Bola.com, Surabaya - Gelandang Persebaya, Robertino Pugliara terpaksa mengakhiri petualangan di Gojek Liga 1 bersama Bukalapak lebih cepat. Dia mengalami cedera patah tulang dalam pertandingan melawan Borneo FC di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu Malam (13/10/2018).
Di laga pekan ke-25 itu, Robertino mendapat tekel keras dari Wahyudi Hamisi setelah berusaha untuk masuk ke pertahanan Borneo. Hal itu pun mengakibatkan Robertino mengalami patah tulang betis kiri dan robek otot ligamen.
Setelah insiden itu, Robertino langsung ditandu dan diganti dengan Rendi Irwan pada menit ke-15. Dia juga langsung dibawa ke rumah sakit mengingat cederanya cukup parah.
Baca Juga
Insiden ini bisa jadi merupakan pelanggaran paling keras yang pernah terjadi dalam Liga 1 musim ini. Namun, Wahyudi Hamisi pun hanya mendapat kartu kuning untuk tindakan yang sangat sembrono itu.
Robertino sudah menjalani operasi pemasangan pen sekaligus penjahitan ligamen di Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi, Surabaya, Selasa (16/10/2018). Saat ini, kakinya masih digips karena dalam tahap penyembuhan.
Apa yang dialami oleh Robertino ini merupakan cedera paling parah yang pernah didapatnya selama karier profesional. Dokter Tim Persebaya, Pratama Wicaksana Wijaya memprediksi butuh waktu enam bulan untuk penyembuhan.
Itu artinya, pemain asal Argentina itu tidak bisa merumput sampai beberapa waktu pada musim depan. Kendati demikian, Robertino tidak ingin terus menerus murung dengan kecelakaan yang dialaminya.
Di sisi lain, Persebaya yang dalam kondisi terpuruk di posisi 14 klasemen sementara sebenarnya sangat membutuhkan Robertino yang merupakan pengatur serangan andalan tim. Peran vitalnya terbukti karena hanya delapan menit setelah dia keluar, Persebaya kebobolan dan terpaksa menyerah 0-1 dari Borneo FC pada akhir laga.
Pada Rabu siang (17/10/2018), Bola.com datang menjenguk Robertino Pugliara yang masih terbaring di rumah sakit. Dia pun menyambut hangat dan mencurahkan perasaannya mengenai cederanya ini.
Berikut petikan wawancaranya:
Pertama Kali Naik Meja Operasi
Dukungan dari Bonek untuk Anda mengalir sangat deras. Apakah itu sangat berpengaruh pada Anda?
Tentu saja. Bonek memberikan banyak dukungan lewat media sosial setelah pertandingan berakhir. Beberapa dari mereka juga telpon dan kirim pesan pada saya, tapi mohon maaf saya tidak membalas semuanya.
Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Bonek, mereka begitu peduli pada pemain Persebaya. Saya lihat, Bonek juga tidak turun ke lapangan saat melihat timnya kalah di kandang.
Sekarang, Bonek sudah semakin dewasa dan melakukan banyak perubahan. Mereka bisa membuat pemain merasa sangat dihargai dengan semua dukungan itu. Terima kasih banyak.
Bagaimana dengan tim pelatih atau pemain?
Semua pemain Persebaya sudah datang menjenguk saya, termasuk pelatih, dan manajemen, datang kasih dukungan. Itu membuat saya jadi lebih semangat untuk sembuh.
Bahkan, coach Dejan Antonic (pelatih Borneo FC) juga datang sehari setelah kejadiannya. Selama ini, kami kenal dekat karena pernah sama-sama berada di Persib Bandung.
Coach Alfredo Vera (mantan pelatih Persebaya) sudah datang kemarin. Kalau pemain klub lain banyak yang telpon. Mereka belum datang mungkin karena jadwal pertandingan padat. Semua kasih semangat buat saya.
Matias Cordoba (gelandang Barito Putera) juga telpon saya menanyakan kondisi saya. Dia teman baik saya sejak kecil. Dia juga mendoakan semoga saya bisa cepat sembuh dan kembali main lagi.
Dukungan dari Bonek, Pemain, dan Pelatih
Banyak yang terkejut melihat insiden tekel kepada Anda. Bagaimana sebenarnya yang terjadi?
Saya awalnya sudah melewati dia, dan berusaha masuk lewat sisi sayap. Tapi, tiba-tiba dia muncul laga dan berusaha untuk menghentikan saya untuk kedua kalinya. Saya juga sempat kaget dia berlari cepat.
Saya lihat dia (Wahyudi Hamisi) datang dan mau tahan dia dengan badan saya. Tapi ternyata dia langsung mengambil kaki saya. Pergerakan saya mungkin juga terlalu keras, dan dia tabrak, menghantam, dan tekel kaki saya.
Waktu ditandu keluar, sakitnya kaki kiri saya sangat luar biasa, terasa sampai lutut. Saya sudah merasa ini akan jadi parah. Saya sempat hampir menangis, tapi berusaha menguasai diri dan ingin segera dapat penanganan.
Saya juga merasa sangat kurang beruntung karena tim ternyata malah kalah. Setelah sampai di rumah sakit, saya sangat ingin tahu bagaimana hasil pertandingan, dan itu semakin membuat saya sedih.
Apakah Wahyudi Hamisi sudah menjenguk Anda?
Tidak, sama sekali tidak. Dia baru telepon saya sehari setelah pertandingan dan meminta maaf. Itu pun mungkin karena Bonek (suporter Persebaya) yang menyerang akun media sosialnya.
Saya tidak meminta agar dia mau menghadapi saya. Seharusnya sesama pemain sepak bola ada fairplay dan mau datang langsung. Tapi, tidak apa-apa, semuanya sudah berlalu dan dia sudah minta maaf.
Ini adalah cedera paling parah yang pernah saya dapat selama karier saya. Sebelumnya, saya pernah cedera lutut saat masih jadi pemain Persipura Jayapura dan hanya butuh empat bulan untuk penyembuhan.
Ini juga pertama kali saya mengalami cedera sampai patah tulang dan robek otot ligamen. Sebelumnya, cedera lutut itu yang terparah. Ini baru pertama kali saya sampai operasi karena cedera.
Respons Keluarga
Bagaimana respon keluarga di Argentina melihat hal ini?
Ya, mereka sangat khawatir dengan kondisi saya, karena selama ini kalau cedera belum pernah separah sekarang. Mereka memang selalu nonton pertandingan saya lewat streaming.
Begitu melihat saya jatuh dan kesakitan, orang tua telpon. Mereka ingin melihat kondisi saya seperti apa. Mereka ingin memastikan bahwa saya mendapat perawatan yang baik.
Dengan penyembuhan 6 Bulan, apa rencana Anda ke depan?
Saya menyayangkan insiden ini, karena saat ini tim sedang butuh saya. Persebaya masih di papan bawah dan harus berjuang ke atas lagi. Kalau saya tidak cedera, pasti saya bisa membantu.
Tapi, sekarang yang terbaik memang fokus untuk penyembuhan saja. Dokter tim terus mengawal saya agar bisa segera kembali. Saya juga tetap akan mendukung teman-teman di Persebaya agar lebih semangat.
Baca Juga
Eks PSM Makassar Bawa Filipina Hajar Thailand di Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024!
Janji Shin Tae-yong Menyambut 2025: Timnas Indonesia Akan Bangkit dan Mengejar Tiket Piala Dunia 2026!
Refleksi Shin Tae-yong setelah Timnas Indonesia Terhenti pada Fase Grup Piala AFF 2024: Pemain Muda Kami Telah Berjuang Keras