Gelandang Persebaya Kaget Derbi Jatim Tidak Dibanjiri Aremania

oleh Aditya Wany diperbarui 07 Okt 2018, 20:00 WIB
Misbakus Solikin mencetak gol kemenangan Persebaya atas Arema, Minggu (6/5/2018) di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Laga yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya digadang-gadang bakal sarat gengsi dan tensi tinggi. Bahkan, titel Derbi Jatim untuk menggambarkan rivalitas keduanya juga disematkan dalam laga di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu sore (6/10/2018).

Namun, ternyata semua itu kurang tepat untuk menggambarkan duel tersebut. Aremania, suporter Arema, nyatanya tidak memenuhi stadion yang bisa menampung hingga 40 ribu penonton tersebut meski sempat dikabarkan sudah ludes terjual 45 ribu tiket.

Advertisement

Sampai satu jam jelang pertanding, masih banyak tempat di tribune yang kosong tanpa penghuni. Gelandang Persebaya, Misbakus Solikin, mengaku kaget melihat antusiame suporter ternyata tak sesuai dengan bayangannya.

"Ini kali pertama saya bertanding di Kanjuruhan. Saya lihat ternyata biasa saja, stadion tidak begitu penuh. Saya pikir tensinya benar-benar tinggi, suasana stadion ternyata malah biasa saja, tidak membuat saya grogi," ungkap pemain yang akrab disapa Mis itu kepada Bola.com, Minggu (7/10/2018).

Sebagai gambaran, calo tiket mulai meramaikan jalan ke arah Kanjuruhan beberapa jam jelang pertandingan. Banyak dari mereka yang masih menawarkan tiket kepada setiap orang yang hendak ke stadion.

Padahal, panpel Arema telah mengumumkan tiket laga ini telah ludes terjual. Bahkan, kabar tersebut sudah dipublikasikan pada awal September atau sebulan lalu dengan gambaran Aremania berebut tiket.

Yang terjadi justru sebaliknya, banyak calo malah mengembalikan tiket yang tidak terjual. Penonton yang hadir di laga pekan ke-24 Liga 1 itu tercatat hanya 26.293 orang saja.

Aremania baru mulai memadati stadion yang terletak di Kepanjen itu pada babak kedua. Hal itu berarti banyak penonton yang berhasil masuk ke stadion tanpa membeli tiket.

 

Pemain Persebaya saat turun dari barracuda yang membawa mereka menuju Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (6/10/2018). (Bola.com/Aditya Wany)
2 dari 2 halaman

Tak Membuat Grogi

Situasi itu sangat berbeda dengan Derbi Jatim yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (6/5/2018), tepat lima bulan sebelumnya. Tidak ada calo yang menjual tiket pada hari pertandingan.

Saking besarnya animo Bonek, pada H-1 pertandingan putaran pertama itu, calo sudah kehabisan tiket. Banyak Bonek yang rela mencari kontak calo agar bisa menonton laga Derbi Jatim, meski harganya melambung.

Stadion GBK dengan kapasitas 50 ribu penonton benar-benar dipadati Bonek untuk ikut meramaikan laga sarat gengsi tersebut. Mereka bahkan sudah mulai berdatangan ke area stadion sejak pagi hari.

Di sisi lain, situasi yang kurang pas untuk mendukung rivalitas Derbi Jatim ternyata membuat Mis tidak merasakan ketegangan. Dia tenang melihat tekanan yang diberikan Aremania, yang tidak begitu banyak.

"Sebelum masuk lapangan saya sempat grogi membayangkan atmosfer pertandingan. Setelah masuk, ternyata suasananya tidak seperti yang saya bayangkan. Saya tinggal fokus saja, tidak peduli teriakan di luar lapangan," imbuh wakil kapten Persebaya itu.

Di laga ini, Aremania tidak banyak memamerkan kreativitas, hanya membentangkan koreo 3D dengan ukuran kecil saja. Mereka lebih memilih spanduk sebagai penyampai pesan tekanan kepada pemain Persebaya.

Demikian halnya dengan berbagai nyanyikan yang dikumandangkan selama pertandingan berlangsung. Aremania lebih memilih untuk menyanyikan lagu dengan lirik bernada provokasi kepada suporter Persebaya ketimbang memberikan dukungan untuk timnya sendiri.

Berita Terkait