Kisah M. Fadli, Peraih Emas Asian Para Games 2018 dan Hikmah di Balik Tragedi Amputasi

oleh Muhammad Ivan Rida diperbarui 12 Okt 2018, 20:10 WIB
Selebrasi M Fadli pebalap sepeda Indonesia yang meraih medali emas di nomor 4000 meter Individual Pursuit C4 di Velodrome Rawamangun, Jakarta, Jumat (11/10/2018). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Bola.com, Jakarta - Nama Muhammad Fadli Imammuddin terdengar asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Namun bagi penggiat balap motor Tanah Air, Fadli merupakan sosok idola.

Advertisement

Fadli berkecimpung di dunia balap motor sejak remaja. Berbagai gelar prestisius diraihnya selama berkiprah di lintasan, antara lain mendulang medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004, hingga juara nasional kelas Supersport 600cc 2010, 2011, dan 2013.

Gelimang prestasi tidak membuat nama Fadli terus eksis di dunia balap motor. Dia terpaksa menerima kenyataan pahit ketika mengalami kecelakaan pada 2015.

Motor yang dikendarai Fadli ditabrak oleh pembalap Thailand, Jakkrit Sawangswat. Kecelakaan parah mengharuskan Fadli mengamputasi kaki kirinya, setahun berselang.

"Syaraf-syaraf di kaki saya tak kunjung kembali seperti semula. Saya mulai frustrasi dan tak ingin terus menerus dalam kondisi yang tak pasti. Saya akhirnya memutuskan untuk melakukan amputasi," kata Fadli kepada Bola.com.

Fadli menghabiskan waktu cukup lama untuk memulihkan kondisi fisik dan psikisnya. Namun, dia perlahan bangkit dari keterpurukan dan enggan menyerah oleh keadaan.

Dibantu dengan kaki palsu, Fadli memberanikan diri bersepeda. Olahraga ini sebenarnya sudah lama dilakukannya untuk menjaga ketahanan tubuh sebelum balapan motor.

Kebiasaan itu membuat Fadli medapat tawaran menjadi atlet sepeda paralimpik dari Ketua Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), Raja Sapta Oktohari. Fadli pun tidak pikir panjang menerima ajakan tersebut.

Fadli pun mulai mantap mengayuh pedal. Puncaknya, dia menyumbang emas untuk Indonesia ketika bertanding pada nomor individual putra C4 4.000 meter, di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jumat (12/10/2018).

"Saya mendapat hikmah dari semua peristiwa yang saya alami. Allah Swt. kasih cobaan untuk saya pada 2015, untuk mempersiapkan diri mengikuti balap sepada Asian Para Games. Saya sangat bersyukur sekali atas nikmat ini," ujar Fadli.

Kisah Muhammad Fadli Imammuddin secara tidak langsung mengajarkan agar tak menyerah dalam keterbatasan. Dia membuktikan, kendala fisik bukan alasan untuk mengukir prestasi di kancah dunia.