Kasus Fans di Kawasan Eropa: Penangkapan Ultras hingga Pengeroyokan Penggemar Liverpool

oleh Marco Tampubolon diperbarui 04 Okt 2018, 15:06 WIB
Banner Ajal Suporter Duka Kita. (Liputan6.com/Triyasni)

Jakarta - Tak hanya di Indonesia, kekerasan masih menghantui sepak bola Eropa. Aksi brutal fans memaksa polisi bekerja ekstra. Tindakan tegas tidak jarang terpaksa dilakukan demi menghindari jatuhnya korban.

Seperti dilansir AS, setidaknya 30 hooligan atau para perusuh berhasil ditangkap jelang derby Madrid yang berlangsung Minggu lalu. Mereka dicokok oleh polisi berpakaian preman di salah satu kedai minuman yang tidak jauh dari Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol.

Advertisement

Dalam penangkapan itu, ditemukan berbagai senjata yang hendak digunakan untuk menyerang lawan. Mulai dari roda bergerigi, pentungan, dan senjata rakitan lainnya. Juru bicara kepolisian kepada Europa Press menyampaikan kalau penyerangan tengah direncanakan oleh sekelompok surpoter jelang duel Real Madrid Vs Atletico Madrid.

Mereka bahkan sudah mempersiapkan diri dengan berbagai bentuk senjata. Mereka kemudian berkumpul di salah satu bar di Calle Marceliano Santa Maria. Gelagat para perusuh tercium polisi yang menyamar. Dari 30 orang yang berhasil diamankan, sebanyak 27 di antaranya, fans garis keras atau ultras dengan senjata keling di tangan.

 

 

2 dari 3 halaman

Suporter Liverpool Dikeroyok

Tiga penerbangan yang dijadwalkan membawa 1.000 suporter Liverpool ke Kiev untuk final Liga Champions dibatalkan karena tak mendapatkan slot di Bandara Internasional Boryspil, Kiev. (AFP/Anthony Devlin)

Di tempat terpisah, salah seorang suporter Liverpool juga terpaksa dilarikan ke rumah sakit usai jadi korban pengeroyokan preman berkedok suporter. Pria berusia 26 tahun yang tidak disebutkan namanya itu diserang saat tengah minum-minum bersama rekannya di salah satu bar jelang pertandingan Liga Champions yang mempertemukan Liverpool Vs Napoli. 

Menurut saksi mata, serangan itu berlangsung sangat cepat. Padahal saat itu, suporter Liverpool yang sama sekali tidak berbuat onar dan memprovokasi suporter lawan.

"Suporter dari Inggris tengah minum-minum bersama rekannya. Mereka juga hanya bernyanyi-nyanyi kecil dan sama sekali tidak berbuat onar," ujarnya dilansir The Sun.  

"Kejadiannya sangat cepat. Mereka kalah jumlah. Dan saat polisi datang ke lokasi kejadian, para penyerang sudah melarikan diri," kata saksi mata tersebut menambahkan. 

Akibat kejadian ini, korban terpaksa dilarikan ke rumah sakit, Loreto Mare. Dia mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuh. Setelah mendapat perawatan, korban kemudian diizinkan pulang dan kembali bergabung dengan rekan-rekannya di hotel. 

Sebanyak 2.700 pendukung Liverpool diperkirakan bertolak ke Napoli untuk menyaksikan tim kesayangannya bertanding. Sejak awal mereka sudah diminta agar tidak menggunakan angkutan umum menuju lokasi pertandingan. Armada bus antar-jemput juga sudah disiapkan dan peserta dilarang membawa ikat pinggang, botol, dan spanduk provokatif. 

 

 

3 dari 3 halaman

Bentrok di Luar Parc des Princes

Suporter Paris Saint Germain (PSG) (Franck FIFE/ AFP)

Tindak anarkis juga pecah usai pertandingan Liga Champions lainnya yang mempertemukan Paris Saint Germain (PSG) melawan Red Star Belgrade, di Parc des Princes, dinihari tadi.

AFP melaporkan, setidaknya 300 sampai 400 suporter terlibat bentrok dengan polisi usai laga. Dalam insiden ini, polisi bahkan harus melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa. Sementara di beberapa titik lain, fans PSG juga terlibat bentrok dengan Red Star.

Sumber: Liputan6.com 

Berita Terkait