Keinginan Sederhana Sapto Dapat Bonus 2 Kali Lipat Asian Para Games

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 10 Okt 2018, 15:50 WIB
Atlet para-atletik Indonesia, Sapto Yogo Purnomo usai laga lari nomor 100 meter T37 pria yang digelar di Stadion GBK, Jakarta, Selasa (9/10). Ini menjadi medali emas kedua Sapto di Asian Para Games 2018. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bola.com, Jakarta - Sapto Yogo Purnomo merebut dua medali emas cabang olahraga para atletik Asian Para Games 2018. Alhasil, ia akan menerima bonus dua kali lipat dari pemerintah. Uniknya, ia memiliki keinginan sederhana terkait bonus itu, yakni membangun sebuah bengkel.

Sapto benar-benar berjasa bagi Indonesia di ajang Asian Para Games 2018. Tak tanggung-tanggung, ia menyumbang dua medali emas. Emas pertama didapat dari nomor 200 m T37 putra. Lalu, ia melengkapinya dengan emas di nomor 100 m T37 putra, Selasa (9/10/2018).

Advertisement

Di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sapto mengalahkan sprinter asal Iran, Davoudali Ghasemi (11,97 detik) dan pelari Arab Saudi, Ali Alnakhli (12,01 detik). Bahkan, ia juga memecahkan rekor Asia yang sebelumnya dibukukan Yongbin Lian (11,51) di Paralimpiade 2012.

Berkat kesuksesannya, otomatis Sapto akan mendapatkan bonus Rp 3 miliar dari pemerintah untuk Asian Para Games 2018. Pasalnya, pemerintah menyediakan bonus Rp 1,5 miliar per satu medali emas di multiajang empat tahunan tersebut.

"Belum tahu saya buat apa. Untuk bengkel, saya usahakan langsung jadi. Kalau bikin dealer berat. Soal dikasih orangtua, saya juga tidak tahu buat apa. Terpenting saya akan memberikannya," kata Sapto usai pengalungan medali.

Grab selaku official mobile platform partner juga mendukung Asian Para Games 2018

2 dari 2 halaman

Instan

Atlet para-atletik Indonesia, Sapto Yogo Purnomo usai laga lari nomor 100 meter T37 pria yang digelar di Stadion GBK, Jakarta, Selasa (9/10). Ini menjadi medali emas kedua Sapto di Asian Para Games 2018. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Hebatnya, kesuksesan yang diraih Sapto tersebut terbilang instan. Itu karena pria kelahiran 17 September 1998 itu baru diarahkan untuk jadi atlet atletik sejak 2015. Guru di sekolahnya lah yang jadi aktor di balik pemilihannya.

"Saat itu langsung diarahkan ke sprint dan lompat jauh. Sebelumnya malah hanya, apa ya, tidak ada cita-cita sih. Awalnya saya hanya berpikir lulus SMK saja. Soalnya kan kondisi saya tidak normal seperti yang lain," kata Sapto.

Meski telah mengharumkan nama Indonesia, peraih dua emas Asean Para Games 2017 itu memiliki target yang lebih besar. Ia berharap bisa tampil di ajang Paralimpiade 2020. "Persiapannya dari sekarang. Terpenting jaga kondisi dan bisa lebih kencang lagi saat latihan," jelasnya.

Sumber: Liputan6.com