Arema dan Persebaya Bertemu di Markas Kepolisian untuk Menghindari Intimidasi

oleh Iwan Setiawan diperbarui 05 Okt 2018, 21:15 WIB
Irfan Jaya, Milan Petrovic, Djadjang Nurdjaman, dan Dedik Setiawan saat konferensi pers di Polres Malang, Jumat (5/10/2018). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Panpel Arema FC benar-benar ingin memberikan jamuan yang apik untuk rivalnya, Persebaya Surabaya, yang akan dihadapi pada Sabtu (6/10/2018), pada pekan ke-24 Gojek Liga 1 bersama Bukalapak.

Tim tuan rumah tampaknya ingin membuat tim tamu lebih nyaman saat berada di Malang. Hal itu terlihat dari sesi meeting dan konferensi pers pada Jumat sore (5/10/2018). Biasanya sesi itu dilangsungkan di kantor manajemen Arema yang ada di Jl. Mayjen Panjaitan, Kota Malang.

Advertisement

Tetapi, kali ini mereka memindahkannya ke Polres Malang yang ada di Kepanjen, Kabupaten Malang. Tujuan pemindahan ini untuk menghindari adanya intimidasi dari kelompok suporter terhadap Persebaya.

Suasana di kantor tersebut tentu nyaman karena tidak sembarangan orang bisa masuk. Hanya perwakilan kedua tim, dan beberapa komponen yang terlibat dalam pertandingan itu yang ada di dalam. Tidak ada satu pun suporter yang bisa masuk.

"Kami respek kepada tim lawan. Termasuk Persebaya. Bahkan besok juga kami siapkan empat rantis untuk mereka. Tadi kami menggelar meeting dan konferensi pers di kantor kepolisian," kata Sudarmaji, Media Officer Arema.

Bahkan sampai saat ini, panpel dan manajemen Arema tidak mengetahui di mana skuat Persebaya menginap karena mereka tidak ingin membuat tim berjulukan Bajul Ijo tersebut resah. Hanya pihak kepolisian saja yang kini mengetahui di mana posisi Persebaya.

Disinyalir, rombongan Persebaya sudah tiba di Malang, Jumat sore tadi karena pelatih Djadjang Nurdjaman dan perwakilan pemain Irfan Jaya hadir dalam pertemuan tadi sore. "Itu hak mereka untuk merahasiakan menginap di mana," lanjut Sudarmaji.

Yang berbeda lagi, sesi pertemuan dan koordinasi tadi memakan waktu dua jam. Ini merupakan meeting terlama karena biasanya pertemuan tersebut hanya memakan waktu satu jam.

"Rasanya ini tadi meeting terlama. Semua regulasi dan sebagainya dibahas kembali," kata asisten pelatih Arema, Singgih Pitono, saat keluar dari ruang pertemuan Polres Malang.

 

2 dari 2 halaman

Imbauan Arema untuk Penonton

Yang membuat pertemuan tersebut lebih lama adalah persoalan jika adanya penonton yang meluber saat pertandingan. Djadjang berpatokan dengan regulasi yang ada. Jika ada penonton yang meluber sampai ke tepi lapangan, pertandingan akan dihentikan.

Peluang insiden itu terjadi memang besar karena tiket pertandingan sudah terjual habis tiga minggu lalu. Namun, manajemen Arema sudah mengimbau agar penonton yang belum memiliki tiket untuk tidak datang ke Stadion kanjuruhan.

"Panpel akan berupaya untuk mencegah hal tersebut (penonton meluber). Selain dengan sosialisasi yang sudah dilakukan, akan ada cara lain yang akan terus dibahas," lanjut Sudarmaji.

Pengalaman penonton meluber hingga tepi lapangan sempat terjadi di Stadion Kanjuruhan, musim ini. Tepatnya saat Arema menjamu Persija Jakarta (5/8/2018). Waktu itu Jakmania memilih masuk ke area belakang gawang karena tidak bisa melihat dengan jelas dari tribune berdiri yang berada di area paling bawah tribune utara dan selatan.

Namun, setelah kedua tim berdiskusi, pertandingan yang sempat tertunda akhirnya dilanjutkan. Imbasnya, panpel Arema dijatuhi denda Rp30 juta.

Arema menerimanya karena sudah berusaha untuk menyelamatkan pertandingan dengan cara mengembalikan penonton ke tribune dan menambah jumlah personel keamanan. Jika ditunda, operator kompetisi akan kebingungan untuk membuat jadwal baru.