Manchester City dan Dani Carvajal untuk Real Madrid. Salah satu dari mereka seharusnya berada di XI, tetapi nyatanya tidak.

Bahkan, pemain-pemain seperti Kieran Trippier, Joshua Kimmich, Trent Alexander-Arnold, Thomas Meunier dan Sergi Roberto lebih masuk akal daripada Dani Alves tahun ini.

Sumber: Liputan6.com

Berita Terkait