Bola.com, Malang - Persebaya Surabaya pulang dengan tangan hampa setelah kalah dalam lawatan ke markas Arema FC. Kedudukan akhir 1-0 untuk tuan rumah menghiasi papan skor di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu sore (6/10/2018).
Selama lebih dari 90 menit pertandingan, banyak nyanyian bernada provokasi yang dilontarkan Aremania. Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman, mengakui anak asuhnya sempat tertekan.
"Harus diakui pasti ada perasaan tertekan, walau presentasenya tidak besar. Sudah saya sampaikan harus wani, tidak boleh takut. Sepertinya tidak besar pengaruhnya. Tapi, pasti ada karena sebagian besar kesalahan kami elementer karena hal itu," ucap pelatih berusia 53 tahun itu.
Baca Juga
Duel bertajuk Derbi Jatim ini berlangsung cukup seru dengan jual beli serangan yang dilakukan kedua tim.
Secara permainan, Persebaya memang mampu mengimbangi tekanan yang dilakukan oleh pemain Arema. Sekilas, tidak ada tekanan psikologis yang didapat skuat berjulukan Bajul Ijo itu.
Rendi Irwan dkk. juga terlihat tidak terpancing dengan provokasi yang dilakukan pemain maupun suporter Arema. Bahkan, mereka juga tidak banyak melakukan protes keras meski wasit kerap menjatuhi hukuman pelanggarannya yang tidak jelas penyebabnya.
Di sisi lain, Djanur (sapaan akrab Djadjang Nurdjaman) mengaku cukup merasakan dampak tidak menjalani latihan resmi atau official training sehari jelang pertandingan. Pemain terlihat kurang bisa beradaptasi dengan venue pertandingan.
"Sesungguhnya tidak bagus juga kami tidak melakukan official training. Tapi, keputusan itu diambil Persebaya karena ada pemikirkan lain, demi keamanan. Saya lihat di luar lapangan tensinya masih seperti itu (tekanan suporter tuan rumah)," ujar Djanur.