Bola.com, Manchester - Manchester United akan menjamu Juventus pada matchday ketiga Grup H Liga Champions di Old Trafford, Rabu (24/10/2018). Duel tersebut akan menjadi reuni antara manajer MU, Jose Mourinho, dan bintang Juventus, Cristiano Ronaldo.
Baca Juga
Kedua sosok tersebut menghabiskan tiga tahun bersama di Real Madrid antara 2010 hingga 2013. Namun, kali ini mereka akan bertemu sebagai rival.
Ronaldo akan menjadi ancaman terbesar untuk Red Devils pada laga ini, begitu juga bagi Mourinho. Sang manajer butuh hasil bagus untuk meredakan tekanan yang mengarah kepadanya akibat penampilan buruk MU pada awal musim ini.
Namun, Ronaldo tak akan membuat perjuangan Setan Merah mengincar poin penuh menjadi mudah. Pria asal Portugal itu dikenal sebagai sosok yang tak pernau mau mengalah, meskipun saat menghadapi mantan klub dan eks pelatinya.
Hubungan Mourinho dan Ronaldo kerap menjadi sorotan. Meskipun Mourinho memuji Ronaldo sebagai salah satu olahragawan terbaik di dunia pada konferensi pers sebelum pertandingan Senin (22/10/2018), hubungan keduanya tak selalu mulus.
Berikut ini pasang surut hubungan Cristiano Ronaldo dan Jose Mourinho, seperti dilansir Sky Sports, Selasa (23/10/2018).
Sebelum Real Madrid
Perang kata-kata antara Ronaldo dan Mourinho kali pertama terjadi ketika CR7 memenangi Premier League bersama Manchester United pada 2007. Saat itu, Setan Merah juara setelah unggul enam poin atas Chelsea, yang dinakhodai Mourinho.
Ronaldo membuka konfrontasi ketika menyebut Mourinho tak tahu bagaimana mengakui kegagalannya.
Mourinho meresponsnya dengan menyebut Ronaldo pembohong. "Ini pertandingan di mana seorang bocah mengeluarkan komentar yang sangat tak matang dan tak ada respek. Mungkin dia bocah yang sulit, tak berpendidikan, mungkin konsekuensinya seperti itu," sergah Mourinho.
"Sir Alex (Ferguson) merasa perlu melindungi anak ini. Tapi normalnya...saya tak punya masalah dengannya (Ferguson). Saya tak punya masalah dengan bocah tersebut."
Awal di Real Madrid
Setelah menjuarai Liga Champions bersama Inter Milan, Mourinho pindah ke Real Madrid pada Mei 2010. Musim pertamanya di Real Madrid berlangsung tanpa konflik berarti. Namun, dia terlibat konflik dengan Ronaldo pada akhir musim.
Setelah menang 1-0 atas Barcelona di final Copa Del Rey (lewat sundulan Ronaldo), Los Blancos menjamu kembali sang rival pada leg pertama semifinal Liga Champions.
Pada laga tersebut, Mourinho menerapkan taktik defensif, tapi gagal. Lionel Messi berhasil dua kali membobol gawang Real Madrid sehingga Barcelona memegang kendali menjelang leg kedua.
Ronaldo tak senang dengan hasil tersebut. Saat ditanya apakah senang dengan gaya main Real Madrid, dia menjawab: "Tidak, saya tak menyukainya. Tapi, saya harus menerapkan apa yang diinstruksikan. Itulah caranya. Kami punya strategi," sentil Ronaldo.
Ronaldo harus membayar atas apa yang diucapkannya. Dia tak dimainkan pada pertandingan berikutnya di ajang La Liga, kalah 2-3 dari Real Zaragoza.
Harus Bekerja Sama
Meskipun mulai bersilang pendapat, Mourinho dan Ronaldo menyadari saling membutuhkan untuk membuat Real Madrid sukses.
Agen Jose Mendes, yang mewakili Ronaldo sekaligus Mourinho, berperan penting untuk mendinginkan situasi. Dia kerap tampil untuk mendukung kedua sosok itu dalam berbagai kesempatan.
Hasilnya, Ronaldo dan Mourinho, tak lagi terlibat perang kata-kata di media. Ronaldo juga berperan penting mengantar Real Madrid menjuarai La Liga pada 2012, dengan mengoleksi 100 poin.
Hubungan Memburuk
Hubungan Mourinho dan Ronaldo kembali memburuk pada musim 2012-13. Mereka beberapa kali terlibat perang urat syaraf. Itu tak lepas dari penampilan buruk El Real di lapangan.
Setelah mencetak gol pada kemenangan pertama Real Madrid di La Liga musim 2012-13 di pertandingan ketiga kontra Granada, Ronaldo tak berselebrasi.
Ketika dimintai komentar atas reaksinya itu, Ronaldo mengatakan suasana di skuat Real Madrid diliputi kesedihan.
Ronaldo dan Mourinho juga dilaporkan bertengkar di ruang ganti setelah pertandingan Copa del Rey melawan Valencia. Penyebabnya, Mourinho mengkritik Ronaldo yang tak mau ikut bertahan.
Hubungan keduanya mencapai titik nadir. Saat ditanya tentang masa depan Mourinho di Real Madrid, Ronaldo memberikan jawaban yang dingin. "Itu bukan masalah saya. Yang terpenting adalah masa depan saya dan klub," sindir Ronaldo.
Mourinho juga secara terang-terangan mengeluhkan sulitnya bekerja sama dengan Ronaldo.
"Dia tak menerimanya (kritik), karena mungkin dia merasa tahu segalanya dan pelatih tak bisa membantunya berkembang," sergah Mourinho.
Buruknya hubungan Mourinho dan Ronaldo tertangkap melalui sebuah foto. Sebelum laga terakhir Mourinho di Real Madrid, fotografer menangkap momen keduanya saat di lorong, yang jelas terlihat saling tak mau terlibat kontak mata.
Rekonsiliasi
Setelah hengkang dari Real Madrid, Mourinho yang pertama kali mengomentari hubungannya dengan Ronaldo.
"Saya hanya punya satu masalah dengannya, sangat sederhana, sangat mendasar, yaitu ketika serang pelatih mengkritik pemainnya dari sisi taktik, karena berusaha memperbaiki apa yang memang bisa dikembangkan," kata Mourinho.
"Pada saat itu, dia tak bisa menerimanya dengan baik karena mungkin dia merasa tahu segalanya dan pelatih tak bisa menolongnya berkembang."
Tak lama berselang, Mourinho kembali resmi menerima pinangan Chelsea. Saat ditanya lagi tentang Ronaldo, dia menjawab secara diplomatis.
"Hubungan itu tak ada. Dia bermain untuk Real Madrid dan saya di Chelsea. Anda tak akan menemukan kami pergi bersama. Saya mengingat hal baik dan yang tak terlalu baik. Saya ingat dia mesin gol, membantu saya menjadi juara, memenangi berbagai gelar," urai Mourinho.
"Cristiano memberikan memori hebat bagi saya dan saya mendoakan yang terbaik untuk kariernya, negara, dan klubnya. Ronaldo pemain luar biasa. Dia seperti Zinedine Zidane untuk Prancis. Dia luar biasa, seorang mesin gol."
Dalam kesempatan terpisah, sikap Ronaldo juga melunak.
"Kembali bekerja sama dengan Mourinho? Mengapa tidak," ujar Ronaldo.
Dia kemudian mendeskripsikan Mourinho sebagai pelatih terbaik yang pernah bekerja sama dengannya. "Saya akan menempatkannya di posisi teratas. Saya selalu mengatakan itu," tegas pemain asal Portugal itu.