Waspadai Umpan Panjang Australia, Timnas Indonesia U-16 Diminta Cepat Alirkan Bola

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 29 Sep 2018, 08:30 WIB
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini memberi arahan pada pemain saat latihan seleksi di Lapangan NYTC, Sawangan, Depok, Senin (27/3). 55 pemain mengikuti latihan seleksi masuk Timnas Indonesia U-16. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bola.com, Surabaya - Timnas Indonesia U-16 dipastikan bertemu Australia di perempat final Piala AFC U-16 2018. Lawan yang tidak mudah untuk mereka taklukkan kendati tim berjulukan the Joeys itu lolos dengan status runner-up Grup D.

Pengamat sepak bola asal Jawa Timur, Hanafing, menyatakan ada beberapa kelebihan Australia yang harus diwaspadai tim besutan Fakhri Husaini.

"Mereka punya keunggulan postur dan umpan panjang langsung ke depan," tutur instruktur kursus pelatih lisensi C AFC itu.

Advertisement

Hanafing menyebutkan, bukan semata-mata karena posturnya yang lebih tinggi, akurasi umpannya juga sangat tinggi. Bagi Hanafing, dengan dua kelebihan itu pula, ancaman ke gawang Timnas Indonesia U-16 bisa datang kapan saja.

Menurut Hanafing, Timnas Indonesia U-16 kerap kesulitan menghadapi tim yang menerapkan permainan seperti ini. "

Agar tak keteter, pemain timnas harus disiplin posisi, transisi dari menyerang ke bertahan harus bagus. Karena saya melihat dari pertandingan sebelumnya, mereka kerap kewalahan dan nyaris kebobolan lewat skema serangan semacam ini," ujarnya.

Namun, dari pengamatan Hanafing, Tim Garuda Asia memiliki kelebihan yang bisa menjawab gaya main the Joeys. Dengan filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) yang mengandalkan bola-bola pendek serta kecepatan lari, dribling, serta aliran bola, seharusnya Bagus Kahfi dkk. mampu menembus pertahanan Australia.

"Timnas U-16 punya banyak pemain cepat, baik di sayap, tengah maupun depan. Dengan modal bagus saat transisi dari bertahan ke menyerang, Timnas Indonesia U-16 seharusnya dapat meladeni Australia," kata pemain yang ikut mempersembahkan medali emas SEA Games 1991 di Filipina ini.

 

2 dari 2 halaman

Individualistis

Dari pengamatan Hanafing, asal tidak terlalu individualistis seperti yang mereka peragakan saat melawan Vietnam dan India, Timnas Indonesia U-16 bisa meraih hasil maksimal.

"Dalam dua laga terakhir, pemain Timnas U-16 terutama penyerang dan kedua sayapnya kerap bermain terlalu individu. Padahal, masih jauh dari kotak 16 meter. Jika masih seperti itu, akan mudah bagi pemain Australia untuk mengandaskan serangan Timnas U-16," lanjut mantan pemain NIAC Mitra ini.

Hanafing menyarankan agar pemain Timnas Indonesia U-16 tidak hanya cepat dalam melakukan dribling atau lari saja, tetapi juga cepat saat mengalirkan bola. Butuh permainan satu-dua ketika mendekati kotak penalti lawan untuk membongkar pertahanan Australia.

"Aksi individu dibutuhkan ketika sudah masuk kotak 16 meter lawan. Itu pun kalau lawan tak memiliki pertahanan berlapis. Kalau Australia, dari pengamatan saya, mereka punya pemain-pemain bagus di sektor pertahanan. Kalau seperti itu, tidak ada cara lain selain mengandalkan kolektivitas. Mungkin sesekali perlu melakukan aksi individu," urai eks pelatih PSM Makassar yang terakhir menjadi pelatih tim Pra-PON Jatim itu.

Berita Terkait