Persebaya Kalah, Djanur Tidak Puas dengan Kepemimpinan Wasit

oleh Aditya Wany diperbarui 06 Okt 2018, 21:15 WIB
Duel Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (6/10/2018), dipimpin wasit Dodi Setia Purnama. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Malang - Pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman, merasa tim asuhannya dirugikan saat melawan Arema FC. Dia terpaksa melihat timnya kalah 0-1 dalam Derbi Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu sore (6/10/2018).

Mantan pelatih Persib Bandung itu menyebut tim asuhannya banyak dicurangi sang pengadil. Wasit Dodi Setia Purnama dinilai banyak membuat keputusan yang kurang tepat.

Advertisement

Termasuk, gol tunggal yang dicetak Ahmad Nur Hardianto pada menit ke-70. Pelatih yang akrab disapa Djanur itu menilai tendangan bebas sebelum gol lahir itu patut dipertanyakan sebagai akibat dari pelanggaran.

Wasit Dodi memberikan pelanggaran itu setelah bek kanan Persebaya, Abu Rizal Maulana, dianggap melanggar Hardianto. Berdasarkan tayangan ulang, tidak ada sentuhan antara kedua pemain itu dan Hardianto jatuh dengan sendirinya.

"Sebetulnya, kalau menurut penilaian kami, wasit tidak seharusnya memberikan tendangan bebas. Padahal, tidak ada sentuhan dari Abu Rizal, tiba-tiba ada yang jatuh kemudian peluit ditiup," protes Djanur.

Gelandang Persebaya, Misbakus Solikin, setuju dengan penyataan yang dilontarkan pelatihnya itu. Pemain yang akrab disapa Mis itu mengaku dirinya berada di depan insiden 'pelanggaran' itu.

"Saya berada tepat di depan kejadian itu, dan menurut saya tidak seharusnya wasit memberikan pelanggaran. Itu yang membuat gol terjadi. Keputusan wasit sangat merugikan kami," ujar wakil kapten Persebaya tersebut.

Selain itu, Djanur juga mempertanyakan banyaknya catatan pelanggaran yang dituduhkan kepada timnya. Beberapa kali keputusan wasit tidak berdasarkan peristiwa yang benar-benar terjadi.

Sebut saja saat striker David da Silva yang dianggap offside, padahal jaraknya masih jauh dari pemain paling belakang Arema. Lalu, sempat pula bek Arema, Arthur Cunha, jatuh tanpa disentuh pemain Persebaya dan diputuskan sebagai pelanggaran.

"Terlalu banyak pelanggaran. Akhirnya itu yang membuat Persebaya kalah. Secara taktik, kami bisa meredam mereka. Sayangnya dari tendangan bebas seperti itu, akhirnya kebobolan juga," imbuh Djanur.

"Saya pastinya merasa kurang puas karena banyak keputusan yang memang tidak pas dari pelanggaran yang terjadi. Harus lebih jeli lagi melihat sentuhan atau benturan antarpemain sehingga wasit tidak memberi keputusan yang salah," harapnya.